Desa Kusamba di Kabupaten Klungkung, Bali, kembali menjadi tempat pelaksanaan program inovatif oleh Tim Pengabdian Masyarakat PALAPA Universitas Indonesia (UI). Dalam rangka mendukung target Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-2, “Tanpa Kelaparan,” program ini bertujuan untuk menekan angka stunting yang masih tinggi di wilayah tersebut. Stunting, yang terjadi akibat kurangnya asupan gizi pada anak-anak, mengancam masa depan generasi penerus. Oleh karena itu, Tim PALAPA menghadirkan solusi praktis melalui pelatihan pembuatan nugget berbahan dasar ikan tongkol, sumber protein lokal yang kaya akan omega-3.
Stunting merupakan masalah kesehatan yang berdampak pada perkembangan fisik dan kognitif anak. Data dari Posyandu Desa Kusamba menunjukkan bahwa banyak anak-anak di daerah ini mengalami keterlambatan pertumbuhan akibat kurangnya asupan gizi seimbang. Hal ini mendorong Tim PALAPA UI, yang dibimbing oleh Ns. Indah Permata Sari, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.Kom. terdiri dari Dewita Angelina (FIK UI 2021) selaku ketua pelaksana, Petra Siahaan (FIK UI 2021), Dhea Setya Febriyanti (FIK UI 2021), Reiza Rachmadani (FIK UI 2021), Fadhilla Annastasya E. (FIK UI 2021), M.Rais Makka (FIK UI 2021), Muhammad Mukaffi Nasution (FIK UI 2022), Rafi Sadam Al-Ghifari (FMIPA UI 2021), Madhita Eka Putri (FIB 2022), dan Rabani Malikul Ilah (FIB 2022), untuk menghadirkan solusi inovatif melalui pemanfaatan ikan tongkol—salah satu hasil laut yang melimpah di Kusamba.
“Kami memilih ikan tongkol karena tidak hanya mudah didapat, tapi juga memiliki nilai gizi yang tinggi. Protein dan omega-3 yang terkandung di dalamnya sangat penting untuk mendukung pertumbuhan anak-anak, terutama dalam mengatasi masalah stunting,” jelas Dewita Angelina. Program ini tak hanya memberi edukasi teoretis, tetapi juga melibatkan ibu-ibu kader Posyandu dan anggota PKK dalam praktik langsung membuat nugget ikan tongkol. Harapannya, keterampilan ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyediakan makanan bergizi yang disukai anak-anak.
Pelatihan pembuatan nugget ikan tongkol yang diselenggarakan di Kantor Kepala Desa Kusamba dihadiri oleh sekitar 50 ibu-ibu kader Posyandu dan anggota PKK. Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Desa I Nengah Semadi Adnyana, serta Bidan Erna, yang selama ini aktif dalam pemantauan kesehatan anak-anak di desa. Pelatihan ini dimulai dengan pemaparan mengenai pentingnya gizi seimbang untuk tumbuh kembang anak, khususnya dalam mencegah stunting, kemudian dilanjutkan dengan praktik pembuatan nugget ikan tongkol.
Para peserta sangat antusias mengikuti pelatihan ini. Menurut Ibu Made Dewi, salah satu anggota PKK, pelatihan ini sangat bermanfaat karena mudah diterapkan di rumah. “Nugget ikan tongkol ini praktis dan bahan-bahannya mudah didapat. Anak-anak saya suka, dan ini bisa menjadi alternatif makanan bergizi untuk mereka,” ujarnya.
Bidan Erna juga menyampaikan apresiasinya terhadap program ini, mengingat stunting adalah masalah yang kompleks dan memerlukan intervensi dari berbagai pihak. “Program ini sangat membantu kami sebagai kader kesehatan dalam memberikan edukasi lebih kepada masyarakat. Pemberian makanan yang bergizi untuk balita merupakan salah satu langkah penting dalam pencegahan stunting, dan pelatihan seperti ini memberikan solusi praktis bagi ibu-ibu di rumah,” jelas Bidan Erna.
Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Agus Setiawan, S.Kp., M.N., mengapresiasi kolaborasi yang dijalin oleh tim pengabdian masyarakat PALAPA. Menurutnya, program ini merupakan bukti nyata bahwa sinergi antara akademisi, pemerintah desa, dan masyarakat dapat menghasilkan solusi yang efektif dalam mengatasi masalah kesehatan seperti stunting.
“Stunting bukan hanya permasalahan yang berdampak pada fisik anak, tetapi juga terkait dengan ketahanan pangan dan kesejahteraan keluarga. Program pelatihan ini menunjukkan bahwa pendekatan lokal, seperti memanfaatkan potensi ikan tongkol, bisa menjadi kunci dalam menyediakan asupan gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal anak-anak. Saya berharap inisiatif seperti ini bisa diperluas ke daerah lain yang juga menghadapi masalah serupa,” ujar Agus Setiawan.
Agus Setiawan juga menambahkan bahwa masalah stunting perlu mendapatkan perhatian lebih dari berbagai pihak karena dampaknya yang bersifat jangka panjang. “Pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi juga mencakup aspek sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, program yang menggabungkan edukasi gizi dan pemberdayaan masyarakat ini sangat relevan dalam mengatasi tantangan yang kita hadapi.”
Program pelatihan pembuatan nugget ikan tongkol ini diharapkan tidak hanya menjadi langkah awal bagi masyarakat Desa Kusamba dalam mengatasi masalah stunting, tetapi juga menjadi model pemberdayaan masyarakat di berbagai wilayah lainnya. Dengan memanfaatkan potensi lokal dan memberikan edukasi yang tepat, keluarga-keluarga di desa ini diharapkan mampu menyediakan makanan bergizi yang mendukung pertumbuhan optimal anak-anak mereka.
Selain itu, Tim PALAPA UI berencana untuk terus memantau perkembangan gizi anak-anak di Desa Kusamba melalui kerjasama dengan posyandu setempat. Program pelatihan ini juga diharapkan dapat berkelanjutan dengan melibatkan lebih banyak kader kesehatan dan ibu rumah tangga agar upaya pencegahan stunting dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Dengan demikian, Desa Kusamba dapat menjadi contoh bagaimana pemanfaatan potensi lokal dan kolaborasi yang baik dapat menghasilkan perubahan positif dalam kesehatan masyarakat, khususnya dalam upaya pencegahan stunting. Program ini juga diharapkan mampu menginspirasi daerah lain di Indonesia untuk melakukan upaya serupa demi masa depan generasi penerus yang lebih sehat dan berkualitas.
Gedung A Lantai 2, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Kampus UI Depok,
Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia.
Jl. Prof. DR. Sudjono D. Pusponegoro, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424, Indonesia.