Pencarian
Tutup kotak pencarian ini.

Penelitian

Perempuan: Agen Perubahan yang Mampu Menyelamatkan Keluarga dan Komunitas dari Dampak Kesehatan akibat Perubahan Iklim

Diposting di:

11 Februari 2025

Depok, 06 Februari 2025 – Perubahan iklim bukan hanya ancaman lingkungan, tetapi juga ancaman nyata bagi kesehatan kita, terutama bagi perempuan. Sebagai pengasuh utama keluarga dan penjaga komunitas, perempuan sering kali menjadi pihak yang paling terdampak. Untuk itu, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) menggelar diskusi publik sekaligus diseminasi hasil penelitian secara daring yang bertujuan untuk mengangkat isu penting tentang dampak kesehatan akibat perubahan iklim, serta bagaimana pemberdayaan perempuan bisa menjadi solusi utama dalam memitigasi dampaknya.

Salah satu alasan utama mengapa perempuan harus berada di garis depan dalam mitigasi dampak kesehatan perubahan iklim adalah peran sentral mereka dalam keluarga dan komunitas. Sebagai pengasuh, perempuan lebih banyak terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan keluarga, mulai dari mengurus anak-anak, merawat orangtua, hingga menjaga kebersihan rumah dan lingkungan. Selain itu, perempuan di banyak daerah, baik perkotaan maupun pedesaan, sering kali lebih dekat dengan sumber daya alam dan kesejahteraan komunitas mereka. Oleh karena itu, perempuan memiliki potensi besar untuk mempengaruhi kebiasaan sehari-hari yang dapat mengurangi dampak buruk perubahan iklim terhadap kesehatan.

Penelitian ini merupakan bagian dari kolaborasi FIK UI dengan Monash University dan University of Melbourne sejak Agustus 2023, yang dilaksanakan berkat dukungan pendanaan dari KONEKSI Research Grant Pilot. Penelitian yang berfokus pada peran perempuan dalam menghadapi dampak kesehatan akibat perubahan iklim ini diketuai oleh Ns. Suryane Sulistiana Susanti, S.Kep., M.A., PhD, dengan tim peneliti Indonesia yang terdiri dari Ns. Rona Cahyantari Merduaty, S.Kep., M.AdvN., Ns. Indah Permata Sari, M.Kep., Sp.Kep.Kom., dan Dessie Wanda, Ph.D. Kolaborasi juga melibatkan A/Prof. Zerina Lokmic-Tomkins, PhD dari Monash University serta A/Prof. Ann Borda, PhD dari University of Melbourne.

Dekan FIK UI, Prof. Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati, S.Kp., MARS, FISQua, CHAE, menyampaikan rasa terima kasih atas kolaborasi antara peneliti Indonesia dan internasional dalam menghadapi isu perubahan iklim global. “Penelitian ini tidak hanya menyoroti dampak langsung perubahan iklim, tetapi juga menunjukkan peran krusial yang dapat dimainkan perempuan dalam mitigasi dampak tersebut. Sebagai profesional kesehatan dan pemimpin dalam masyarakat, sudah menjadi tugas kami untuk memberdayakan perempuan dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan ini dan memastikan kesejahteraan generasi mendatang”, tegas Prof. Rr. Tutik.

Salah satu temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa perubahan iklim memicu bencana alam, seperti banjir rob, yang merusak lingkungan dan meningkatkan risiko penyakit berbahaya. Banjir rob tak hanya menyebabkan kerusakan fisik, tetapi juga memicu infeksi kulit, demam, gangguan pernapasan, bahkan kelelahan ekstrem. Lebih dari itu, perempuan yang merawat keluarga sering kali harus berjuang lebih keras untuk memastikan kesehatan keluarga mereka setelah bencana, menjadikan mereka kelompok yang paling rentan terhadap dampak kesehatan ini.

