Insiden keselamatan pasien di rumah sakit (seperti: infeksi, salah obat, pasien jatuh, salah operasi) masih sering dijumpai. Faktor yang berkontribusi dengan kondisi tersebut diantaranya penerapan kepemimpinan dan budaya keselamatan pasien di rumah sakit belum optimal. Upaya yang telah dilakukan kepala ruang dalam membangun budaya keselamatan pasien di antaranya adalah memberikan pengarahan pada saat pre atau post conference, memonitor dan melaporkan kondisi pasien yang berisiko terjadi infeksi, luka dekubitus, dan risiko atau kejadian pasien jatuh kepada Kepala Instalasi Rawat Inap, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai standar prosedur operasional, dan memonitor penerapan sasaran keselamatan pasien. Namun pada kenyataannya, penerapan kepemimpinan transformasional kepala ruang kurang optimal. Penerapan kepemimpinan yang tidak sesuai dan tidak optimal dapat mempengaruhi budaya keselamatan pasien di ruang rawat inap, serta diperlukan model yang sesuai dan dapat meningkatkan budaya keselamatan pasien.
Hal tersebut yang mendasari Tutiany melakukan penelitian yang bertujuan memperoleh model kepemimpinan kepala ruang untuk membangun budaya keselamatan pasien. Tutiany mempertahankan disertasinya yang berjudul “Model Kepemimpinan Kepala Ruang untuk Membangun Budaya Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit” di hadapan para penguji pada Selasa 5 Januari 2016. Sidang yang bertempat di Gedung Pendidikan dan Laboratorium FIK UI Depok tersebut diketuai Dekan FIK UI, Junaiti Sahar, Ph.D., dengan promotor Prof. Achir Yani S. Hamid, D.N.Sc. dan Ko-promotor Dewi Irawaty, M.A., Ph.D. dan Dr. Besral, SKM., M.Sc. dengan anggota Prof. dr. Hadi Pratomo, MPH., Dr.PH., Dr. Wirawan, MSL., SP.A., MM., M.Si., Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati, S.Kp., MARS., dan Dr. Ati Surya Mediawati, S.Kp., M.Kep.
Dari penelitiannya, Tutiany menyimpulkan komponen kepemimpinan yang terbesar kontribusinya, adalah: percaya diri, kepercayaan, keterampilan politis, komunikasi, dan pengembangan diri. Selain itu, Tutiany membuktikan bahwa kepemimpinan kepala ruang berpengaruh langsung terhadap budaya keselamatan pasien. Tutiany yang merupakan staf pengajar Poltekkes Kemenkes Jakarta I resmi menjadi doktor keperawatan ke-40 dari FIK UI.