Pencarian
Tutup kotak pencarian ini.

Sri Agustin Tabara, Mahasiswa Magister Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) dan Sofina Izzah, Mahasiswa Program Profesi Ners FIK UI adalah dua dari 105 mahasiswa FIK UI yang terjun langsung menjadi relawan menangani pasien COVID-19 di sejumlah rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit UI (RSUI).

Sri menuturkan, “Saya mendapat informasi bahwa RSUI membuka panggilan menjadi volunteer. Untuk itu saya mendaftarkan diri secara kolektif melalui Pusat Krisis FIK UI. Saya menempuh sejumlah tahapan seperti seleksi administrasi, wawancara yang dilakukan secara online, serta skrining kesehatan.

Bagi saya, menjadi relawan di situasi pandemi ini merupakan sebuah panggilan negara yang wajib dilakukan, khususnya bagi saya yang adalah seorang perawat. Saya sangat terbebani ketika melihat meningkatnya kebutuhan tenaga medis dan tenaga kesehatan karena pasien terus bertambah dari hari ke hari.”

Ketika ditanyakan cara ia mengatur jadwal antara menjadi relawan dan mahasiswa yang tengah menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), Sri menuturkan, “Sejauh ini saya belum mengalami kendala berarti, saat harus berkuliah sambil menjadi relawan. FIK UI membebastugaskan mahasiswa berpartisipasi dalam kuliah online saat menjadi relawan, namun untuk tugas-tugas tetap dapat saya kerjakan di saat free.”

Dalam seminggu, Sri bekerja selama 5 – 6 hari kerja dimana per harinya menjalani satu shiftShift kerja terbagi dalam tiga yaitu, shift pagi dan shift siang masing-masing sebanyak 7 jam, dan shift malam sebanyak 12 jam.

Sri, yang telah bergabung menjadi relawan sejak 6 April 2020, ditempatkan di Ruang Intensive Care Unit (ICU) COVID-19 yang langsung berhadapan dengan pasien. Tugas Sri saat ini menjadi rekan kerja para perawat RSUI dalam memberikan perhatian kepada pasien dan membantu memenuhi segala kebutuhan pasien.

Bagi Sri, pengalaman paling berkesan selama bekerja sebagai relawan adalah melihat keadaan umum pasien yang semakin hari semakin baik. Sri juga merasa bangga ketika memperoleh dukungan dari keluarga pasien maupun masyarakat. “Hal tersebut merupakan ‘vitamin C’ bagi saya dan tenaga kesehatan serta tenaga medis lainnya. Juga merupakan sumber kekuatan dalam memberikan pelayanan yang terbaik,” ujar Sri.

Sri berpesan agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dan tidak memandang remeh virus COVID-19 ini. Juga, selalu menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) seperti mencuci tangan dengan benar dan bersih, menjalankan social distancing, selalu menggunakan masker ketika keluar rumah, dan usahakan tetap di rumah saja. Saya berharap agar stigma negatif terhadap pasien COVID-19, tenaga kesehatan serta tenaga medis dapat berhenti pula.”

Kisah Sofina tidak jauh berbeda dari Sri. Ia mendaftarkan diri sebagai relawan ketika mengetahui RSUI membuka panggilan sebagai volunteers. Ia sudah bertugas sebagai relawan perawat di RSUI sejak 1 April 2020. Sofina menganggap menjadi perawat dalam masa pandemi ini adalah sebuah tindakan kepahlawanan bagi bangsa.

Saat ini Sofina juga ditempatkan di ICU RSUI yang berhadapan langsung dengan pasien COVID-19. “Tidak ada kekhawatiran dalam menangani pasien COVID-19, mengingat kami telah diperlengkapi Alat Pelindung Diri (APD). Setiap harinya selama 6 hari kerja, saya memperoleh shift kerja sebanyak delapan jam, dengan pembagian, sebanyak empat jam pertama saya bertugas di ruangan isolasi merawat pasien dengan APD lengkap, lalu setelah itu saya melepas APD, mandi, makan lalu melanjutkan sisa waktu yang ada untuk membantu tindakan yg bersifat administratif seperti laporan pasien bersama para perawat RSUI.”

id_ID