Kebakaran tidak hanya menimbulkan kerugian materiil, tetapi juga meninggalkan luka psikologis yang mendalam bagi korban, mulai dari rasa cemas, kehilangan, hingga trauma berkepanjangan. Menyadari pentingnya kesehatan jiwa sebagai bagian dari penanganan bencana, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) meluncurkan program pengabdian masyarakat (Pengmas) berbasis mitigasi bencana dengan membentuk Tim Psychological First Aid (PFA) di wilayah rawan kebakaran Tambora, Jakarta Barat.
Program ini dipimpin oleh Prof. Dr. Mustikasari, S.Kp., MARS, bersama tim dosen FIK UI (Ns. Ice Yulia Wardani, M.Kep., Sp.Kep.J; Ns. Giur Hagiana, M.Kep., Sp.Kep.J; Ns. Dian Fitria, M.Kep., Sp.Kep.J) dan mahasiswa, dengan dukungan Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial (DPIS UI). Kolaborasi ini juga melibatkan Kelurahan Tambora, BPBD DKI Jakarta, Dinas Pemadam Kebakaran, Puskesmas, serta tokoh masyarakat setempat.
“Kami ingin menunjukkan bahwa kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik, terutama dalam bencana kebakaran. Tim PFA ini diharapkan dapat menjadi model penanganan trauma psikologis yang dapat direplikasi di wilayah rawan kebakaran lainnya di Indonesia,” ujar Prof. Mustikasari.
Program ini dirancang berdasarkan data kejadian kebakaran, pemetaan wilayah rawan bencana, dan analisis kebutuhan masyarakat. Faktor seperti kepadatan penduduk, instalasi listrik tidak standar, dan material bangunan rentan api menjadi pemicu kebakaran berulang. Sayangnya, dampak psikologis seperti trauma, kecemasan, dan gangguan stres pascabencana sering terabaikan dalam penanganan darurat.
Kegiatan dimulai dengan Focus Group Discussion (FGD) pada 3 September 2025, yang menggali pengalaman dan kebutuhan warga pasca-kebakaran. Hasil FGD dan diskusi pakar kemudian disusun menjadi modul PFA yang akan menjadi panduan resmi tim dalam memberikan pertolongan pertama psikologis.
Pada 10 September 2025, dilakukan pembentukan dan pelatihan Tim PFA yang diikuti 40 peserta terdiri dari kader wilayah, tokoh masyarakat, perwakilan kelurahan, tenaga kesehatan, BPBD, dan petugas damkar. Pelatihan mencakup materi tentang mengenal bencana kebakaran, masalah kesehatan jiwa, serta simulasi skenario tanggap bencana.
Rohimah, salah satu kader kesehatan, mengaku pelatihan ini membuka wawasan baru bagi dirinya.
“Saya jadi tahu bagaimana cara melakukan PFA dengan cara melihat, mendengar, dan menghubungkan warga terkait kondisi kejiwaan saat terjadi kebakaran,” ujarnya.
Ketua RT 01 RW 04 Tambora, Boby, yang pernah mengalami kebakaran pada 2021, juga menyampaikan apresiasinya.
“Dulu saya tidak tahu harus berbuat apa. Sekarang kami mengerti pentingnya bantuan psikologis bagi korban kebakaran. Ini sangat bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Dengan adanya Tim PFA, masyarakat Tambora kini memiliki garda terdepan dalam memberikan dukungan psikososial ketika bencana terjadi. Langkah ini menjadi bukti nyata komitmen FIK UI dalam menghadirkan solusi kesehatan yang tidak hanya menyentuh fisik, tetapi juga pemulihan psikologis, sehingga masyarakat dapat bangkit lebih cepat pasca-bencana.
Gedung A Lantai 2, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Kampus UI Depok,
Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia.
Jl. Prof. DR. Sudjono D. Pusponegoro, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424, Indonesia.