Dua mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI), Mahsa Nur Zahra dan Safira Putri Khoirunnisaa, terpilih menjadi delegasi dalam program Summer Inbound Exchange Nursing Program 2025 yang diselenggarakan oleh Taipei Medical University (TMU) pada tanggal 19–23 Mei 2025.
Program ini merupakan bentuk kolaborasi akademik internasional TMU dengan universitas dari berbagai negara, di antaranya Universitas Indonesia, Bacol University (Filipina), dan Chulalongkorn University (Thailand). Mahasiswa FIK UI terlibat aktif dalam berbagai sesi kuliah, diskusi lintas budaya, serta kunjungan ke institusi layanan kesehatan seperti Shuang Ho Hospital, Wan Fang Hospital, dan Postpartum Care Center.
Kegiatan ini menjadi salah satu program strategis dalam mendukung pencapaian visi dan misi FIK UI untuk mencetak lulusan yang berkontribusi dalam pembangunan kesehatan global.
“Melalui program ini, mahasiswa FIK UI tidak hanya terpapar pada standar dan sistem kesehatan dari negara lain, tetapi juga memperoleh pembelajaran langsung terkait kompetensi yang dibutuhkan saat memberikan layanan kesehatan, terutama di unit-unit khusus seperti dementia center, postpartum care, dan pediatric care,” ujar Dr. Kuntarti, S.Kp., M.Biomed., selaku Manajer Pendidikan dan Kemahasiswaan FIK UI.
Menurut beliau, keikutsertaan mahasiswa dalam forum internasional juga menjadi momentum untuk memperkuat kurikulum dan pembelajaran berbasis kompetensi global di FIK UI.
“Kami berharap mahasiswa yang mengikuti program ini dapat menjadi agen perubahan di lingkungan kampus. Mereka bisa berbagi pengalaman dan wawasan yang didapat kepada rekan-rekan lainnya, sehingga tercipta budaya akademik yang terbuka, kolaboratif, dan berorientasi internasional,” tambah Dr. Kuntarti.
Program ini juga menjadi salah satu bentuk implementasi nyata dari kerja sama antara FIK UI (UI Faculty of Nursing) dan School of Nursing TMU.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat hubungan kerja sama antar universitas yang sebelumnya telah dituangkan dalam MoU, sekaligus memberikan pengalaman eksposur internasional yang sangat berharga bagi mahasiswa kami,” jelas Hening Pujasari, S.Kp., M.Biomed., MANP., Ph.D, selaku Manajer Kerja Sama dan Hubungan Alumni FIK UI.
Menurut Dr. Hening, FIK UI berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap perjanjian kerja sama internasional menghasilkan kegiatan konkret, bukan hanya sekadar MoU simbolis.
“Kami ingin memastikan kerja sama internasional ini berjalan dua arah dan saling menguntungkan. Setelah inbound program ini, kami akan lanjutkan dengan program benchmarking dan outbound bagi mahasiswa serta dosen S2 ke TMU. Selain itu, FIK UI akan menjadi co-host dalam konferensi internasional TMU dan kami juga akan mengirim delegasi akademik ke sana,” tambahnya.
Tak berhenti di situ, FIK UI saat ini sedang dalam tahap persiapan untuk membuka program dual degree bersama TMU dan mengupayakan pertukaran mahasiswa secara dua arah.
“Tahun depan, kami targetkan akan ada mahasiswa inbound dari TMU ke UI, dan sebaliknya. Kami ingin memperluas dampak kerja sama ini ke lebih banyak elemen—mahasiswa, dosen, dan sistem akademik,” ungkapnya.
Bagi Mahsa dan Safira, pengalaman ini menjadi titik penting dalam perjalanan akademik dan pribadi mereka. Tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter yang lebih adaptif, berani, dan terbuka terhadap perspektif global. Mereka mengaku sangat terkesan dengan sistem pelayanan kesehatan Taiwan yang mengedepankan kenyamanan pasien, pendekatan humanistik, serta peran aktif perawat dalam pengambilan keputusan klinis.
“Kami belajar bahwa menjadi perawat bukan hanya soal tentang praktik di rumah sakit, tapi juga tentang menjadi pelayan kemanusiaan yang peka terhadap kondisi sosial, budaya, dan psikologis pasien,” ungkap Safira.
Selain memperoleh pengalaman klinis, program ini juga memperkuat keterampilan komunikasi lintas budaya, termasuk dalam penggunaan Bahasa Inggris dalam konteks profesional. Kendala bahasa justru menjadi pemicu untuk tumbuh dan percaya diri dalam berinteraksi global.
Setelah kembali ke tanah air, mahasiswa diharapkan dapat menjadi role model dan motivator bagi teman-temannya. Mereka juga didorong untuk menjaga komunikasi dengan peserta dari negara lain untuk memperluas jejaring dan membuka peluang kolaborasi akademik ke depan.
“Kami ingin menjadi bagian dari generasi perawat yang tak hanya kompeten, tapi juga visioner dan kontributif di tingkat global. Apa yang kami pelajari di Taiwan bisa menjadi inspirasi dalam membangun sistem keperawatan yang lebih manusiawi dan inovatif di Indonesia,” tutup Mahsa.
Melalui partisipasi aktif dalam program-program internasional seperti ini, FIK UI terus mempertegas komitmennya dalam mencetak perawat masa depan yang unggul secara akademik, peka terhadap isu global, dan siap berkontribusi nyata dalam pembangunan kesehatan di tingkat nasional maupun internasional.
Gedung A Lantai 2, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Kampus UI Depok,
Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia.
Jl. Prof. DR. Sudjono D. Pusponegoro, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424, Indonesia.