Depok, 3 Juli 2025 – Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja terus menjadi tantangan serius di berbagai daerah, termasuk wilayah Bima, Nusa Tenggara Barat, yang mencatat peningkatan prevalensi kasus dalam beberapa tahun terakhir. Tekanan dari lingkungan sosial, teman sebaya, serta kondisi psikologis yang tidak stabil, menjadi faktor utama yang menjadikan remaja kelompok paling rentan terhadap godaan narkoba. Menjawab situasi ini, Ade Wulandari, Doktor dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI), mengembangkan dan menguji Model Pendekatan Dukungan Sosial Nakes-Gen R—sebuah strategi intervensi inovatif yang terbukti efektif meningkatkan keterampilan hidup (life skills) remaja dalam menolak narkoba.
Penelitian disertasi yang dilakukan Ade bertujuan mengatasi kesenjangan dukungan sosial dalam promosi kesehatan remaja, khususnya dalam konteks pencegahan narkoba. Melalui tiga tahap penelitian, model ini dikembangkan secara sistematis. Tahap pertama dilakukan dengan kajian literatur integratif dan studi kualitatif melalui wawancara dan diskusi kelompok terarah (FGD) untuk memahami dinamika kerentanan remaja. Tahap kedua adalah penyusunan model berbasis temuan empiris, sedangkan tahap ketiga adalah uji efektivitas dengan desain kuasi-eksperimen pre-post test yang melibatkan 107 remaja dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan Nakes-Gen R, yang melibatkan tenaga kesehatan sebagai agen dukungan sosial, secara signifikan meningkatkan pengetahuan remaja tentang narkoba serta keterampilan komunikasi asertif untuk menolak ajakan penyalahgunaan narkoba. Analisis statistik menunjukkan perbedaan bermakna skor pengetahuan dan keterampilan sebelum dan sesudah intervensi, dengan Cohen’s d antara 0,4 hingga 0,6, serta nilai Partial Eta Square (PES) yang menunjukkan kekuatan pengaruh besar (0,50 untuk pengetahuan dan 0,58 untuk keterampilan). Pendekatan ini memperkuat peran tenaga kesehatan dalam membina ketahanan remaja, bukan hanya dari sisi medis, tetapi juga psikososial.
Menariknya, penelitian ini juga menemukan bahwa tingkat pendidikan orang tua dan pengalaman remaja dalam mengakses informasi sebelumnya dapat memengaruhi efektivitas intervensi. Hal ini memperlihatkan pentingnya pendekatan yang tidak hanya fokus pada individu, tetapi juga mempertimbangkan konteks sosial dan keluarga. Ade menekankan bahwa intervensi seperti Nakes-Gen R sangat relevan diterapkan melalui Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) sebagai bagian dari strategi promosi kesehatan yang bersifat preventif dan berorientasi pada penguatan kapasitas remaja.
Sidang promosi doktor Ade Wulandari dipimpin oleh Prof. Achir Yani S. Hamid, M.N., D.N.Sc., dengan Prof. Dr. Nani Nurhaeni, S.Kp., M.N. sebagai promotor, serta didampingi Prof. Herni Susanti, S.Kp., M.N., Ph.D dan Dr. Dian Ayubi, S.K.M., M.QIH sebagai ko-promotor. Tim penguji terdiri dari para ahli lintas bidang, antara lain Prof. Tantut Susanto, M.Kep., Sp.Kep. Kom., Ph.D, Dr. Nur Agustini, S.Kp., M.Si, Dianti Endang Kusumawardhani, M.Si., Ph.D, dan Dr. Akemat, S.Kp., M.Kep.
Riset ini memperkuat kontribusi FIK UI dalam pengembangan ilmu keperawatan komunitas yang adaptif terhadap isu lokal. Model Nakes-Gen R menjadi bukti bahwa intervensi berbasis dukungan sosial tenaga kesehatan mampu menjadi pelindung utama remaja dari risiko penyalahgunaan narkoba—khususnya di daerah-daerah dengan tekanan sosial tinggi seperti Bima. Ade Wulandari berharap agar model ini tidak hanya digunakan sebagai hasil akademik, tetapi diterapkan secara nyata dalam kebijakan dan praktik kesehatan remaja di berbagai daerah Indonesia.
Gedung A Lantai 2, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Kampus UI Depok,
Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia.
Jl. Prof. DR. Sudjono D. Pusponegoro, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424, Indonesia.