Pencarian
Tutup kotak pencarian ini.

Pengabdian Masyarakat

Transformasi Layanan Kesehatan Lansia: FIK UI Perkenalkan SKILAS Berbasis ICOPE di Pulogadung

Diposting di:

17 September 2024

Dalam upaya mendukung peningkatan kapasitas layanan kesehatan lansia, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa Pelatihan Skrining Kesehatan Lansia Sederhana (SKILAS) Berbasis ICOPE (Integrated Care for Older People). Pelatihan yang diadakan pada hari Rabu, 4 September 2024, di Puskesmas Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, diikuti oleh 75 kader Posyandu serta tenaga kesehatan. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali para kader dengan pengetahuan dan keterampilan praktis yang diperlukan untuk melakukan skrining kesehatan lansia secara lebih efektif dan terintegrasi. Dengan pendekatan holistik yang dikembangkan oleh WHO melalui program ICOPE, diharapkan kader Posyandu dapat berperan lebih besar dalam menjaga kualitas hidup para lansia di lingkungan mereka.

Pendekatan ICOPE yang menjadi basis pelatihan ini merupakan bagian dari strategi global WHO untuk mendukung penuaan yang sehat (healthy aging). Program ini dirancang untuk mencegah penurunan kapasitas fungsional lansia, yang meliputi kemampuan berpikir (kognitif), mobilitas, nutrisi, penglihatan, pendengaran, dan kesehatan mental. WHO mengakui bahwa populasi lansia dunia terus bertambah dan dengan itu muncul tantangan- tantangan kesehatan yang baru. Oleh karena itu, perawatan lansia tidak lagi hanya fokus pada pengobatan penyakit, tetapi juga pada pemeliharaan kemampuan fungsional agar lansia dapat terus berpartisipasi aktif dalam kehidupan sehari-hari.

Dr. Kuntarti, S.Kp., M.Biomed, selaku Ketua Tim Pengabdi, menjelaskan pentingnya penerapan ICOPE di komunitas. “Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kader Posyandu tentang pentingnya deteksi dini masalah kesehatan pada lansia. Melalui pendekatan ICOPE, kader tidak hanya dilatih untuk mengidentifikasi gejala-gejala penurunan fungsi pada lansia, tetapi juga diajarkan bagaimana menilai masalah pada lansia, sehingga dapat merekomendasikan kebutuhan perawatan lebih lanjut,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan di tingkat
primer, sehingga lansia dapat memperoleh perawatan yang lebih baik dan tepat sasaran.

ICOPE adalah salah satu langkah revolusioner yang diinisiasi WHO untuk memastikan bahwa lansia mendapatkan perawatan yang terintegrasi, berpusat pada orang (person-centered care), serta berbasis komunitas. Dengan semakin banyaknya lansia di berbagai negara, termasuk di Indonesia, tantangan kesehatan mereka menjadi semakin kompleks.

Pendekatan tradisional yang hanya berfokus pada penanganan penyakit akut kini dianggap tidak cukup. Lansia sering kali menghadapi berbagai masalah kesehatan yang saling terkait, seperti penurunan mobilitas, kekurangan gizi, depresi, dan penurunan fungsi kognitif. Oleh karena itu, ICOPE menekankan pada pencegahan dan perawatan komprehensif untuk mendukung lansia tetap mandiri.

Pada pelatihan di Puskesmas Pulogadung ini, para kader Posyandu mendapatkan materi tentang SKILAS (Skrining Kesehatan Lansia Sederhana) untuk mengidentifikasi perubahan pada enam fungsi utama yang perlu dipantau pada lansia, yaitu:
1. Kapasitas Kognitif – Mengidentifikasi penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir lansia.
2. Mobilitas – Mengukur kemampuan bergerak dan aktivitas fisik.
3. Nutrisi – Mendeteksi risiko malnutrisi atau gizi buruk.
4. Penglihatan – Menilai kualitas penglihatan yang sering kali menurun seiring bertambahnya usia.
5. Pendengaran – Mengidentifikasi penurunan kemampuan pendengaran.
6. Kesehatan mental – Mengukur potensi gejala depresi yang sering kali tidak terdeteksi pada lansia.

