Pencarian
Tutup kotak pencarian ini.

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang sempurna untuk bayi, baik kualitas maupun kuantitasnya. ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan. Setelah usia tersebut, bayi dapat diperkenalkan dengan makanan tambahan secara bertahap, namun ASI tetap diberikan sampai dengan usia anak mencapai 2 tahun.

Praktik pemberian ASI yang tepat untuk 6 bulan pertama kehidupan merupakan hal yang paling penting dan hemat biaya dalam rangka menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada anak. Dampak dari pemberhentian pemberian ASI secara eksklusif adalah menurunnya tingkat kecerdasan anak. Selain itu, dapat juga menyebabkan kanker payudara dan kanker indung telur pada ibu setelah menapouse. Namun kepatuhan menyusui eksklusif di berbagai negara belum memuaskan, termasuk di Indonesia.

Di Indonesia, penyebab pemberian ASI eksklusif tidak sukses bukan hanya karena alasan kurangnya pengetahuan atau persepsi yang salah tentang menyusui dan ibu kembali bekerja, tetapi juga karena tradisi. Oleh karena itu, penting dibentuk suatu model yang berisi informasi keperawatan yang bersifat lintas budaya (Transcultural Nursing) dalam meningkatkan pelaksanaan pemberian ASI eksklusif sesuai dengan budaya yang dianut oleh ibu dan keluarganya.

Hal tersebut mendasari Jurana untuk melakukan penelitian dengan judul Model Pendidikan Kesehatan IMTASIE Berbasis Budaya Kaili untuk Meningkatkan Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif.” Setelah mempertahankan disertasinya dihadapan para penguji pada Rabu, 8 Juni 2016, pukul 10.00 di Gedung Pendidikan dan Laboratorium FIK UI, Depok, Jurana resmi menjadi Doktor Keperawatan ke-43.

Sidang promosi tersebut dipimpin oleh Dekan FIK UI, Junaiti Sahar, Ph.D., dengan promotor Yeni Rustina, Ph.D., dan Ko-promotor Dr. Besral, SKM., M.Sc. dengan anggota Dr.drg. Ella Nurlaela Hadi, M.Kes., Kusman Ibrahim, S.Kp., MNS., Ph.D., Dr. dr. Budi Iman Santoso, Sp. OG(K)., dan Prof. Dra. Setyowati, Ph.D. Namun salah seorang Ko-promotor, Prof. Dr. dr. H. M. Rusli Ngatimin, MPH., berhalangan hadir karena alasan kesehatan.

Tujuan penelitian Jurana adalah teridentifikasinya mitos, budaya, pengetahuan dan sikap yang mempengaruhi pemberian ASI ekslusif, terbentuknya model pendidikan kesehatan terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif sebagai dasar untuk suksesnya target pencapaian pemberian ASI eksklusif melalui penerapan model pendidikan kesehatan berbasis budaya yang telah teruji, dan praktek pemberian ASI 1 bulan. Penelitian ini dilakukan di rumah sakit Anutapura Palu dengan berbagai etnis yaitu Bugis Makassar, Kaili, dan Jawa.

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa Model IMTASIE (Intervensi Model Transkultural ASI Eksklusif) yang dikembangkan memberikan efek signifikan terhadap praktik pemberian ASI satu bulan. Berdasarkan hasil penelitian ini, Jurana merekomendasikan perlunya pelibatan tokoh masyarakat dalam kegiatan pendidikan kesehatan tentang pemberian ASI eksklusif dari perspektif budaya.Jurana yang merupakan staf pengajar di Politeknik Kementerian Kesehatan Palu ini lulus dengan nilai Sangat Memuaskan.

RIO_2053RIO_1939RIO_2082RIO_2150

id_ID