Di tengah meningkatnya kebutuhan akan pemantauan kesehatan yang cepat, akurat, dan mudah digunakan, terutama bagi kelompok rentan seperti bayi, mahasiswa Universitas Indonesia (UI) memperkenalkan Molitav — solusi pemantauan lima tanda vital secara real-time yang sepenuhnya non-invasif dan terjangkau.
Molitav, singkatan dari Monitoring Lima Tanda Vital, dirancang untuk mendeteksi potensi masalah kesehatan sejak dini melalui pengukuran detak jantung, saturasi oksigen (SpO₂), suhu tubuh, laju pernapasan, dan kadar kolesterol. Berbeda dengan alat konvensional, Molitav menggunakan teknologi totally non-invasive, yang artinya seluruh proses pemantauan dilakukan tanpa menusuk kulit atau menimbulkan rasa nyeri, sehingga aman dan nyaman, terutama untuk bayi dan pasien sensitif.
Keunggulan Molitav terletak pada kelengkapan parameter, portabilitas, kemudahan penggunaan, serta harga yang lebih terjangkau dibandingkan alat pemantauan konvensional yang umumnya besar dan mahal.
“Keunggulan Molitav terletak pada kombinasi fitur yang lengkap, mulai dari pengukuran detak jantung, saturasi oksigen, suhu tubuh, laju pernapasan, hingga kadar kolesterol. Selain itu, alat ini portabel, mudah digunakan, dan harganya jauh lebih terjangkau dibandingkan perangkat monitoring konvensional yang cenderung mahal dan tidak praktis untuk penggunaan sehari-hari,” ujar Mutia Annisa, mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah FIK UI 2024 sekaligus Chief Product Officer (CPO) Molitav.
Molitav menggunakan sensor portabel melalui penempelan jari tangan dan mengirimkan data secara nirkabel ke platform pemantauan. Jika ditemukan kondisi tidak normal, ada parameter yang muncul pada aplikasi IoT berbasis Android melalui Bluetooth dan/atau WiFi. tenaga medis atau pengguna dapat memantau secara real-time pada dashboard. Data yang tersimpan secara digital juga memudahkan pelacakan kondisi pasien secara berkelanjutan.
Di balik Molitav berdiri tim multidisiplin yang menggabungkan keahlian di bidang teknologi dan praktik klinis. Tim ini terdiri dari Juan Karnadi, mahasiswa Magister Teknik Biomedis Fakultas Teknik UI 2024 yang berperan sebagai Founder & CEO; Rio A. Fajarin, alumnus Teknik Elektro Fakultas Teknik UI 2014 sebagai Co-Founder & COO; Mutia Annisa, mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah FIK UI 2024 sebagai Chief Product Officer (CPO); serta Rifqi Alifa, mahasiswa Magister Keperawatan Onkologi FIK UI 2024 sebagai Chief Medical Officer (CMO). Kolaborasi lintas disiplin ini menjadi fondasi kuat dalam merancang solusi kesehatan yang tidak hanya berbasis teknologi, tetapi juga relevan dengan kebutuhan klinis di lapangan.
Selama mengikuti Hackathon UI Incubate Pathway 2025, tim Molitav menghadapi tantangan dalam menyatukan berbagai jenis sensor kesehatan ke dalam satu sistem yang sederhana, efektif, dan ramah pengguna. Namun, berkat kolaborasi erat antaranggota tim yang berasal dari latar belakang klinis dan teknologi, tantangan tersebut berhasil diatasi. “Kami fokus pada antarmuka yang intuitif agar teknologi ini bisa digunakan oleh siapa pun, baik tenaga kesehatan maupun keluarga di rumah,” jelas Juan Karnadi, Founder & CEO Molitav.
Tak berhenti di situ, tim Molitav kini tengah mengembangkan fitur lanjutan seperti pemantauan glukosa darah dan tekanan darah. Mereka juga aktif menjajaki kemitraan strategis dengan berbagai klinik, rumah sakit, dan mitra industri alat kesehatan untuk memastikan bahwa teknologi ini bisa segera diterapkan secara nyata di lapangan. Program inkubasi lanjutan dan uji coba produk juga sedang dirancang untuk mempercepat peluncuran ke publik.
“Kami percaya bahwa akses terhadap pemantauan kesehatan yang aman, akurat, dan mudah digunakan adalah hak semua orang. Molitav adalah wujud kontribusi kami untuk menghadirkan alat kesehatan yang cerdas, inklusif, dan berdampak,” ujar Rifqi Alifa, Chief Medical Officer Molitav sekaligus mahasiswa Magister Keperawatan Onkologi FIK UI 2024.
Keberhasilan Molitav juga menjadi cerminan bagaimana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) terus mendorong peran perawat sebagai pelopor inovasi dalam sistem kesehatan. FIK UI tidak hanya membekali mahasiswa dengan kompetensi klinis, tetapi juga dengan kemampuan berpikir kritis, kolaboratif, dan solutif dalam menghadapi tantangan nyata di masyarakat.
Dengan mendukung mahasiswa dalam menghasilkan inovasi seperti Molitav, FIK UI mempertegas posisinya sebagai institusi keperawatan unggul dan berdampak (impactful) yang berkontribusi aktif dalam pengembangan teknologi kesehatan yang humanis dan berorientasi pada kebutuhan pasien.
Molitav menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas bidang — antara ilmu teknik dan keperawatan — mampu melahirkan solusi konkret yang relevan, terjangkau, dan mudah diakses. Sebuah langkah kecil dari kampus, namun membawa potensi perubahan besar bagi dunia kesehatan, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga secara global.
Gedung A Lantai 2, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Kampus UI Depok,
Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia.
Jl. Prof. DR. Sudjono D. Pusponegoro, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424, Indonesia.