Search
Close this search box.

Prestasi Mahasiswa

Perawat Muda dari UI Angkat Isu Pembedahan Robotik, Raih Juara Nasional

Posted in:

14 May 2025

Di tengah pesatnya kemajuan teknologi kesehatan, khususnya dalam bidang pembedahan robotik, muncul satu pertanyaan penting: sudah siapkah para perawat Indonesia beradaptasi dengan perubahan ini? Pertanyaan ini menjadi titik tolak bagi Netral Gulo, mahasiswa Magister Ilmu Keperawatan peminatan Keperawatan Medikal Bedah dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI), untuk menyusun karya ilmiah yang akhirnya mengantarkannya meraih Juara 3 Nasional dalam Lomba Poster Ilmiah Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI) tahun 2025.

Kompetisi ini merupakan bagian dari Pertemuan Ilmiah Tahunan HIPKABI XXII yang digelar pada 8–11 Mei 2025 di Bandung, ajang bergengsi yang mempertemukan para perawat bedah dari berbagai rumah sakit dan institusi pendidikan keperawatan seluruh Indonesia.

Sebagai seorang scrub nurse di Siloam Hospitals Asri, Netral melihat langsung bagaimana peran perawat bedah dituntut untuk berubah mengikuti teknologi yang semakin kompleks. “Saat ini di Indonesia sudah mulai digunakan teknologi pembedahan robotik. Tapi siapa yang menyiapkan perawatnya? Apakah kami sudah cukup diberi pelatihan, dukungan, atau bahkan dibahas dalam kurikulum?” ungkap Netral saat diwawancarai.

Berangkat dari kegelisahan itu, ia menyusun karya ilmiah berjudul: “Tantangan, Kompetensi, dan Adaptasi Perawat Bedah dalam Pembedahan Robotik: Sebuah Tinjauan Integratif.”

Dengan metode integrative literature review, ia mengkaji berbagai penelitian dan artikel ilmiah internasional untuk menemukan pola-pola penting dalam kesiapan perawat menghadapi revolusi teknologi ini.

Temuannya mengejutkan yaitu tantangan terbesar bukan semata-mata pada penguasaan alat canggih, tetapi justru terletak pada kesiapan mental, komunikasi tim, tekanan psikososial, serta minimnya pelatihan dan dukungan kelembagaan.

“Bayangkan, kami di ruang operasi harus bekerja dalam kondisi tekanan tinggi, mengikuti alur kerja robotik, tapi sering kali belum ada sistem yang benar-benar siap melibatkan perawat secara utuh dalam proses ini,” ujar Netral.

Lomba poster ilmiah ini diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang, baik dari rumah sakit maupun institusi pendidikan tinggi. Netral mengikuti Kategori A, yakni karya berbasis studi kasus, laporan kasus, atau tinjauan pustaka. Di babak awal, seluruh peserta mempresentasikan karyanya secara daring pada 25 April 2025. Dari presentasi tersebut, dipilih tiga tim terbaik dari setiap kategori. Netral terpilih sebagai salah satu finalis terbaik dan diundang untuk melanjutkan presentasi secara langsung di Kota Bandung, dalam forum nasional yang dihadiri oleh akademisi, praktisi, dan perwakilan organisasi keperawatan dari seluruh Indonesia.

“Deg-degan tentu, tapi juga bangga. Karena bisa membawa isu yang sangat relevan tapi masih jarang dibahas, apalagi dari perspektif perawat,” ujar Netral. Ia menyebut, pengalaman ini menjadi momentum berharga untuk mempertemukan pengalaman klinis dengan kemampuan berpikir ilmiah.

Prestasi ini mendapat sambutan hangat dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, tempat Netral menempuh studi magisternya. FIK UI memang dikenal sebagai pelopor pengembangan keperawatan berbasis bukti (evidence-based nursing) di Indonesia, dengan fokus yang kuat pada integrasi teori dan praktik.

Dekan FIK UI, Prof. Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati, SKp., MARS, menyampaikan apresiasi tinggi atas capaian mahasiswanya tersebut.
“Kami sangat bangga atas capaian Netral Gulo. Ia membuktikan bahwa mahasiswa FIK UI, termasuk mereka yang berasal dari dunia klinik, mampu menjadi pemikir kritis yang membawa pengalaman nyata ke dalam forum ilmiah. Ini adalah bentuk nyata dari integrasi pendidikan dan praktik yang kami dorong kuat di fakultas ini.”

Prof. Roro juga menekankan bahwa keperawatan sebagai profesi tidak hanya menuntut keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan berpikir reflektif dan inovatif. “Perawat harus mampu memahami perubahan, mengkritisinya, dan bahkan menjadi bagian dari solusi. Itulah yang kami coba tanamkan kepada seluruh mahasiswa FIK UI,” tambahnya.

Bagi Netral, pengalaman ikut lomba ini adalah pengingat bahwa perawat juga punya suara yang penting. “Selama ini kita jarang bicara tentang bagaimana perawat menghadapi pembedahan robotik. Padahal kami yang setiap hari ada di ruang operasi, yang berhadapan langsung dengan pasien dan teknologi,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya peran pendidikan dalam menyiapkan perawat yang siap menghadapi masa depan. “Bukan hanya skill, tapi juga keberanian untuk menyampaikan pengalaman dalam bentuk ilmiah, mengemasnya dengan baik, dan membawanya ke ruang publik,” jelasnya.

Tantangan terbesarnya dalam lomba ini adalah bagaimana menyederhanakan riset ke dalam bentuk visual poster yang menarik dan mudah dipahami. “Menulis ilmiah saja sudah susah, apalagi menjadikannya poster yang kuat dan komunikatif. Tapi dari situ saya belajar banyak—soal desain, storytelling, dan public speaking,” ungkapnya.

Netral berharap prestasi ini bisa menginspirasi lebih banyak perawat muda, baik dari institusi pendidikan maupun rumah sakit. Ia percaya bahwa suara perawat penting untuk perubahan sistem kesehatan ke arah yang lebih baik.
“Saya ingin perawat-perawat di seluruh Indonesia tahu bahwa kita punya kapasitas untuk menjadi pemikir, peneliti, dan inovator. Jangan ragu untuk menulis, bicara, dan membawa perubahan. Karena kemajuan dunia kesehatan juga tergantung pada keberanian kita untuk bersuara.”

FIK UI merupakan institusi pendidikan tinggi keperawatan pertama di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan jenjang sarjana hingga doktoral. Dengan visi menjadi pusat unggulan keperawatan di Asia Tenggara, FIK UI aktif mendorong mahasiswanya untuk berpartisipasi dalam penelitian, publikasi ilmiah, dan kegiatan inovatif demi penguatan praktik keperawatan yang berbasis bukti dan berdaya saing global.

Share this article:

en_US