Walaupun banyak perempuan sudah memahami pentingnya berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim, seperti melalui penanaman pohon atau pengelolaan limbah, banyak dari mereka yang belum mengetahui langkah-langkah konkret yang bisa mereka lakukan. Hal ini terjadi karena kurangnya panduan teknis yang jelas dari pihak berwenang yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian ini juga menemukan berbagai solusi efektif untuk mengatasi masalah tersebut, yang diharapkan dapat memperkuat peran perempuan dalam mitigasi dampak kesehatan akibat perubahan iklim:

·    Pengelolaan Limbah yang Efisien dan Ramah Lingkungan: Perempuan diberdayakan untuk lebih aktif mengelola limbah di rumah tangga dan komunitas, mengurangi potensi bahaya akibat pencemaran dan sampah, yang bisa berdampak langsung pada kesehatan mereka.

·  Edukasi tentang Perubahan Iklim dan Kesehatan: Program pendidikan yang menyeluruh sangat penting untuk memberikan perempuan pengetahuan teknis terkait perubahan iklim dan cara melindungi kesehatan keluarga mereka. Misalnya, mengidentifikasi tanda-tanda penyakit yang muncul setelah bencana atau bagaimana meminimalisir dampak kesehatan dari bencana alam.

·  Pelatihan Pemberdayaan Ekonomi Berkelanjutan: Salah satu solusi yang muncul adalah pemberdayaan perempuan untuk menciptakan ekonomi berbasis keberlanjutan. Dengan melibatkan mereka dalam pertanian ramah iklim atau pengelolaan sumber daya alam yang bijak, perempuan dapat meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga mereka sekaligus berperan aktif dalam menjaga lingkungan.

·    Pelatihan Kader Kesehatan Berbasis Siklus Kehidupan: Agar perempuan lebih siap dalam menjaga kesehatan keluarga, pelatihan kader kesehatan sesuai dengan siklus kehidupan manusia sangat dibutuhkan. Pelatihan ini mencakup pengetahuan tentang bagaimana perubahan iklim memengaruhi kesehatan sepanjang hidup, dari anak-anak hingga lansia.

Langkah-langkah ini dapat memperkuat kapasitas perempuan dalam menghadapi dampak perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan keluarga serta komunitas terhadap bencana. Namun, untuk bisa melakukannya, mereka membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama pemerintah yang harus lebih proaktif dalam memberikan edukasi serta sumber daya yang dibutuhkan.

Penelitian ini juga menegaskan pentingnya kolaborasi internasional. Kerja sama dengan Monash University dan University of Melbourne membawa wawasan baru tentang strategi mitigasi yang telah diterapkan di Australia, yang bisa diadaptasi di Indonesia. Pendanaan dari KONEKSI Research Grant Pilot juga menunjukkan komitmen nyata dari pemerintah Australia untuk mendukung upaya mitigasi perubahan iklim di Indonesia.

Dalam diskusi publik ini, Ketua tim penelitian, Ns. Suryane Sulistiana Susanti, S.Kep., M.A., PhD, menegaskan bahwa perubahan iklim tidak hanya berdampak pada masyarakat perkotaan, tetapi juga masyarakat pedesaan yang sering kali memiliki keterbatasan dalam mengakses informasi dan sumber daya. Banyak bencana seperti banjir rob dan kekeringan yang tidak diidentifikasi dengan baik sebagai akibat dari perubahan iklim.

Melalui diskusi ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya tindakan kolektif dalam menghadapi perubahan iklim, serta mendorong pemerintah untuk lebih aktif dalam mitigasi dan menyediakan lebih banyak dukungan bagi perempuan untuk menghadapi tantangan besar ini.

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) merupakan institusi pendidikan yang berkomitmen mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keperawatan dan berperan aktif dalam riset yang relevan dengan isu-isu kesehatan global. FIK UI juga berkolaborasi dengan berbagai institusi internasional dalam upaya mencari solusi berkelanjutan terkait dampak perubahan iklim yang dihadapi masyarakat Indonesia.

Melalui langkah-langkah yang sudah disarankan, perempuan dapat menjadi agen perubahan yang nyata dalam memperkuat ketahanan keluarga dan komunitas terhadap dampak perubahan iklim. Dengan pemberdayaan yang tepat, perempuan bukan hanya bisa menjaga kesehatan keluarga, tetapi juga memimpin jalan menuju lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Bagikan artikel ini:

id_ID