Hipertensi Ancaman Nyata Lansia, Mahasiswa FIK UI Dorong Kesadaran Keluarga melalui Layanan Tenteram Senior Care

Diposting di:

19 Agustus 2025

“Kalau capek sedikit, langsung pusing.” Kalimat itu sering terdengar dari para orang tua kita. Hipertensi atau tekanan darah tinggi memang kerap dianggap “penyakit biasa” yang mengikuti proses menua. Padahal, jika tidak dikendalikan, hipertensi bisa menjadi pintu masuk berbagai penyakit berbahaya seperti stroke, gagal jantung, bahkan gangguan ginjal.

Di Indonesia, hipertensi menempati peringkat teratas penyakit kronis pada lansia. Data tahun 2022 mencatat, 63,2% lansia mengalami hipertensi, tertinggi dibandingkan kelompok usia lainnya. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan realita yang dialami banyak keluarga. Tidak sedikit anak dan cucu yang bingung bagaimana cara mendampingi orang tuanya menjaga kesehatan di usia senja.

Menyadari hal ini, mahasiswa Magister Keperawatan Gerontik Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI), Ns. Indira Mastura Pulungan, menghadirkan edukasi kesehatan bagi lansia melalui Program Layanan Tenteram Senior Care. Kegiatan bertajuk “Perawatan Diri Lansia dengan Hipertensi” ini digelar di Gedung Administrasi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), diikuti puluhan lansia, caregiver, keluarga, dan relawan.

Dalam sesi edukasi, Indira tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga mengajak peserta memahami pola hidup sehat yang sederhana dan bisa dipraktikkan sehari-hari: rutin jalan pagi, makan dengan gizi seimbang, cukup tidur, hingga menjaga perasaan tetap bahagia dengan aktif bersosialisasi.

“Sering kali yang membuat hipertensi memburuk bukan hanya karena makanan atau kurang olahraga, tapi karena faktor psikologis seperti stres dan kecemasan. Jadi menjaga hati tetap tenang juga penting,” ujar Indira di hadapan peserta.

Para lansia terlihat antusias berbagi cerita tentang pengalaman mereka. Ada yang menceritakan kebiasaan minum obat rutin, ada pula yang mengungkapkan rasa takut saat tekanan darahnya melonjak. Diskusi dua arah ini membuat edukasi terasa hangat, sekaligus memberi ruang bagi lansia untuk saling menguatkan.

Tidak hanya lansia, kegiatan ini juga menekankan peran keluarga dan caregiver. “Perawatan lansia bukan hanya tanggung jawab tenaga kesehatan. Keluarga adalah garda terdepan,” tegas Indira. Dengan pengetahuan yang tepat, keluarga bisa lebih sigap mengenali tanda bahaya hipertensi, seperti sakit kepala berat, penglihatan kabur, atau sesak napas, sehingga lansia bisa segera mendapat pertolongan medis.

Program Layanan Tenteram Senior Care hadir sebagai wadah bagi lansia untuk mendapatkan pendampingan kesehatan yang ramah, edukatif, dan berkesinambungan. Kehadiran mahasiswa FIK UI dalam program ini menjadi bukti nyata peran akademisi dalam mendukung masyarakat menghadapi tantangan kesehatan di usia lanjut.

Harapannya, kegiatan ini tidak hanya berhenti di ruang edukasi, tetapi juga mampu menginspirasi keluarga untuk menciptakan lingkungan rumah yang sehat, tenteram, dan penuh dukungan bagi lansia.

“Kalau kita sehat, anak cucu juga senang,” tutur salah seorang peserta dengan senyum lega usai mengikuti kegiatan.

Bagikan artikel ini:

id_ID