Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) memasuki usianya yang ke-38 dengan semangat dan inspirasi baru. Dalam rangka memperingati Dies Natalisnya, FIK UI menggelar sebuah talkshow inspiratif dengan tema “Transforming Care, Inspiring Lives” sebagai refleksi komitmen FIK UI dalam merajut keberagaman keilmuan keperawatan dengan memberikan pelayanan yang bertransformasi dan menginspirasi kehidupan. Acara ini diadakan sebagai bagian dari upaya FIK UI dalam memberikan wawasan inspiratif dan solusi positif dalam bidang perawatan kesehatan. Talkshow ini menjadi wadah bagi para pemikir, praktisi, dan visioner di bidang keperawatan untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan inspirasi yang dapat membentuk arah baru dalam pengembangan profesi keperawatan serta transformasi dalam pelayanan perawatan.
Talkshow ini menghadirkan para ahli, praktisi, dan tokoh inspiratif di bidang perawatan, yaitu Ns. Yudi Ariesta Chandra, S.Kep., Ph.D., Staf Ahli Menteri Kominfo dalam Bidang Pemberdayaan Pemuda serta Ns. Yusnita Pabeno, S.Kep., M.Kep., sebagai Kasie P2PM Dinas Kesehatan Kota Jayapura. Dalam talkshow ini, para narasumber akan menyajikan pandangan dan praktik terkini dalam dunia keperawatan. Transformasi perawatan menjadi fokus utama, mencakup aspek-aspek penting seperti inovasi dalam pelayanan kesehatan, penggunaan teknologi terkini, dan peningkatan dalam kualitas asuhan keperawatan.
Sukihananto, selaku Vice Project Officer Dies Natalis FIK UI ke-38 menyatakan rasa harapan yang besar bagi para perawat di seluruh Indonesia “Transforming care bukan hanya sekadar pembaruan teknologi, tetapi juga pengembangan budaya dan sikap dalam memberikan pelayanan. FIK UI berkomitmen untuk terus berinovasi dalam menyediakan perawatan yang holistik, melibatkan berbagai aspek kehidupan pasien untuk mencapai kesejahteraan yang optimal.” ucap Sukihananto dalam sambutannya.
Dalam pemaparannya, tentu saja pemateri menyampaikan kiprah mereka di bidang keperawatan. Yudi menyatakan bahwa seorang perawat perlu memiliki kompetensi di bidang manajemen hingga policy maker, sehingga seorang perawat tidak hanya memberikan asuhan keperawatan, akan tetapi mampu terus mengembangkan keperawatan kontemporer sesuai dengan perkembangan zaman.
“Perawat memiliki peran penting dalam merawat bangsa, terutama dalam era transformasi digital. Untuk memperkuat identitasnya, perawat perlu mengembangkan keperawatan melalui aplikasi dan meningkatkan visibilitasnya. Dengan jumlah nakes yang paling banyak, perawat juga harus berani speak up di luar pelayanan. Penting bagi mereka untuk terus membangun minat dalam membaca dan menulis riset, tidak hanya melalui publikasi ilmiah, tetapi juga artikel populer sesuai dengan perkembangan zaman.” tutur Yudi.
Lain cerita dengan apa yang dipaparkan Yusnita, ia menceritakan bagaimana seorang perawat bersinergi bersama masyarakat membangun pelayanan kesehatan yang terakreditasi menjadi tantangan yang cukup unik. Adanya perbedaan antara teori dengan pengimplementasian di lapangan disebabkan oleh perbedaan budaya, adat istiadat dan bahasa. Diperlukan perencanaan yang disesuaikan dengan aspek keperawatan dan kebijakan kesehatan yang berbeda.
“Perawat harus berkhidmat dengan bijaksana, menghadapi berbagai barrier dan mesti mampu menyediakan pelayanan di berbagai tempat, termasuk di luar puskesmas. Kolaborasi lintas sektor, jejaring, dan pemanfaatan SDA & SDM menjadi kunci dalam mengatasi keterbatasan dana. Akreditasi di Papua menantang, membutuhkan inovasi dan kreativitas, terutama dalam menghadapi situasi pasca pandemi. Pentingnya kerjasama dan pemberdayaan masyarakat juga ditekankan, seperti melibatkan kader dan kelompok masyarakat dalam upaya penanggulangan malaria.” ungkap Yusnita.
Tentunya, baik Yudi maupun Yusnita menitipkan pesan agar para perawat di Indonesia mampu menciptakan sendiri ruang dan kesempatan sebagai bentuk pengabdian pada profesi ini. Perawat perlu berani mengambangkan berbagai gagasan ke khalayak luas melalui jejaring yang dimiliki.
“Talkshow ini sangat menggugah saya sebagai seorang perawat. Saya ingat betul pesan dari Ners Yudi bahwa jadikan setiap tindakan sebagai ibadah, karena pelayanan kesehatan adalah bentuk pengabdian kepada sesama. Teruslah berkarya dan berinovasi, karena perawat adalah garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Semangat terus, para perawat Indonesia!” ucap Devanda salah satu peserta.
Melalui talkshow ini, FIK UI berharap dapat merayakan perjalanan 38 tahunnya dengan memperkuat komitmen pada pelayanan kesehatan yang berkualitas, inovatif, dan menginspirasi. Transforming care dan inspiring lives menjadi landasan untuk mencapai visi keperawatan yang lebih baik, lebih manusiawi, dan lebih inklusif.
Gedung A Lantai 2, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Kampus UI Depok,
Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia.
Jl. Prof. DR. Sudjono D. Pusponegoro, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424, Indonesia.