Siswa pada tingkat Sekolah Dasar (SD) memiliki kerentanan terhadap cedera sebagai konsekuensi tumbuh kembang pada usia tersebut. Rasa ingin tahu yang tinggi mengenai sesuatu serta kemampuan motorik yang pesat meningkatkan menjadi kebutuhan akan perlunya kewaspadaan terhadap kondisi tersebut. Cedera yang terjadi sering timbul karena kerentanan dalam merespon bahaya di sekitar lingkungan. Cedera muncul dapat terjadi karena kesengajaan atau ketidaksengajaan. Data riset menyampaikan bahwa anak laki-laki memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk terkena cedera dibandingkan dengan anak perempuan. Penyebab utama dari cedera anak disebabkan karena terjatuh saat bermain dan karena aktifitas olah raga (WHO, 1991).
Dari data riset Notosiswojo, (1991) dkk., menyampaikan bahwa cedera akibat rumah tangga karena terkena benda tajam, atau terjatuh, terpeleset atau terkena air panas memiliki presentase lebih tinggi di daerah pedesaan dan terjadi lebih banyak pada anak berusia 0-20 tahun. Menyikapi hal ini, tim pengabdian masyarakat FIK UI melaksanakan pelatihan penanganan cedera sederhana bagi siswa SD. Tujuan kegiatan selain memberikan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menangani cedera ringan juga dapat mencegah cedera berlanjut sehingga tidak berisiko menimbulkan kecacatan atau infeksi.
Pelaksanaan dilakukan pada hari Jum’at dan Sabtu, 27-28 Oktober 2020, Tim Pengabdian masyarakat dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia melakukan rangkaian pengabdian masyarakat di SDN Banyu Biru 02, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten. Sebanyak 58 anak kelas 4 sampai 6 SD yang mendapatkan edukasi mengenai penanganan pertama pada luka, memar atau terkilir. Pengabdian masyarakat ini diketuai oleh Ns. Shanti Farida Rachmi, M.Kep, Sp. Kep. M.B dan Ns. La Ode Abd. Rahman serta 6 orang mahasiswa program Sarjana dan Magister FIK UI. Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para peserta tentang perawatan luka, baik itu penanganan luka pertama, luka berdarah, memar, dan terkilir.
Pengabdian masyarakat yang dilakukan dari Universitas Indonesia ini telah direncanakan sejak sebelum pandemi dan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. Tim pengabdi melakukan pembagian masker dan hand sanitizer kepada para peserta sebagai upaya untuk menjaga protokol kesehatan pandemik Covid-19 selama kegiatan berlangsung. Para peserta diharuskan duduk dengan menjaga jarak dan membatasi jumlah peserta dalam satu ruangan. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung program Pemerintah 3M (menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, dan menjaga jarak).
Kegiatan Pengmas diawali dengan pembukaan dan perkenalan dari tim pengabdi kepada seluruh peserta yang dimulai pukul 08.30-10.30 WIB. Pemberian edukasi terkait penanganan pertama pada cedera disampaikan oleh Ketua Tim pengabdi yaitu Ns. Shanti Farida Rachmi, M. Kep. Sp. Kep.M.B. Sebelum memulai materi penanganan cedera, pemateri menjelaskan juga kepada peserta terkait pemakaian masker dan cuci tangan menggunakan hand sanitizer. Setelah pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi terkait perawatan pada cedera baik luka kecil, luka berdarah, memar, dan terkilir. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa anak-anak dalam masa pertumbuhannya akan dihabiskan dengan bermain, baik bermain di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah. Terkadang tanpa disengaja anak-anak pada saat bermain akan mengalami situasi jatuh dan terluka. Edukasi ini dilakukan supaya saat terluka anak-anak terampil merawat luka mandiri, atau mampu membantu temannya yang mengalami cedera ringan. Jika luka cukup parah, anak-anak juga diberikan pengetahuan dan keterampilan menilai luka dan inisiatif mencari bantuan orang dewasa di sekitar mereka.
Kegiatan diakhiri dengan pengukuran antropometri kepada peserta untuk diukur tinggi badan dan berat badan nya dan menjadi data bagi kegiatan selanjutnya yang dapat dilakukan bersama dengan pihak sekolah. Tim Pengmas menyerahkan sumbangan berupa “First Aid Bag” bagi pihak sekolah yang dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan siswa di sekolah. Kegiatan diakhiri dengan melakukan identifikasi lingkungan sekolah dalam mendukung sekolah ramah anak salah satunya adalah ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah) dan Guru penanggung jawab UKS sebagai sarana dan sumber daya penanganan kesehatan pertama bagi siswa di sekolah. Tim berharap kegiatan ini akan terus berlanjut dilaksanakan sebagai bentuk pengabdian civitas UI bagi masyarakat Indonesia.
Pemaparan materi Edukasi dan demonstrasi Penanganan Pertama Pada Luka
Pemeriksaan antropometri
Penyerahan Tas Pertolongan Pertama kepada Pihak Sekolah
Foto Bersama Peserta