Pencarian
Tutup kotak pencarian ini.

Pengabdian Masyarakat

FIK UI Bangun Potensi Kader dan Ibu Baduta untuk Lawan Stunting di Jerowaru, Lombok Timur

Diposting di:

Add Your Heading Text Here

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) seharusnya menjadi prioritas “sangat penting” dalam mengatasi masalah stunting. NTB termasuk salah satu dari 12 provinsi yang menjadi fokus utama karena memiliki tingkat prevalensi stunting tertinggi di Indonesia pada tahun 2022. Berdasarkan Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, sebagian besar wilayah di NTB mengalami tingkat prevalensi stunting yang signifikan. Di Kabupaten Lombok Timur menjadi wilayah dengan tingkat prevalensi stunting tertinggi di NTB, mencapai 37,6 persen. Ini berarti dari setiap 100 balita di Lombok Timur, hampir 38 balita di antaranya mengalami stunting.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, Tim Pengabdian Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) bekerja sama dengan Puskesmas Jerowaru dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Lombok Timur mengadakan sebuah program pemberdayaan. Program ini melibatkan ibu-ibu yang memiliki anak di bawah usia dua tahun (baduta) serta para kader dalam upaya pencegahan dan pengendalian stunting. Anggota Tim Pengabdian Masyarakat FIK UI yang terlibat dalam program ini antara lain Fajar Tri Waluyanti, Agus Setiawan, Nani Nurhaeni, La Ode Abd. Rahman, Ayuni Rizka Utami, Astuti, Syamikar Baridwan Syamsir, Emilia Annuri Mumtazah, Baiq Fitri Prismalita, dan Maya Sari.

Melalui program ini, tim pengabdi dari FIK UI mengimplementasikan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) kedua, yaitu mengatasi kelaparan dan malnutrisi. Besar harapan, program ini mampu memberikan pemahaman kepada kader kesehatan dan ibu-ibu tentang urgensi pencegahan stunting pada anak serta cara yang benar dalam menyediakan makanan pendamping ASI dengan memanfaatkan potensi pangan khas Lombok bagi anak sesuai tumbuh kembangnya.

Kegiatan ini digelar pada Jumat, 29 September 2023 yang diikuti oleh kader kesehatan dan ibu-ibu yang memiliki anak baduta dari berbagai desa di Jerowaru, Kab. Lombon Timur. Selaku ketua dari tim pengabdi FIK UI, Dr. Fajar Tri Waluyanti, S. Kp., M.Kep., Sp.Kep.An., menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara akademisi yang dalam hal ini adalah FIK UI, pemerintah, kader serta seluruh lapisan masyarakat dalam upaya bersama melawan stunting. Munawir Subhan, S.KM., Kepala Puskesmas Jerowaru, menjelaskan peran penting pencegahan stunting dalam pembangunan kesehatan masyarakat setempat. “Acara ini diharapkan mampu menginspirasi kader kesehatan dan ibu-ibu baduta untuk aktif berpartisipasi dalam pencegahan stunting.” jelas Munawir.

Sejarah, S.Sos., MM, Kepala DP3AKB Lombok Timur, juga menegaskan betapa pentingnya memberdayakan perempuan dalam upaya mencegah stunting, sebagai langkah strategis dalam memutus mata rantai stunting. “Peran ibu di dukung oleh para kader, menghadirkan sinergitas yang luarbiasa untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mencegah stunting. Sehingga, angka stunting di Kab. Lombok Timur dapat menurun.” tutur Sejarah.

Dr. Nani Nurhaeni, MN, Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, yang mewakili universitas, mengapresiasi tinggi partisipasi masyarakat dalam program ini. Dia mengajak semua pihak untuk bersama-sama berperan aktif dalam mewujudkan cita-cita anak-anak Indonesia yang sehat dan cerdas. “Saya sangat mengapresiasi adanya program ini. Saya berharap agar kerjasama antara FIK UI dan Lombok Timur terus berkembang sebagai langkah konkret dalam menghadapi tantangan stunting.” ucapnya saat membuka acara.

Program ini dimulai dengan pemaparan materi stunting dan strategi pencegahannya oleh Dr. Fajar Tri Waluyanti, S.Kp., Sp.Kep.An. Peserta kemudian diajak untuk menonton video inspiratif mengenai pembuatan makanan pendamping ASI berdasarkan menu lokal Lombok yang telah disiapkan oleh tim pengabdi dari FIK UI sebagai contoh nyata tentang cara yang benar dalam memberikan makanan pendamping ASI. Sebagai tindak lanjut, peserta menerima buku “Resep MPASI Khas Lombok” yang disusun oleh tim pengabdian FIK UI sebagai panduan bagi ibu-ibu dalam menyediakan makanan pendamping ASI berdasarkan menu lokal Lombok

Atmosfer semangat sangat terasa saat peserta dengan antusias berpartisipasi dalam lomba pembuatan resep menu masakan keluarga, pembelanjaan bahan makanan pendamping ASI lokal, dan pembuatan tekstur makanan pendamping ASI berdasarkan usia anak. Mengapresiasi antusiasme peserta, tim pengabdi menyiapkan 3 pemenang yang diberi hadiah oleh tim pengabdian FIK UI sebagai penghargaan atas kreativitas dan keterampilan mereka. Para peserta tak hanya antusias, namun juga bersyukur karena telah memperoleh pengetahuan berharga mengenai makanan pendamping ASI yang akan mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari bersama anak-anak mereka.

Kepala Puskesmas Jerowaru mengingatkan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebuah momen berharga, melainkan awal dari perjalanan panjang dalam menjaga kerjasama yang baik antara FIK UI dan Lombok Timur. “Harapannya, kerja sama ini akan menjadi tonggak berarti dalam mewujudkan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan berpotensi di masa depan.” ucapnya.

Dalam upaya menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan cerdas, edukasi tentang stunting adalah langkah kunci yang perlu diperhatikan secara serius oleh semua pihak. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang stunting dan upaya pencegahan yang tepat, kita dapat memastikan bahwa anak-anak Indonesia tumbuh dan berkembang dengan baik, bebas dari dampak buruk stunting. Kabupaten Lombok Timur di Nusa Tenggara Barat, sebagai salah satu daerah dengan tingkat prevalensi stunting tertinggi, memberikan contoh penting tentang pentingnya menangani masalah ini secara efektif. FIK UI akan terus berkomitmen, berkolaborasi, memprioritaskan, dan mendukung upaya-upaya edukasi ini agar kita dapat bersama-sama mengatasi tantangan stunting dan memberikan masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.

Bagikan artikel ini:

id_ID