Jakarta, 25 September 2024 – Dalam upaya menanggulangi ancaman kesehatan yang semakin nyata di kalangan remaja, khususnya terkait penggunaan vape, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) bersama dengan Program Residen Ners Spesialis Keperawatan Onkologi menyelenggarakan acara edukasi bertajuk “Peningkatan Kewaspadaan Bahaya Vape pada Remaja Usia Sekolah” di SMAN 14 Jakarta. Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai risiko besar yang ditimbulkan vape terhadap kesehatan, terutama pada organ vital seperti paru-paru.
Acara yang berlangsung di wilayah kerja Puskesmas Kramat Jati tersebut dihadiri oleh 60 siswa, guru, serta perwakilan dari Puskesmas setempat. Para remaja yang menjadi target utama dari kegiatan ini menerima pemaparan mendalam tentang efek berbahaya dari penggunaan vape yang sering disalahartikan sebagai alternatif aman dari rokok konvensional. Padahal, data yang diungkap dalam presentasi menunjukkan tren yang justru mengkhawatirkan.
Ns. Ai Aminah, S.Kep., M.Kep., salah satu pemateri utama dari mahasiswa residen onkologi FIK UI, mengungkapkan data terbaru dari Data dari National Young Tobacco Survey (2020) menunjukkan peningkatan prevalensi penggunaan rokok elektrik pada remaja usia 13-15 tahun dari 18% pada 2016 menjadi 19,2% pada 2019. Selain itu, sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine (2019) mengungkapkan bahwa pengguna vape berisiko mengalami penyakit paru-paru serius, termasuk e-cigarette or vaping product use-associated lung injury (EVALI), yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada paru-paru.
Meskipun banyak yang menganggap vape sebagai pilihan yang lebih aman, kenyataannya vape membawa dampak serius pada kesehatan. “Penggunaan vape dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan, meningkatkan risiko penyakit jantung, kecanduan nikotin, dan yang paling mengkhawatirkan, meningkatkan risiko terkena penyakit pneumonia yang bisa merusak paru-paru secara permanen,” tambah Ai Aminah.
Vape sering dianggap sebagai alternatif rokok yang “kurang berbahaya,” namun sebenarnya memiliki dampak yang tidak kalah mengkhawatirkan, terutama bagi remaja yang masih dalam tahap perkembangan. Banyak remaja yang tergiur oleh kemasan modern dan aroma beragam yang ditawarkan, tanpa menyadari bahaya jangka panjang yang menanti. Menurut penelitian dari Johns Hopkins Medicine (2021) menyoroti bahwa rokok elektrik mengandung bahan kimia berbahaya seperti diacetyl, yang telah dikaitkan dengan penyakit paru-paru obstruktif, serta nikotin yang memicu kecanduan dan gangguan perkembangan otak pada remaja. Penelitian ini semakin memperkuat pentingnya edukasi untuk mencegah penggunaan vape pada kelompok usia remaja.
Dekan FIK UI, Agus Setiawan, S.Kp., M.N., D.N., dalam pernyataannya menegaskan urgensi dari kampanye ini, terutama bagi generasi muda. “Generasi muda adalah pilar bangsa di masa depan. Jika kita tidak segera bertindak dalam memberikan edukasi mengenai bahaya vape, kita akan menghadapi krisis kesehatan yang lebih besar di tahun-tahun mendatang. Melalui acara ini, kami berharap para siswa bisa memahami dan menyadari risiko kesehatan yang sangat nyata dari penggunaan vape, sehingga mereka bisa mengambil keputusan yang lebih bijaksana untuk masa depan mereka,” ujar Agus Setiawan.
Tidak hanya sekadar penyampaian materi, acara ini dikemas dengan cara yang interaktif dan menyenangkan, menciptakan suasana yang penuh semangat dan antusiasme. Para siswa tidak hanya duduk mendengarkan, tetapi juga dilibatkan dalam berbagai kegiatan menarik, seperti permainan interaktif yang dirancang khusus untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya vape.
Sesi diskusi bersama mahasiswa residen keperawatan juga memberikan ruang bagi para siswa untuk bertanya dan mendiskusikan berbagai aspek kesehatan yang berkaitan dengan penggunaan vape. Bagi mereka yang membutuhkan dukungan lebih lanjut, tersedia pojok konseling di mana siswa dapat berbicara secara pribadi dengan mahasiswa residen, mendapatkan saran, serta bimbingan mengenai bagaimana cara berhenti menggunakan vape.
Salah satu inisiatif yang paling menarik dari kegiatan ini adalah pemilihan duta berhenti merokok vape. Para siswa yang berhasil menunjukkan komitmen kuat untuk berhenti menggunakan vape atau membantu teman-temannya untuk berhenti, akan dinobatkan sebagai duta, menjadi contoh positif bagi lingkungan sekolah mereka.
Di samping membahas bahaya langsung dari vape, acara ini juga memperkenalkan konsep CERDIK, sebuah akronim dari enam langkah sehat yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk mencegah penyakit tidak menular, termasuk kanker. Para siswa diajarkan bagaimana mengadopsi kebiasaan sehat, mulai dari cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup, hingga mengelola stres.
Dengan melibatkan siswa dalam aktivitas fisik dan pelatihan pernapasan, acara ini mendorong para remaja untuk menjaga paru-paru mereka tetap sehat dan kuat. “Melalui perilaku CERDIK, kami berharap para siswa dapat secara aktif menjaga kesehatan mereka dan terhindar dari bahaya yang ditimbulkan oleh vape dan rokok,” kata Ai Aminah.
Program ini mendapatkan dukungan penuh dari Puskesmas Kramat Jati, yang sudah menjalankan kampanye Upaya Berhenti Merokok di Kalangan Anak Sekolah. Julita Sibarani, S.Kep, koordinator program dari Puskesmas Kramat Jati, menyampaikan bahwa kampanye ini sangat relevan dengan kondisi saat ini. “Vape dan rokok adalah ancaman nyata bagi generasi muda. Dengan adanya kegiatan ini, kami berharap semakin banyak remaja yang memahami pentingnya berhenti menggunakan vape dan memilih gaya hidup sehat,” ujarnya.
Kegiatan ini termasuk dalam program mata kuliah Promosi Kesehatan Keperawatan Onkologi dengan koordinator utama yaitu Prof. Dr. Yati Afiyanti, Skp,. M.N dan pembimbing klinik; ibu Dr. Tuti Nuraini, S.Kp,. M.Biomed serta ibu Dr. Allenidekania, S.Kp,. M.Sc. dari Program Studi Ners Spesialis Keperawatan Onkologi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Dengan edukasi ini, diharapkan semakin banyak remaja yang paham tentang bahaya vape, dan dapat membuat keputusan yang lebih sehat dan terinformasi, demi masa depan yang lebih baik dan bebas dari ancaman kanker paru-paru.
Gedung A Lantai 2, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Kampus UI Depok,
Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia.
Jl. Prof. DR. Sudjono D. Pusponegoro, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424, Indonesia.