Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) kembali turun langsung ke masyarakat untuk menjawab salah satu persoalan paling mendesak di Indonesia: stunting. Melalui program Pengabdian Masyarakat bertajuk “Mata Ulin Asa” (Masyarakat Tanggap Darurat Lindungi MP-ASI Adekuat), FIK UI mengajak warga Kelurahan Tambora, Jakarta Barat, untuk bersama-sama melindungi gizi anak, bahkan di tengah kondisi darurat.
Tambora dikenal sebagai salah satu wilayah terpadat di Jakarta Barat. Risiko banjir, kebakaran, hingga keterbatasan akses pangan menjadi ancaman yang nyata bagi pemenuhan gizi anak. Situasi darurat sering membuat orang tua kesulitan menyediakan makanan bergizi, yang dapat berujung pada stunting.
Mata Ulin Asa hadir sebagai jawaban. Program ini tidak hanya memberi edukasi, tetapi juga mengajak masyarakat berlatih langsung menyiapkan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang aman dan bergizi dalam kondisi darurat.
“Kami ingin membekali masyarakat dengan keterampilan praktis agar kebutuhan gizi anak tetap terpenuhi meski dalam kondisi bencana. Keterlibatan aktif masyarakat menjadi kunci dalam pencegahan stunting,” ungkap Prof. Dr. Nani Nurhaeni, S.Kp., M.N., Ketua Tim Pengabdian Masyarakat FIK UI.
Program berlangsung selama dua hari. Sesi pertama (19 Agustus 2025) dilaksanakan secara daring dan diikuti oleh 20 kader kesehatan, ibu PKK, serta tokoh masyarakat. Mereka belajar mengenai pentingnya gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan, manajemen pemberian MP-ASI dalam situasi bencana, dan strategi pencegahan stunting berbasis komunitas.
Sesi kedua (22 Agustus 2025) dilaksanakan secara tatap muka di Kelurahan Tambora. Lebih dari 30 peserta hadir, mulai dari ibu-ibu baduta hingga masyarakat umum. Mereka mempraktikkan langsung cara membuat MP-ASI bergizi yang kemudian dibagikan kepada 50 anak. Kegiatan ini ditutup dengan simulasi kesiapsiagaan pangan saat bencana, sehingga warga siap menghadapi kondisi darurat tanpa mengorbankan asupan gizi anak.
Perwakilan Kidzsmile Foundation, mitra program ini, menegaskan pentingnya gotong royong: “Masalah gizi anak bukan hanya tanggung jawab orang tua atau pemerintah. Semua pihak perlu turun tangan. Kolaborasi multisektor adalah kunci untuk mengatasi stunting di Indonesia.”
Program ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat bisa menjadi bagian dari solusi. Dengan pendekatan partisipatif, warga Tambora tidak hanya menerima bantuan, tetapi juga menjadi penggerak dalam menjaga gizi anak-anak mereka.
“Kami optimis, Mata Ulin Asa akan menjadi gerakan berkelanjutan. Dengan keterlibatan masyarakat, dukungan pemerintah, dan pendampingan akademisi, kita bisa melahirkan generasi yang lebih sehat dan tangguh, bahkan di tengah kondisi darurat,” tutup Prof. Nani.
Program ini sekaligus mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), terutama Zero Hunger (SDG 2) dan Good Health and Well-being (SDG 3).
Gedung A Lantai 2, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Kampus UI Depok,
Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia.
Jl. Prof. DR. Sudjono D. Pusponegoro, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424, Indonesia.