Selain itu, para kader juga mendapatkan edukasi empat masalah kesehatan yang umum terjadi pada lansia, yaitu Nyeri Punggung Bawah (Low back Pain), Penyakit Jantung, Penyakit Kencing Manis/ Diabetes Mellitus, dan Hipertensi. Tidak hanya dibekali teori, tetapi juga dilibatkan dalam simulasi dan latihan praktis untuk memastikan bahwa mereka dapat menerapkan skrining SKILAS ini secara langsung di lapangan. Dengan adanya kemampuan ini, kader Posyandu diharapkan mampu memberikan intervensi dini sebelum kondisi kesehatan lansia memburuk, serta mengarahkan mereka untuk mendapatkan layanan kesehatan yang lebih lanjut jika diperlukan.

Ibu Marnati, salah satu kader Posyandu dari RW 10 Kelurahan Jati yang mengikuti pelatihan, menyampaikan pengalamannya, “Pelatihan ini sangat bermanfaat, tidak hanya untuk kegiatan di Posyandu, tapi juga untuk kesehatan keluarga kami sendiri. Saya jadi tahu bagaimana cara mendeteksi masalah-masalah kesehatan yang sering dialami lansia. Saya harap pengetahuan ini bisa saya manfaatkan untuk membantu lebih banyak orang di sekitar saya.” Marniati menunjukkan betapa pentingnya pelatihan berbasis komunitas seperti yang dilakukan oleh FIK UI, dalam membantu menguatkan peran kader dalam perawatan lansia.

Plh. Dekan FIK UI, Dessie Wanda, S.Kp., M.N., Ph.D, menyampaikan pentingnya perawatan lansia berbasis komunitas dan pendekatan holistik yang diusung oleh ICOPE. “Kami di FIK UI sangat menyadari tantangan yang dihadapi oleh masyarakat dalam merawat lansia. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan kapasitas para kader Posyandu dan tenaga kesehatan di tingkat komunitas, agar mereka dapat memberikan perawatan yang terbaik dan terintegrasi. ICOPE adalah salah satu pendekatan yang sangat sesuai dengan nilai-nilai keperawatan yang kami junjung tinggi di FIK UI, yaitu merawat secara menyeluruh – tidak hanya fisik, tetapi juga mental dan sosial,” ujar Dessie Wanda.

Dessie juga menekankan bahwa kolaborasi dengan berbagai pihak sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal dalam meningkatkan layanan kesehatan bagi lansia. Pelatihan ini tidak hanya menjadi bukti kontribusi nyata FIK UI dalam merawat bangsa, tetapi juga menjadi ajang kolaborasi antara akademisi, tenaga kesehatan, dan pemerintah daerah. Melalui sinergi ini, FIK UI berharap bahwa pelatihan seperti SKILAS berbasis ICOPE dapat terus dilaksanakan di berbagai wilayah lain, sehingga semakin banyak lansia yang mendapatkan perawatan yang layak.

Kegiatan ini terselenggara berkat dukungan dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM UI) serta bekerja sama dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, dan Puskesmas Kecamatan Pulogadung. Dukungan ini menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas layanan kesehatan lansia di tingkat komunitas merupakan prioritas bersama yang memerlukan keterlibatan banyak pihak.

Kasubag Tata Usaha Puskesmas Pulogadung, Bapak Yuddy, SKM, menyampaikan rasa terima kasih kepada FIK UI atas kontribusinya. “Kami sangat berterima kasih atas terselenggaranya pelatihan ini. Diharapkan, para kader yang telah mengikuti pelatihan ini dapat lebih peduli terhadap kesehatan lansia dan dapat membantu meningkatkan kesadaran lansia di wilayah kami untuk rutin memeriksakan kesehatan mereka.”

Pelatihan SKILAS berbasis ICOPE ini menjadi salah satu contoh bagaimana pendekatan global WHO dapat diterapkan secara lokal dan memberikan dampak langsung di masyarakat. Dengan semakin meningkatnya populasi lansia di Indonesia, inisiatif seperti ini menjadi semakin relevan dan penting untuk memastikan bahwa setiap lansia dapat menjalani masa tua yang sehat, aktif, dan bermartabat.

FIK UI, melalui program-program pengabdian masyarakatnya, berkomitmen untuk terus mendukung peningkatan kapasitas kader Posyandu dan tenaga kesehatan di seluruh Indonesia, demi tercapainya layanan kesehatan lansia yang lebih baik dan berkualitas.

Bagikan artikel ini:

id_ID