Search
Close this search box.

RIO_3557Angka kejadian kanker payudara di Indonesia tertinggi di antara jenis kanker pada perempuan dengan prevalensi nyeri diperkirakan 40-89%. Nyeri kanker payudara muncul akibat terapi anti kanker seperti kemoterapi, radioterapi, pembedahan, dan terapi hormon. Sudah banyak jenis dan macam tindakan yang menjadi pilihan bagi pasien untuk menangani nyerinya. Standar manajemen nyeri juga sudah banyak dikemukan oleh berbagai organisasi, seperti: American Pain Society, and Joint Commission for Accreditation of Healthcare Organisation Pain Management Standards. Namun faktanya, lebih dari 50% pasien kanker menderita nyeri yang belum teratasi secara tuntas. Rasa nyeri yang tidak teratasi menimbulkan ketidaknyamanan dan pengaruh negatif baik fisik, psikis, dan sosial dalam kehidupan pasien kanker payudara.

Hal tersebut membuat Sudirman tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan model pengelolaan nyeri berbasis kenyamanan dengan strategi coaching dan mengidentifikasi pengaruhnya terhadap derajat nyeri, kenyamanan, dan kualitas hidup pasien kanker payudara. Menurut Sudirman, belum ada model pengelolaan nyeri berbasis teori keperawatan yang spesifik sehingga diperlukan suatu model pengelolaan nyeri yang komprehensif berdasarkan teori keperawatan kenyamanan Kolcaba dengan strategi coaching, agar pasien dapat mengelola nyerinya melalui peran strategis perawat sebagai pembina (coach). Coaching merupakan hubungan profesional dimana perawat bekerja dengan pasien untuk memfasilitasi pengalaman belajar dan peningkatan kemampuan fungsional serta penampilan sesuai dengan tujuan spesifik yang telah disepakati.

Penelitian dengan judul “Pengembangan Model Pengelolaan Nyeri Berbasis Kenyamanan dengan Strategi Coaching dan Pengaruhnya terhadap Derajat Nyeri, Kenyamanan dan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara tersebut membawa Sudirman menjadi doktor keperawatan ke-45 di FIK UI. Sidang promosi tersebut berlangsung pada Rabu, 13 Juli 2016, pukul 10.00 di FON UI Education Building and Laboratory, Depok dan diketuai Dekan FIK UI, Junaiti Sahar, Ph.D., dengan promotor Prof. Dr. Ratna Sitorus, S.Kp., M.App.Sc., dan Ko-promotor Prof. Dr. Soesmalijah Soewondo and Dr. drs. Tris Eryando, M.A. dengan anggota dr. Elisna Syahruddin, Ph.D., Sp.P(K)., Dr. Untung Sujianto, S.Kp., M.Kes., Dr. Kemala Rita Wahidi, S.Kp., MARS., and Dr. Ekowati Rahajeng, SKM., M.Kes.

Penelitian Sudirman dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap 1 berupa penelitian deskriptif kualitatif dan pengembangan model dengan 11 partisipan. Sementara, tahap 2 berupa penelitian kuasi eksperimen pre-post test control group design dengan 64 responden (32 pasien kelompok intervensi dan 32 pasien kelompok kontrol). Dari hasil penelitian, Sudirman mendapatkan model pengelolaan nyeri berbasis kenyamanan beserta perangkatnya dengan 12 tema. Selain itu juga diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan dari model pengelolaan nyeri berbasis kenyamanan dengan strategi coaching terhadap penurunan derajat nyeri, peningkatan kenyamanan, peningkatan status fungsional dan perbaikan status gejala pasien kanker payudara. Dari hasil tersebut, Sudirman merekomendasikan agar perawat menerapkan model pengelolaan nyeri berbasis kenyamanan sebagai bentuk nyata pengelolaan nyeri kanker secara holistik dalam pelayanan keperawatan. Saat ini Sudirman mengajar di Prodi Keperawatan Pekalongan Poltekkes Kemenkes Semarang.

RIO_3652 RIO_3650RIO_3754RIO_3841

en_US