Pencarian
Tutup kotak pencarian ini.

Pengabdian Masyarakat

Mengangkat Peran Perawat di Era Digital: Fakultas Ilmu Keperawatan UI Gelar The 9th Biennial International Nursing Conference (BINC)

Diposting di:

24 Oktober 2024

Perawat sering kali dipandang sebelah mata oleh masyarakat umum, dianggap sekadar asisten dokter, padahal peran mereka dalam menjaga kesehatan masyarakat sangatlah krusial. Dalam The 9th Biennial International Nursing Conference (BINC) yang digelar oleh Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI), peran strategis perawat dalam sistem pelayanan kesehatan kembali ditegaskan. Konferensi yang berlangsung pada Kamis (17 Oktober 2024) di The Margo Hotel, Depok, ini dihadiri oleh 100 peserta dari berbagai negara, termasuk Taiwan, Amerika Serikat, Inggris, dan Malaysia.

Dekan FIK UI, Agus Setiawan, S.Kp., M.N., D.N., menekankan bahwa perawat merupakan pilar kesehatan terbesar di Indonesia, dengan jumlah mencapai 49% dari seluruh tenaga kesehatan. “Perawat tidak hanya mendukung dokter, tetapi memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan perawatan langsung, mendukung pemulihan pasien, serta menjaga kesehatan masyarakat,” jelasnya.

BINC 2024 mengusung tema “Advancing Nursing Education and Practice for Future Global Health in Digital Health”, yang relevan dengan perkembangan teknologi kesehatan global, termasuk *telemedicine*, kecerdasan buatan, dan pengelolaan kesehatan berbasis data. Ketua panitia BINC, Ns. La Rakhmat Wabula, S.Kep., M.Kep., menekankan bahwa perawat perlu mengembangkan keterampilan baru dalam bidang kesehatan digital agar siap menghadapi tantangan global di masa depan.

Konferensi ini menampilkan sejumlah pembicara utama yang berpengaruh dalam dunia kesehatan dan teknologi digital, di antaranya:
– Bapak Aryo Paramoragung, S.T., M.T (Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Indonesia), yang berbicara tentang peran teknologi digital dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Beliau menyoroti bagaimana telemedicine dan digitalisasi dapat mempermudah akses kesehatan, khususnya di daerah terpencil.
– Prof. Hugh McKenna (CBE, PhD, B.Sc(Hons), RMN, RGN, RNT, DipN(Lond), AdvDipEd, FFN RCSI, FEANS, FRCN, FAAN, MEA), dari Ulster University, Inggris, membahas bagaimana pendidikan keperawatan harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi, terutama dalam menghadapi era telehealth dan kecerdasan buatan.
– Prof. Kuei-Ru Chou, Ph.D., RN. dari Taipei Medical University, Taiwan, yang merupakan Presiden Lambda Beta-at-Large Chapter, mengangkat topik mengenai perawatan kesehatan untuk populasi lanjut usia di era digital, serta bagaimana teknologi dapat membantu memperpanjang kualitas hidup mereka.

Selain itu, BINC juga menyajikan sesi panel dengan para ahli internasional yang berbagi temuan penelitian dan inovasi terbaru di bidang keperawatan, antara lain:

– Prof. Joan E. Edwards, Ph.D. CNS, RN, FAAN. dari Texas Woman’s University, USA, yang membahas inovasi dalam keperawatan onkologi.
– Prof. Mei Feng Lin, Ph.D., RN. dari National Cheng Kung University, Taiwan, yang mengkaji pendekatan teknologi dalam perawatan kesehatan mental.
– Prof. Agung Waluyo, S.Kp., M.Sc., Ph.D. dari Universitas Indonesia, yang menekankan peran pendidikan keperawatan dalam mendukung transformasi digital di sektor kesehatan Indonesia.
– Assoc. Prof. Dr. Muhammad Kamil Che Hasan dari International Islamic University Malaysia, yang berbicara tentang pentingnya etika dalam penggunaan teknologi digital dalam pelayanan keperawatan.
– Dr. Robert Griffiths dari University of Manchester, Inggris, yang menguraikan bagaimana machine learning dan kecerdasan buatan dapat meningkatkan diagnostik keperawatan dan pengambilan keputusan klinis.

Tema BINC 2024 ini selaras dengan kebutuhan untuk mempersiapkan perawat menghadapi tantangan masa depan. Seiring dengan berkembangnya telemedicine dan penggunaan kecerdasan buatan dalam diagnosis serta pengobatan, perawat dituntut untuk menguasai teknologi kesehatan digital. “Pendidikan keperawatan harus mampu menyiapkan perawat yang tidak hanya kompeten secara klinis, tetapi juga cakap dalam menggunakan teknologi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan,” ujar La Rakhmat Wabula.

Dalam rangkaian acara BINC ini, mahasiswa keperawatan juga mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan hasil penelitian mereka melalui poster dan sesi tanya jawab. Konferensi ini menjadi ajang untuk berbagi ide-ide inovatif dan membangun jaringan profesional antarnegara.

Agus Setiawan menegaskan pentingnya perawat sebagai elemen sentral dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia dan dunia. “Perawat sering kali menjadi kontak pertama bagi pasien dan memainkan peran kunci dalam mendukung perawatan mandiri serta pengelolaan penyakit kronis. Mereka juga berperan sebagai edukator dalam mempromosikan kesehatan dan mencegah penyakit.”

Seiring dengan meningkatnya jumlah lansia dan kompleksitas penyakit di dunia, kebutuhan akan perawat yang kompeten dan adaptif terhadap perkembangan teknologi menjadi semakin krusial. “Kami berharap BINC 2024 dapat mendorong kolaborasi antarnegara untuk menciptakan sistem pelayanan kesehatan global yang lebih efektif dan inklusif, dengan perawat sebagai ujung tombaknya,” tambahnya.

BINC 2024 adalah bukti nyata bahwa FIK UI terus berkomitmen untuk mengembangkan pendidikan dan praktik keperawatan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Dengan menghadirkan para ahli dari berbagai negara, konferensi ini memberikan wawasan baru dan inovasi yang dapat diterapkan di dunia kesehatan, serta mendorong kolaborasi internasional yang berkelanjutan.

Melalui The 9th Biennial International Nursing Conference, FIK UI bertekad untuk terus memajukan peran perawat dalam era digital, memastikan bahwa profesi ini tetap relevan dan memiliki dampak yang signifikan dalam menciptakan layanan kesehatan yang lebih baik dan lebih inklusif di masa depan.

Bagikan artikel ini:

id_ID