Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) bersama Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial Universitas Indonesia (DPIS UI) menunjukkan komitmen nyata dalam membangun generasi muda berkarakter tangguh dan damai melalui program “Pelatihan Asertif untuk Remaja dan Psikoedukasi Keluarga” di Kelurahan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan.
Program yang berlangsung selama September hingga Oktober 2025 ini menjadi bagian dari upaya pencegahan tawuran remaja yang masih menjadi tantangan sosial di kawasan padat penduduk Jakarta. Melalui pendekatan Assertiveness Training dan Family Psychoeducation, tim FIK UI berupaya memberikan keterampilan emosional dan komunikasi yang efektif bagi remaja serta membekali keluarga dengan kemampuan mendukung perkembangan psikologis anak di rumah.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat FIK UI, Prof. Herni Susanti, S.Kp., M.N., Ph.D., menjelaskan bahwa program ini merupakan hasil kolaborasi antara 10 dosen dan mahasiswa FIK UI, yang dilaksanakan dalam empat kali pertemuan dan berhasil menjangkau 218 peserta dari berbagai lapisan masyarakat.
“Program ini adalah wujud nyata implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat. Kami ingin berkontribusi dalam membangun generasi muda yang berkarakter tangguh, mampu mengelola emosi, dan menyelesaikan konflik dengan cara damai — bukan dengan kekerasan,” ujar Prof. Herni.
Kegiatan ini juga dirancang agar peserta, baik remaja maupun orang tua, mampu memahami pentingnya komunikasi yang sehat dan berpikir kritis dalam menghadapi tekanan sosial, terutama dalam situasi yang sering memicu tindakan agresif seperti tawuran.
Program dimulai dengan pertemuan pertama pada 12 September 2025, dihadiri oleh 31 peserta sebagai forum koordinasi strategis antara pihak kampus, perangkat kelurahan, dan masyarakat. Dilanjutkan dengan pertemuan kedua pada 19 September 2025, yang diikuti oleh 77 peserta dan menjadi sesi inti pelatihan assertiveness dan family psychoeducation. Dalam sesi ini, peserta diajak berlatih melalui simulasi dan role play situasi konflik yang sering dialami remaja di lingkungan sosial mereka.
Pertemuan ketiga, 26 September 2025, diikuti oleh 40 peserta inti dengan fokus pendalaman keterampilan asertif dalam menghadapi tekanan kelompok sebaya dan cara menolak ajakan negatif tanpa menimbulkan permusuhan. Program kemudian ditutup dengan pertemuan keempat, 3 Oktober 2025, yang dihadiri 70 peserta, sebagai ajang refleksi, evaluasi hasil pelatihan, dan penyusunan rencana tindak lanjut bersama warga.
Lurah Manggarai, Muhammad Arafat Dinsirat, S.Sos., menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan yang dinilai sangat relevan dengan kondisi sosial warganya.
“Kami sangat berterima kasih kepada FIK UI dan DPIS UI atas perhatian dan dedikasinya. Program ini membantu warga kami memahami cara mencegah kekerasan sejak dini dan membangun lingkungan yang lebih harmonis,” ujarnya.
Program ini juga mendapat sambutan positif dari para peserta. Salah satu remaja peserta pelatihan, Fadilah, mengungkapkan bahwa ia kini lebih percaya diri untuk menolak ajakan tawuran tanpa merasa takut dikucilkan.
“Melalui pelatihan ini, saya belajar bahwa menjadi berani bukan berarti harus berkelahi. Saya jadi lebih tahu bagaimana menolak ajakan tawuran dengan cara yang sopan dan tegas,” tutur Fadilah dengan semangat.
Selain berfokus pada pencegahan perilaku kekerasan, program ini juga memperhatikan kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis masyarakat. Melalui psikoedukasi keluarga, para orang tua dilatih untuk menjadi support system yang memahami emosi anak dan mampu membimbing remaja dalam mengambil keputusan yang sehat dan bertanggung jawab.
Prof. Herni menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ketiga, yakni memastikan kehidupan sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua usia.
“Upaya menciptakan masyarakat anti-tawuran bukan hanya soal mencegah perkelahian, tetapi juga menumbuhkan ekosistem sosial yang sehat, di mana keluarga dan komunitas berperan aktif dalam menjaga kesehatan mental remaja,” tambahnya.
Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, FIK UI menegaskan perannya sebagai institusi pendidikan yang tidak hanya berfokus pada keilmuan, tetapi juga berkomitmen untuk menghadirkan perubahan sosial yang nyata. Sinergi antara dunia akademik, masyarakat, dan pemerintah diharapkan menjadi langkah awal menuju lingkungan yang damai, sehat, dan berdaya.