Search
Close this search box.

Tema hari kesehatan jiwa sedunia tahun 2018 yaitu “Mental Health Awarness” sehingga sudah sepatutnya masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan jiwa. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukan bahwa angka kejadian gangguan jiwa sebesar sebesar 1,7 juta orang/mil, artinya satu berbanding 1000 penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa berat. Tingginya angka gangguan jiwa memberikan dampak langsung terhadap perekonomian negara dan indeks pembangunan manusia. Oleh karena itu, tenaga kesehatan dapat memperjuangkan Hak Asasi Manusia khususnya pada penderita gangguan jiwa.

Temu Ilmiah Keperawatan Jiwa ke-10 bertemakan “Nurses a Voice to Lead: Mental Health is a Human Right” yang berlangsung pada tanggal 27 Agustus 2018 sebagai wadah dalam upaya meningkatkan kesehatan jiwa. Pada temu ilmiah kali ini turut mengundang berbagai pembicara yaitu Dr.dr.Fidiansjah Mursjid Ahmad, SPKJ., MPH (Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Keswa – NAPZA), Ibu Maulina DS Amd.Kep, SH., MH.Kes (Pengurus Pusat PPNI Hukum Pemberdayaan Politik dan Kepala Litigasi Badan Bantuan Hukum Advokasi PPNI), beserta guru besar dan dosen FIK UI, Prof Achir Yani. S Hamid, M.N., D.N.S.c, Prof . Dr. Budi Anna Keliat, S.Kp., M.App.Sc dan Dr. Novy Helena C. Daulima. S.Kp., MSC. Peserta yang menghadiri temu ilmiah berasal dari Dinas Kesehatan, Institusi pendidikan dan Rumah Sakit daerah Jabodetabek, Jawa Tengah, dan Lampung. Temu ilmiah pada tahun 2018 ini diharapkan dapat menjadikan masukan bagaimana peran dan strategi perawat jiwa dalam memberikan pelayanan keperawatan jiwa yang lebih optimal.

Pada pertemuan ilmiah ini dipaparkan materi terkait penanganan masalah kesehatan jiwa pada kondisi bencana, program indonesia sehat pendekatan keluarga (PIS-PK), peran organisasi Profesi (PPNI) dalam mewujudkan kesehatan. Kesimpulan ditarik dari materi pertama, yaitu penanganan bencana bersifat kompleks harus ditangani secara cepat dan konkrit dengan memperhatikan aspek budaya setempat. Kesimpulan materi kedua yaitu, upaya peningkatan kesehatan harus mengedepankan pendekatan keluarga untuk mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan sesuai visi misi presiden dan materi terakhir kesimpulannya adalah PPNI sebagai wadah untuk berhimpun dan menaungi setiap kebutuhan perawat agar mamu menjadi tenaga kesehatan profesional dan diakui.