Diabetes Melitus (DM), atau yang lebih dikenal dengan penyakit gula, telah menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia. Tidak hanya menyerang orang dewasa, angka kasus diabetes pada anak-anak juga menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan, terutama di kota-kota besar seperti Depok. Merespons situasi ini, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) meluncurkan program “Pendampingan Sekolah Dasar dan Menengah untuk Menciptakan Ekologi Pendidikan Sadar Diabetes” atau PENDAR Diabetes. Program ini bertujuan untuk membentuk kesadaran hidup sehat sejak dini di lingkungan sekolah serta mendukung anak-anak yang sudah menderita diabetes agar dapat tetap semangat belajar dan berprestasi.
Program PENDAR Diabetes dilaksanakan dari bulan Mei hingga Oktober 2024 dengan melibatkan lebih dari 200 siswa dari beberapa sekolah di Depok, seperti Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Nurul Fikri dengan diketuai oleh Yulia, SKp. MN, PhD dan beranggotakan para dosen dari FIK UI yaitu Dr. Debie Dahlia, SKp., MHSM, Dr. Nur Agustini, S.Kp., M.Si., Dr. Ns. Dikha Ayu Kurnia, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MB., Ns. Chiyar Edison, S.Kep., MSc., dan Ns. Liya Arista, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MB.
Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan UI, Agus Setiawan, S.Kp., M.N., D.N., menyatakan dukungannya terhadap program PENDAR Diabetes dan pentingnya pendidikan kesehatan bagi generasi muda. “Anak-anak yang sehat dan pintar merupakan investasi terbesar bagi masa depan bangsa. Melalui program PENDAR Diabetes, kami berharap tidak hanya dapat mendidik mereka tentang pentingnya kesehatan, tetapi juga menginspirasi mereka untuk menjadi agen perubahan yang mampu menyebarkan semangat hidup sehat di lingkungan mereka,” ujar Agus Setiawan.
Diabetes kini menjadi masalah kesehatan yang serius di kalangan anak-anak. Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kasus diabetes pada anak-anak di Indonesia meningkat hingga 70% pada tahun 2023, dengan lonjakan kasus tertinggi di daerah perkotaan. Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2022 terdapat 109 kasus diabetes pada anak usia 5-14 tahun di kota tersebut.
Prevalensi diabetes di Indonesia secara keseluruhan juga terus meningkat. Indonesia bahkan tercatat sebagai salah satu negara dengan jumlah penderita DM Tipe 2 terbesar di dunia, dan proyeksi menunjukkan bahwa angka ini akan terus meningkat hingga tahun 2045. Gaya hidup yang kurang sehat, seperti pola makan tinggi gula dan kurangnya aktivitas fisik, menjadi pemicu utama meningkatnya kasus Diabetes Tipe 2 pada anak-anak. Sementara itu, DM Tipe 1 lebih sering dipicu oleh faktor genetik dan autoimun.
Diabetes, baik Tipe 1 maupun Tipe 2, tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga kondisi psikologis dan sosial penderitanya. Anak-anak yang menderita diabetes sering kali menghadapi stigma dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari perlakuan yang berbeda hingga kesulitan menjalani kegiatan normal bersama teman-teman mereka. Inilah yang menjadikan pendekatan preventif dan edukasi menjadi sangat penting. Edukasi yang dimulai dari sekolah bertujuan tidak hanya untuk mencegah, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung anak-anak penderita diabetes sehingga mereka dapat merasa diterima dan didukung dalam kehidupan sehari-hari.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Yulia, SKp., MN, PhD, menyatakan bahwa program ini tidak hanya berfokus pada kesehatan fisik anak-anak tetapi juga aspek psikologis dan sosial. “Dengan adanya program ini, kami ingin menciptakan lingkungan sekolah yang tidak hanya mendukung kesehatan fisik tetapi juga bebas stigma, sehingga anak-anak dengan diabetes bisa merasakan dukungan sosial yang baik di lingkungan mereka,” ujar Yulia.
Serangkaian kegiatan edukatif dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa tentang pencegahan diabetes, termasuk diskusi interaktif, pelatihan memilih makanan sehat, merencanakan aktivitas fisik, dan lomba poster yang menyebarkan pesan tentang pentingnya gaya hidup sehat. Selain itu, PENDAR Diabetes juga melibatkan guru dan staf sekolah melalui pelatihan Training of Trainers (ToT), yang membekali mereka dengan pengetahuan dasar tentang pencegahan dan penanganan diabetes. Lilis Badriah, M.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SDIT Nurul Fikri, menyampaikan bahwa pelatihan ini sangat membantu para guru untuk menjadi penggerak edukasi di dalam kelas. “Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami sebagai guru, karena kami kini memiliki pengetahuan yang lebih baik dalam mengedukasi anak-anak tentang pentingnya menjaga pola makan yang sehat dan rutin berolahraga,” ujarnya.
Dalam program ini, para siswa diajarkan bahwa pola makan sehat adalah langkah awal pencegahan diabetes, seperti memilih makanan bergizi, membatasi gula dan karbohidrat olahan, serta berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari untuk meningkatkan sensitivitas insulin tubuh. Dengan adanya PENDAR Diabetes, FIK UI berupaya mendorong sekolah-sekolah di Depok agar dapat menjadi pelopor dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pencegahan diabetes. Rizal Dharma Saputra, M.Pd., Kepala Biro Diniyah dan Kesiswaan Nurul Fikri Islamic School, menyambut baik inisiatif ini. “Dengan program seperti ini, kami berharap anak-anak kami tidak hanya belajar tentang pentingnya menjaga kesehatan, tetapi juga menjadi agen perubahan yang akan menyebarkan semangat hidup sehat kepada teman-teman mereka,” ungkapnya.
Fakultas Ilmu Keperawatan UI berharap, melalui langkah kecil ini, program PENDAR Diabetes dapat memberikan dampak besar bagi siswa, keluarga, dan masyarakat luas. FIK UI berkomitmen untuk terus mendukung terciptanya generasi muda yang lebih sehat, peduli terhadap kesehatannya, dan memiliki pemahaman mendalam tentang pencegahan penyakit kronis sejak dini.
Gedung A Lantai 2, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Kampus UI Depok,
Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia.
Jl. Prof. DR. Sudjono D. Pusponegoro, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424, Indonesia.