Hipertensi dan Diabetes Mengintai Warga Palembang, FIK UI Kembangkan Model Praktik Kolaborasi Inter Profesi di Puskesmas

Diposting di:

14 Agustus 2025

Hipertensi dan diabetes kini tak lagi identik dengan usia senja. Kedua penyakit ini semakin sering menyerang warga usia produktif—menghambat aktivitas, menurunkan kualitas hidup, bahkan mengancam nyawa. Di Kota Palembang, jumlah kasus hipertensi telah mencapai 411.518 dan diabetes 112.112. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan alarm serius bagi layanan kesehatan primer.

Menjawab tantangan tersebut, Tim Peneliti dari Departemen Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) yang diketuai Prof. Dra. Junaiti Sahar, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D., tengah mengembangkan model kolaborasi interprofesi untuk pengelolaan penyakit tidak menular (PTM) di Puskesmas. Penelitian ini didukung Hibah Kemdiktisaintek 2025.

Menurut WHO (2025), PTM menyumbang 74% kematian global setiap tahun. Namun di Indonesia, praktik kolaborasi lintas profesi—antara dokter, perawat, tenaga gizi, farmasis, dan tenaga kesehatan lainnya—di Puskesmas masih belum berjalan optimal. Padahal, kolaborasi ini kunci untuk layanan yang lebih cepat, tepat, dan menyeluruh.

Penelitian melibatkan 301 tenaga kesehatan dari 37 Puskesmas di Kota Palembang dengan Dinas Kesehatan Kota Palembang sebagai mitra strategis. Kepala Bidang P2P, Yudhi Setiawan, SKM, M.Epid., menegaskan:

“Kolaborasi lintas profesi sangat penting untuk memastikan pelayanan kesehatan yang efektif, komprehensif, dan berkesinambungan bagi masyarakat.”

Pengumpulan data lapangan dilakukan di Puskesmas Pembina dan Puskesmas Sukarami oleh Dr. Etty Rekawati, S.Kp., M.K.M., Ns. Utami Rachmawati, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom., serta M. Agung Akbar (mahasiswa doktoral FIK UI).

“Kegiatan ini menjadi langkah penting untuk memperoleh gambaran nyata di lapangan, sehingga model kolaborasi yang akan dikembangkan benar-benar sesuai kebutuhan layanan primer,” jelas Dr. Etty.

Hasil riset ini diharapkan menjadi acuan nasional untuk memperkuat kolaborasi interprofesi di Puskesmas. Dengan pendekatan berbasis bukti, model yang dihasilkan dapat membantu menekan laju hipertensi dan diabetes, sekaligus memastikan masyarakat mendapat layanan yang terintegrasi dan sesuai kebutuhan nyata di lapangan.

Bagikan artikel ini:

id_ID