Remaja Indonesia menghadapi tantangan serius dalam mengenal tubuh, emosi, dan relasi. Di saat informasi seksual mudah diakses dari internet, sayangnya mayoritas remaja justru tidak mendapatkan edukasi yang tepat dan aman dari keluarga maupun institusi pendidikan formal. Edukasi seksualitas masih dianggap tabu di banyak lingkungan. Akibatnya, remaja mencari informasi dari sumber yang tidak tervalidasi—media sosial, video daring, atau percakapan sebaya—yang sering kali justru memperkuat mitos, normalisasi kekerasan, dan relasi tidak sehat.
Tanpa pemahaman yang benar, banyak remaja kesulitan membedakan kasih sayang dan manipulasi, tidak mengenal batasan diri (consent), dan tidak tahu bagaimana membangun relasi yang sehat dan saling menghormati. Tak sedikit pula yang terjebak dalam pernikahan dini atau kehamilan tidak diinginkan karena ketidaktahuan mereka tentang tubuh dan hak seksualnya.
Melihat keresahan tersebut, dua mahasiswa Magister Keperawatan peminatan Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI), I Made Dyanta Anwar dan Reztika Cahyani, menghadirkan SimuLove—sebuah inovasi edukasi seksualitas dan relasi sehat berbasis board game yang interaktif, empatik, dan menyenangkan.
SimuLove mengajak remaja untuk belajar melalui permainan yang dikembangkan dari teori cinta Sternberg. Inovasi ini tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membuka ruang aman untuk berdiskusi—sesuatu yang langka dalam konteks sosial saat ini.
“SimuLove adalah upaya kami untuk mengembalikan kendali pada remaja. Mereka berhak tahu, berhak bertanya, dan berhak merasa aman saat membahas tubuh serta relasi mereka,” ujar Dyanta.
Inovasi ini telah diimplementasikan di Kelurahan Mulyorejo dan Sukun Gempol, Kota Malang pada Januari–April 2025. Hasilnya nyata—remaja yang terlibat menunjukkan peningkatan pemahaman, keberanian untuk bertanya, dan keterlibatan aktif dalam diskusi. Program ini didukung oleh lebih dari 30 fasilitator lintas kampus serta mitra komunitas lokal, dan kini telah dititipkan kepada stakeholder setempat untuk digunakan secara berkelanjutan.
SimuLove tak berhenti di sana. Inovasi ini akan direplikasi ke beberapa tempat diantaranya yaitu Kelurahan Manggarai, Jakarta Selatan (Program KEPMAS UI), Atambua, NTT (Program PMKI), serta sedang dikembangkan ke versi digital dan metaverse agar menjangkau lebih banyak remaja di berbagai wilayah Indonesia.
Kekuatan inovasi SimuLove mendapat pengakuan nasional dalam ajang KPP Mining Youth in Action 2024, sebuah kompetisi pengabdian masyarakat yang diikuti lebih dari 600 proposal dari seluruh Indonesia. Tim SimuLove berhasil meraih pendanaan sebesar Rp20 juta dari PT Kalimantan Prima Persada (KPP), menjadi satu-satunya tim dari Universitas Indonesia, serta menyabet Juara 3 Implementasi Terbaik dan Juara 1 Best Video Implementation.
“Capaian ini sangat membanggakan. Kami berharap prestasi ini menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya, berinovasi, dan memberikan manfaat nyata kepada masyarakat,” ungkap Dr. Kuntarti, S.Kp., M.Biomed. selaku Manajer Pendidikan dan Kemahasiswaan FIK UI.
Keberhasilan ini tak lepas dari bimbingan akademik yang kuat dari Ibu Sali Rahadi Asih, Ph.D., Psikolog, Ketua Kelompok Riset Toward Healthy Body Mind and Sexuality, yang memastikan pendekatan edukatif ini berpijak pada landasan ilmiah dan psikologi perkembangan remaja. SimuLove adalah lebih dari sekadar prestasi mahasiswa. Ia adalah contoh bagaimana inovasi berbasis ilmu keperawatan komunitas mampu menyentuh masalah sosial secara langsung dan berdampak nyata.
“Kami berharap masyarakat—orang tua, guru, tenaga kesehatan, dan pemangku kebijakan—dapat melihat pentingnya membuka ruang aman untuk remaja belajar soal seksualitas dan relasi,” ungkap Dyanta. “Dengan pendekatan yang tepat, edukasi seks bukan hanya menyelamatkan, tapi memberdayakan.”
FIK UI terus memberikan dukungan penuh kepada mahasiswanya dalam mengembangkan inovasi, baik melalui kegiatan akademik maupun non-akademik. Termasuk dalam bidang keperawatan komunitas yang menekankan keterlibatan langsung mahasiswa dalam menjawab kebutuhan masyarakat.
“Kami menyediakan pendampingan akademik, dana pembinaan, serta pembimbing khusus untuk mahasiswa yang akan berkompetisi di tingkat nasional maupun internasional,” jelas Dr. Kuntarti “Mahasiswa kami dibina untuk tidak hanya berprestasi di kelas, tetapi juga mampu berkontribusi langsung melalui inovasi sosial yang berdampak.” tutupnya.
Gedung A Lantai 2, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Kampus UI Depok,
Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia.
Jl. Prof. DR. Sudjono D. Pusponegoro, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424, Indonesia.