Dalam upaya terus memperkuat asuhan keperawatan yang holistik, Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (HMP FIK UI) kembali mengambil langkah maju dengan menyelenggarakan Podcast Fikih Keperawatan bertema “Memahami Fikih Ibadah di Bidang Keperawatan.” Acara ini diadakan secara daring pada Sabtu, 10 Agustus 2024, dan diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari sivitas akademika FIK UI serta masyarakat umum.
Asuhan keperawatan yang holistik tidak hanya berfokus pada kondisi fisik pasien, tetapi juga mencakup aspek psikologis, sosial, dan spiritual mereka. Dalam konteks keperawatan, terutama di negara dengan mayoritas penduduk Muslim seperti Indonesia, pemahaman tentang fikih ibadah menjadi krusial. Hal ini karena banyak pasien yang, meski dalam keadaan sakit, tetap ingin melaksanakan kewajiban agama mereka sesuai dengan syariat Islam.
Plh. Dekan FIK UI, Dessie Wanda, S.Kp., M.N., Ph.D., menekankan pentingnya integrasi nilai-nilai spiritual dalam asuhan keperawatan. “Di FIK UI, kami selalu berusaha untuk memastikan bahwa para perawat yang kami didik tidak hanya memiliki kompetensi klinis yang unggul, tetapi juga kemampuan untuk memahami dan mendukung kebutuhan spiritual pasien. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk memberikan asuhan keperawatan yang benar-benar holistik,” ujar Dessie Wanda.
Dalam podcast ini, Ustadz Arfiansyah Harahap, Lc, M.Pd.I., yang dikenal sebagai pakar dalam bidang Bahasa Arab, Tafsir, dan Fikih, diundang untuk memberikan wawasan mendalam mengenai penerapan fikih ibadah dalam kondisi sakit. Ia menjelaskan bahwa Islam, sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi semesta alam), telah menetapkan berbagai kemudahan atau rukhsah bagi umatnya yang sedang dalam keadaan tidak sehat. Hal ini mencakup berbagai aspek ibadah, mulai dari cara berwudhu, menjalankan shalat, hingga puasa di bulan Ramadhan.
“Islam tidak pernah memberatkan umatnya. Sebaliknya, ada berbagai kemudahan yang telah diatur oleh syariat bagi mereka yang berada dalam kondisi sakit. Misalnya, jika seseorang tidak dapat menggunakan air untuk berwudhu karena khawatir akan memperburuk kondisi kesehatannya, maka Islam memberikan alternatif tayamum,” jelas Ustadz Arfiansyah.
Pengetahuan seperti ini, menurut Dessie Wanda, sangat penting untuk dimiliki oleh setiap perawat. “Ketika perawat memahami fikih ibadah, mereka dapat lebih empatik dan mendukung pasien dalam menjalankan kewajiban agama mereka, bahkan dalam kondisi kesehatan yang sulit. Ini tidak hanya memberikan ketenangan batin bagi pasien, tetapi juga dapat membantu proses penyembuhan secara keseluruhan,” ungkapnya.
Podcast Fikih Keperawatan ini juga menjadi platform bagi para peserta untuk mengajukan berbagai pertanyaan praktis yang sering mereka hadapi dalam menjalankan tugas sehari-hari. Salah satu topik menarik yang dibahas adalah mengenai pasien yang harus menjalani operasi panjang dan kewajiban shalat mereka.
Dalam diskusi ini, Ustadz Arfiansyah menjelaskan, “Syariat Islam sangat fleksibel dan memberikan banyak keringanan bagi mereka yang berada dalam kondisi khusus. Misalnya, dalam kasus operasi, pasien dan bahkan para tenaga medis yang terlibat di dalamnya diperbolehkan untuk menjamak shalat mereka, yakni menggabungkan dua waktu shalat dalam satu waktu, baik sebelum atau sesudah operasi.”
Kolaborasi antara ilmu keperawatan dan pemahaman agama ini, menurut Dessie Wanda, bukan hanya memperkaya kompetensi profesional perawat, tetapi juga memperkuat hubungan emosional antara perawat dan pasien. “Ketika pasien merasa bahwa kebutuhan spiritual mereka dihargai dan didukung, mereka akan merasa lebih aman dan nyaman. Ini adalah esensi dari asuhan keperawatan holistik yang kami tekankan di FIK UI,” tambahnya.
Melalui podcast ini, peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis tetapi juga aplikasi praktis dari fikih ibadah dalam situasi klinis. Misalnya, dibahas tentang hukum puasa bagi pasien yang menerima infus. Ustadz Arfiansyah menguraikan bahwa menurut mayoritas ulama, infus yang diberikan untuk pengobatan tidak membatalkan puasa, selama tidak mengandung nutrisi yang menyerupai makanan.
“Dengan pengetahuan ini, perawat dapat memberikan informasi yang benar kepada pasien mereka, yang pada gilirannya dapat membantu pasien membuat keputusan yang lebih baik tentang ibadah mereka selama sakit,” jelas Dessie Wanda. “Ini adalah bagian dari tanggung jawab profesional perawat untuk memberikan dukungan yang holistik dan berbasis bukti.”
Dessie Wanda juga menekankan bahwa kegiatan seperti Podcast Fikih Keperawatan ini merupakan salah satu cara FIK UI dalam membangun generasi perawat yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki integritas dan kepedulian yang mendalam terhadap kesejahteraan pasien. “Kami percaya bahwa perawat yang baik adalah mereka yang tidak hanya menguasai keterampilan klinis, tetapi juga memiliki hati yang peduli dan mampu memahami kebutuhan pasien secara menyeluruh,” ujarnya.
Dengan terus mengadakan kegiatan-kegiatan edukatif seperti ini, FIK UI berharap dapat mencetak perawat yang tidak hanya mampu memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi, tetapi juga mampu menjadi teladan dalam mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dalam praktik keperawatan mereka. Hal ini sejalan dengan visi FIK UI untuk menjadi institusi pendidikan keperawatan terdepan yang tidak hanya berfokus pada pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga pada pengembangan karakter dan nilai-nilai kemanusiaan.
Dessie Wanda menutup dengan harapan bahwa podcast ini akan mendorong lebih banyak perawat untuk terus belajar dan mengembangkan diri, terutama dalam aspek-aspek yang mungkin selama ini kurang diperhatikan dalam pendidikan keperawatan formal. “Kami berharap bahwa dengan pemahaman yang lebih baik tentang fikih ibadah, perawat dapat memberikan asuhan yang lebih baik dan lebih manusiawi, serta membantu pasien menjalani masa-masa sulit mereka dengan lebih tenang dan nyaman.”
FIK UI, melalui berbagai inisiatifnya, terus berkomitmen untuk mengembangkan praktik keperawatan yang tidak hanya berorientasi pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kesejahteraan holistik pasien, mencakup aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, FIK UI akan terus menjadi pelopor dalam transformasi asuhan keperawatan di Indonesia, membawa perubahan positif yang berkelanjutan bagi masyarakat luas.
Penulis : Heru Nurinto
Editor : Humas FIK UI
Gedung A Lantai 2, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Kampus UI Depok,
Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia.
Jl. Prof. DR. Sudjono D. Pusponegoro, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424, Indonesia.