Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) mewakili Indonesia dalam konferensi internasional World Society of Disaster Nursing (WSDN) ke-8 yang berlangsung pada 29 November hingga 1 Desember 2024 di Kobe City College of Nursing, Jepang. Dengan tema “Rethinking Disaster Nursing in the Changing Risk Landscape” konferensi ini menghadirkan delegasi dari berbagai negara, termasuk Jerman, Australia, Jepang, Korea, dan Indonesia. Konferensi ini menjadi platform penting untuk mendiskusikan dinamika dan tantangan baru yang dihadapi perawat dalam situasi bencana. Tema ini menyoroti bagaimana perubahan lanskap risiko global, seperti pandemi, bencana alam, dan dampak perubahan iklim, memerlukan adaptasi yang signifikan dalam profesi keperawatan.
Pandemi COVID-19 menjadi salah satu contoh nyata di mana perawat memainkan peran kunci dalam menjaga stabilitas sistem kesehatan. Dalam situasi ini, perawat tidak hanya bertugas memberikan pelayanan langsung kepada pasien tetapi juga menjadi edukator kesehatan, vaksinator, peneliti, hingga penggerak logistik dalam manajemen krisis. Tantangan-tantangan yang dihadapi mencakup keterbatasan sumber daya, ancaman terhadap kesehatan pribadi, dan tekanan emosional yang berat akibat meningkatnya angka kematian pasien dan beban kerja yang ekstrem.
Selain pandemi, perawat juga menjadi ujung tombak dalam bencana alam seperti gempa bumi, banjir, atau kebakaran hutan. Perubahan iklim memperburuk risiko ini dengan memperbesar frekuensi dan intensitas bencana, yang secara langsung meningkatkan kebutuhan akan strategi keperawatan yang lebih fleksibel dan tanggap. Dalam situasi ini, kemampuan perawat untuk bekerja di tengah lingkungan yang tidak pasti dan sering kali berbahaya sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kesehatan masyarakat.
Konferensi WSDN ke-8 menggarisbawahi pentingnya pendekatan lintas disiplin dalam mempersiapkan tenaga kesehatan menghadapi situasi bencana. Diskusi dalam forum ini mencakup penggunaan big data dalam mitigasi bencana, edukasi bencana berbasis komunitas, dan strategi membangun resiliensi tenaga kesehatan. Delegasi dari berbagai negara, termasuk Indonesia yang diwakili oleh Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI), memberikan wawasan mengenai praktik terbaik dan inovasi dalam bidang keperawatan bencana.
Delegasi FIK UI, terdiri dari Ns. Suryane Sulistiana Susanti, Ph.D; Ns. Rona Cahyantari Merduaty, M.Adv.N; Ns. Indah Permata Sari, M.Kep, Sp.Kep.Kom; dan Ns. Arcellia Farosyah Putri, Ph.D, mempresentasikan penelitian bertajuk “Resiliensi Perawat dalam Menghadapi Tantangan Selama Pandemi: Peran, Tantangan, dan Strategi.” Penelitian ini menggambarkan peran multipel perawat selama pandemi, termasuk pelayanan langsung kepada pasien (59%), menjadi vaksinator (54,5%), edukator masyarakat (35,6%), serta peneliti dan pengembang kebijakan (7,6%). Temuan ini menunjukkan pentingnya kontribusi perawat tidak hanya dalam memberikan layanan kesehatan tetapi juga sebagai agen perubahan di tengah bencana global.
Ns. Suryane Sulistiana Susanti, Ph.D yang biasa dipanggil Ns. Lilis, Ketua tim peneliti yang berangkat ke Jepang Kontribusi FIK UI dalam Konferensi Internasional, menyampaikan “Pandemi COVID-19 telah mengajarkan kita betapa pentingnya ketahanan dan fleksibilitas perawat dalam menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian. Penelitian kami menunjukkan bahwa resiliensi bukan hanya soal kemampuan individu untuk bertahan, tetapi juga tentang bagaimana sistem mendukung mereka melalui kebijakan, pelatihan, dan lingkungan kerja yang kondusif. Kami berharap temuan ini dapat menjadi dasar untuk memperkuat sistem kesehatan kita ke depan.”
Penelitian ini juga mengungkap tantangan besar yang dihadapi perawat selama pandemi, seperti beban kerja yang berat, keterbatasan sumber daya, dan tekanan psikologis. Sebanyak 68% perawat dilaporkan mengalami gejala stres kronis, sementara 45% menyebutkan kurangnya dukungan organisasi sebagai salah satu faktor yang memperburuk kondisi mereka. Namun, penelitian ini juga menyoroti beberapa faktor penguat resiliensi, seperti pelatihan berkelanjutan yang dirasakan efektif oleh 78% perawat, dukungan organisasi berupa protokol kerja yang adaptif dan perlindungan tenaga kesehatan, serta intervensi psikologis yang mampu menurunkan kecemasan hingga 35%.
Implikasi dari temuan ini memberikan pijakan penting bagi pembuat kebijakan untuk mengintegrasikan kebijakan berbasis bukti dalam memperkuat sistem kesehatan. Pelatihan resiliensi bagi tenaga kesehatan, pengembangan protokol adaptif, serta dukungan layanan kesehatan mental untuk perawat menjadi langkah yang direkomendasikan. Selain itu, kolaborasi lintas sektor antara tenaga kesehatan, pemerintah, dan komunitas juga menjadi kunci menciptakan sistem kesehatan yang lebih tangguh.
Dekan FIK UI, Agus Setiawan, S.Kp., M.N., D.N. menyampaikan “Kehadiran Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia di konferensi internasional ini menunjukkan komitmen kami dalam memberikan kontribusi nyata pada pengembangan ilmu keperawatan global. Temuan yang kami presentasikan tidak hanya mencerminkan dedikasi akademisi dan praktisi kami, tetapi juga pentingnya membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh melalui kolaborasi dan inovasi. Kami bangga dapat mewakili Indonesia di forum ini dan terus mendukung penguatan profesi perawat di tingkat nasional maupun internasional.”
Partisipasi FIK UI dalam WSDN 2024 memperkuat komitmen Indonesia dalam pengembangan ilmu keperawatan global sekaligus menegaskan peran FIK UI sebagai pusat unggulan riset dan pendidikan keperawatan. Sebagai fakultas ilmu keperawatan terbaik di Indonesia versi EduRank, FIK UI terus menunjukkan kontribusi nyata dalam penelitian, pengabdian masyarakat, dan kolaborasi internasional. Dengan fokus pada resiliensi, temuan penelitian ini menegaskan bahwa perawat adalah garda terdepan dalam menghadapi tantangan bencana, dan dukungan terhadap mereka menjadi investasi penting bagi sistem kesehatan masa depan.
Secara keseluruhan, WSDN ke-8 menegaskan bahwa profesi keperawatan berada di garis depan dalam menghadapi krisis kemanusiaan. Tidak hanya perawat harus dipersiapkan secara teknis dan mental, tetapi juga didukung oleh kebijakan, sistem pelatihan, dan infrastruktur yang memungkinkan mereka untuk bekerja dengan efektif dalam situasi bencana yang kompleks.
Gedung A Lantai 2, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Kampus UI Depok,
Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia.
Jl. Prof. DR. Sudjono D. Pusponegoro, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424, Indonesia.