Departemen Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Universitas Indonesia mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat untuk menekan risiko gangguan kesehatan mental pada anak usia sekolah di SDN Tegallega 1, Kota Bogor, Rabu (14/12).
Kepala Departemen Keperawatan Jiwa FIK UI Yossie Susanti mengatakan kegiatan itu dilakukan untuk memperkuat perkembangan psikososial anak sekolah dasar sebagai generasi penerus masa depan bangsa.
Ia menjelaskan perhatian terhadap isu kesehatan jiwa terus meningkat. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya stabilitas kesehatan jiwa. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Kemenkes RI, 2018) menempatkan Jawa Barat sebagai satu dari tiga provinsi dengan prevalensi gangguan jiwa dan gangguan mental emosional paling tinggi dengan prevalensi sebesar 6% pada 2013 meningkat menjadi 9,8% pada tahun 2018.
Lebih lanjut, menurut data Dinas Kesehatan Kota Bogor jumlah orang dengan masalah kejiwaan di Kota Bogor terus meningkat. Ia menuturkan hal ini perlu menjadi perhatian serius di tengah upaya Pemerintah mewujudkan bonus demografi dan visi Indonesia Sehat 2045. Yossie menyatakan, pihaknya terus melanjutkan kegiatan promosi kesehatan jiwa khususnya pada anak usia sekolah sebagai upaya menurunkan prevalensi gangguan mental emosional yang semakin meningkat, terutama akibat pandemi covid-19.
Ketua panitia pengabdian masyarakat Yudi Ariesta Chandra menjabarkan, tema kegiatan adalah “Anak Bangsa Tangguh, Indonesia Makin Hebat”. Kegiatan promosi kesehatan jiwa pada anak sekolah dilakukan menggunakan metode Terapi Kelompok Terapeutik (TKT) dengan permainan yang seru bagi anak usia sekolah.
“Kami membalut kegiatan stimulasi TKT ke dalam berbagai permainan yang mengasah perkembangan emosi, kognitif, motorik halus, dan motorik kasar anak sekolah, seperti permainan lego, lompat kotak, lomba mengisi keranjang bola dengan menelusuri garis, dan sebagainya,” kata Chandra.
Sementara itu, Kepala SDN Tegallega 1 Bogor Iroh Rosidah mengapresasi kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan FIK UI. Rosidah berharap kegiatan semacam ini semakin gencar dilakukan dalam upaya menekan risiko kesehatan mental di kota Bogor.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat dalam memperkuat perkembangan psikologis anak-anak didik kami,” ujarnya