Promosi Doktor

FIK UI Hadirkan Solusi Unggul Tingkatkan Kepatuhan Terapi ARV Lewat Promosi Doktor Anggri Noorana Zahra

Diposting di:

30 Juni 2025

Depok, Senin 30 Juni 2025 — Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) kembali membuktikan kontribusinya sebagai institusi unggulan dalam menjawab isu kesehatan global yang kompleks. Hari ini, FIK UI secara resmi meluluskan Dr. Anggri Noorana Zahra sebagai doktor keperawatan melalui sidang promosi doktor dengan disertasi berjudul “Model Resiliensi Multidimensi dalam Meningkatkan Kepatuhan Terapi Antiretroviral pada Orang dengan HIV (ODHIV)”.

Sidang promosi ini dipimpin oleh Prof. Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati, S.Kp., MARS sebagai Ketua Sidang, dengan Prof. Agung Waluyo, S.Kp., MSc., Ph.D selaku Promotor. Bertindak sebagai Ko-Promotor adalah Sri Yona, S.Kp., MN., Ph.D., dan dr. Trevino Aristarkus Pakasi, FS, MS, PhD, SpKKLP Subspesialis FOMC, serta tim penguji yang terdiri dari para akademisi dan praktisi kesehatan terkemuka: Prof. Dr. Mustikasari, S.Kp., MARS, Prof. Dr. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM, Dr. I Made Kariasa, S.Kp., MM., M.Kep., Sp.Kep.MB, dan Dr. Untung Sujianto, S.Kp., M.Kes.

Dr. Anggri Noorana Zahra, yang juga merupakan dosen di Departemen Keperawatan Medikal Bedah, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, mengangkat persoalan mendasar yang menjadi tantangan besar dalam pengendalian HIV di Indonesia dan dunia: rendahnya kepatuhan terhadap terapi antiretroviral (ARV). Rendahnya kepatuhan ini berkontribusi pada resistensi obat, kegagalan terapi, serta meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas pada ODHIV. Di tengah kerentanan yang kompleks—mulai dari faktor individu, sosial, hingga lingkungan—dibutuhkan pendekatan inovatif dan menyeluruh.

Melalui pendekatan mixed methods sequential exploratory, Dr. Anggri berhasil merancang dan menguji Model Resiliensi Multidimensi yang terbukti efektif dalam meningkatkan kepatuhan terapi ARV. Model ini dikembangkan dari hasil studi kualitatif mendalam, penguatan teori keperawatan (Goal Attainment Theory, Resilience Theory in HIV Context, dan IMB Skills Model), serta validasi ahli, lalu diuji pada 83 responden di dua rumah sakit berbeda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi ini—yang mencakup buku model, modul, buku kerja, dan video mindfulness—secara signifikan meningkatkan kepatuhan dan resiliensi pasien. Analisis lanjutan menegaskan bahwa resiliensi merupakan faktor protektif utama yang mendukung keberhasilan terapi jangka panjang pada ODHIV, dengan stigma, penghasilan, dan jaminan pembiayaan sebagai faktor penting lainnya.

Keberhasilan ini mempertegas posisi FIK UI sebagai center of excellence dalam mengembangkan ilmu keperawatan yang berdampak langsung terhadap tantangan kesehatan masyarakat. Inovasi yang dikembangkan Dr. Anggri juga menjadi langkah konkret FIK UI dalam mengintegrasikan hasil riset ke dalam praktik pelayanan dan pendidikan keperawatan.

“Model ini tidak hanya relevan untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan, tetapi juga dapat diadaptasi dalam layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) HIV, serta menjadi bagian dari kurikulum pendidikan keperawatan untuk membekali perawat dengan pendekatan berbasis resiliensi,” ujar Prof. Agung Waluyo, Promotor Disertasi.

FIK UI meyakini bahwa riset ini akan membuka cakrawala baru dalam manajemen HIV berbasis komunitas dan teknologi, sejalan dengan komitmen fakultas untuk terus menghadirkan solusi unggul dan berdampak nyata dalam bidang kesehatan global.

Bagikan artikel ini:

id_ID