Depok, 17 Mei 2025 – Henti jantung mendadak bisa terjadi kapan saja dan pada siapa saja. Dalam situasi darurat seperti itu, setiap detik sangat berharga. Namun, masih banyak masyarakat yang belum memiliki pengetahuan dasar tentang cara memberikan pertolongan pertama yang tepat. Melihat pentingnya hal ini, Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) melalui Dewan Perwakilan Karyawan (DPK) menyelenggarakan pelatihan bantuan hidup dasar atau CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) yang bertajuk “Everyone Can Do CPR”. Dalam kegiatan ini, Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (HMP FIK UI) diundang sebagai fasilitator untuk mendampingi proses simulasi dan praktik.
Enam anggota HMP FIK UI yang berperan aktif dalam memandu simulasi dan praktik adalah Ns. Dyanta Anwar I Made, S.Kep; Ns. Asep Solahudin, S.Kep.; Ns. Netral Gulo; Ns. Zainal Muttaqin, S.Kep; Ns. Fatahillah Syafruddin, S.Kep; Ns. Cici Nurrahmawati, S.Kep.; dan Ns. Sri Hariyanti, S. Kep. Mereka memimpin sesi praktik dengan metode yang interaktif agar peserta tidak hanya mengerti teori, tetapi mampu mempraktikkannya langsung dengan percaya diri.
Kegiatan pelatihan yang berlangsung di RSUI ini dirancang agar peserta tidak hanya memahami teori, tapi juga mampu langsung mempraktikkan langkah-langkah CPR secara benar. Pelatihan ini menekankan bahwa CPR bukan hanya tugas tenaga medis, tetapi juga keterampilan penting yang harus dikuasai oleh masyarakat umum. Karena ketika seseorang mengalami henti jantung, tindakan cepat dari orang di sekitarnya bisa menjadi penentu utama apakah nyawa bisa diselamatkan.
“Penting bagi masyarakat untuk tidak takut atau ragu memberikan pertolongan awal saat seseorang mengalami henti jantung. Kemampuan memberikan CPR dapat menyelamatkan nyawa dalam situasi kritis.” ujar Prof. Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati, S.Kp., MARS, Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Ia menegaskan bahwa FIK UI berkomitmen untuk terus memperluas edukasi kesehatan yang aplikatif ke berbagai lapisan masyarakat, sehingga semakin banyak orang bisa berperan aktif dalam menjaga keselamatan sesama.
Pelatihan ini juga memberikan alat bantu berupa simulasi praktik yang memungkinkan peserta mencoba sendiri teknik kompresi dada dan napas buatan, sehingga mereka dapat merasa percaya diri jika suatu saat harus bertindak dalam keadaan nyata. Teknik ini memang memerlukan latihan agar dilakukan dengan benar, karena kesalahan dalam memberikan pertolongan bisa berakibat fatal.
Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUI, Dr. dr. Rakhmad Hidayat, menekankan, “Memahami CPR dan mengetahui kapan dan bagaimana melakukannya adalah keterampilan dasar yang sangat penting. Kami ingin mendorong masyarakat untuk menjadi bagian dari rantai penyelamat nyawa, terutama saat pertolongan medis belum tiba.”
Selain memberikan pelatihan langsung, kegiatan ini juga menjadi ajang edukasi bagi mahasiswa FIK UI yang dilibatkan sebagai fasilitator. Mereka mendapatkan pengalaman berharga dalam menyebarkan ilmu kesehatan kepada masyarakat sekaligus menguatkan hubungan antara dunia akademik dan komunitas.
FIK UI terus berkomitmen membawa ilmu keperawatan ke tengah masyarakat, memperkuat peran warga dalam menjaga keselamatan dan kesehatan bersama. Dengan meningkatnya jumlah orang yang menguasai CPR, diharapkan tidak hanya angka kematian akibat henti jantung yang menurun, tetapi juga budaya kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat makin berkembang.
“Kami berharap pelatihan ini tidak berhenti di sini. Setiap orang harus merasa memiliki tanggung jawab dan kemampuan untuk menolong sesama. Karena pada akhirnya, nyawa bisa diselamatkan oleh orang biasa yang tahu caranya bertindak cepat dan tepat,” tambah fasilitator.
Gedung A Lantai 2, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Kampus UI Depok,
Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia.
Jl. Prof. DR. Sudjono D. Pusponegoro, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424, Indonesia.