Kanker merupakan masalah kesehatan serius di Indonesia, dengan tingkat kejadian yang terus meningkat. Keberadaan spesialis keperawatan onkologi sangat penting dalam penanganan kanker, karena mereka memiliki pengetahuan khusus untuk memberikan perawatan dan dukungan secara holistik kepada pasien kanker. Spesialis keperawatan onkologi membantu memahami kebutuhan fisik, emosional, sosial, dan spiritual pasien, meningkatkan kualitas perawatan, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya. Kolaborasi antara spesialis keperawatan onkologi dan tim medis lainnya dapat membantu meningkatkan hasil pengobatan dan kualitas hidup pasien kanker di Indonesia.
Sayangnya, pada tahun 2020, survei HIMPONI mengenai tingkat pendidikan perawat di unit pelayanan onkologi mengungkapkan realitas yang mengejutkan, yaitu 67 persen perawat onkologi masih berpendidikan Diploma, 31 persen berpendidikan Ners (sarjana), dan hanya 2 persen yang memiliki pendidikan Magister Keperawatan. Padahal, peran seorang spesialis perawat onkologi sangat penting dalam memberikan pelayanan keperawatan berkualitas kepada pasien kanker dan keluarganya sesuai dengan harapan masyarakat. Namun, kenyataannya, Indonesia belum memiliki perawat spesialis onkologi, dan ini menjadi dasar bagi keberadaan profesi Ners Spesialis Keperawatan Onkologi.
Menanggapi keadaan ini, Ketua Prodi Ners Spesialis Keperawatan Onkologi, Dewi Gayatri, menjelaskan bahwa rendahnya rasio perawat-pasien dapat berdampak negatif pada kualitas pelayanan pasien dan hasil akhir perawatan. Sehingga, keberadaan Ners Spesialis Keperawatan Onkologi sebagai langkah konkrit dalam meningkatkan standar perawatan dan hasil perawatan kanker.
“Harapannya, kemitraan ini dapat meningkatkan kualitas standar perawatan dan mengantarkan kepada hasil perawatan kanker yang lebih baik. Selain itu, ke depannya kami harap perawat onkologi profesional dapat diakui sebagai mitra strategis bagi onkologis dalam perawatan pasien. Hal ini dapat dicapai dengan memperkuat proses onboarding Spesialis Keperawatan Onkologi saat lulus, salah satunya adalah melalui program collaborative care yang disusun perawat beserta mitra di rumah sakit tempat mereka bekerja,” jelasnya.
Kemitraan ini tidak hanya diapresiasi oleh lembaga pendidikan, namun juga mendapat dukungan dari Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan Ditjen Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Oos Fatimah Rosyati. Beliau menyambut baik upaya kolaboratif untuk memperkuat tenaga perawat onkologi, terutama dalam konteks di mana kanker menjadi salah satu prioritas kesehatan pemerintah.
“Percepatan pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di Indonesia memerlukan keterlibatan semua pihak. Oleh sebab itu, kami sangat menghargai dan mendukung upaya yang dilakukan FIK-UI, Roche, Dharmais dan HIMPONI untuk penguatan tenaga perawat onkologi, apalagi saat ini kanker merupakan salah satu prioritas Pemerintah,” ujarnya.
Gedung Pendidikan dan Laboratorium Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) menjadi saksi dari sebuah dialog multi-pihak yang menggabungkan kekuatan antara, FIK UI, perusahaan farmasi Roche, Rumah Sakit Kanker Dharmais, dan Himpunan Perawat Onkologi Indonesia (HIMPONI) pada Rabu, 6 Desember 2023. Kolaborasi ini dilakukan dengan tujuan utama untuk membahas upaya yang dapat ditempuh guna meningkatkan kualitas keperawatan onkologi di Indonesia.
Keterlibatan perusahaan farmasi ternama, Roche, memberikan dimensi penting dalam dialog ini. Roche telah lama menjadi pelaku utama dalam penelitian dan pengembangan obat-onkologi serta terapi inovatif. Melalui kolaborasi ini, mereka berkomitmen untuk tidak hanya memberikan produk berkualitas tinggi, tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan kapabilitas dan pengetahuan di kalangan tenaga keperawatan. Hasil kelulusan pertama para penerima beasiswa Ners Spesialis Keperawatan Onkologi menjadi tonggak penting dalam perjalanan kemitraan ini. Presiden Direktur Roche Indonesia, Ait-Allah Mejri, menyatakan kegembiraannya dan menganggap capaian ini sebagai bukti komitmen bersama untuk mengurangi beban kanker dan meningkatkan penatalaksanaan kanker di Indonesia.
“Capaian ini menunjukkan komitmen yang kuat dari seluruh mitra kerja untuk berkontribusi dalam mengurangi beban kanker dan meningkatkan hasil penatalaksanaan kanker,” ucapnya.
FIK UI, sebagai lembaga pendidikan tinggi dalam bidang keperawatan, memiliki peran strategis dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas di bidang onkologi. Dialog ini memberikan platform bagi FIK UI untuk berbagi wawasan dan menggali solusi bersama dengan pemangku kepentingan lainnya. Di dukung HIMPONI, sebagai organisasi perawat yang fokus pada onkologi, memberikan perspektif yang sangat bernilai. Keanggotaan HIMPONI yang terdiri dari perawat onkologi berpengalaman membawa pemahaman mendalam tentang kebutuhan pasien dan perawatan onkologi yang efektif bagi pendidikan, dan praktisi kesehatan.
Selain itu, RS Dharmais, sebagai rumah sakit kanker terkemuka di Indonesia, turut ambil bagian dalam kolaborasi ini. Mereka membawa pengalaman praktis dalam memberikan layanan keperawatan onkologi sehari-hari. Melalui dialog ini, RS Dharmais dapat berkontribusi dengan mengidentifikasi tantangan nyata di lapangan dan mencari solusi yang dapat diimplementasikan.
Sebagai negara dengan tingkat kanker yang terus meningkat, kehadiran perawat spesialis onkologi menjadi krusial dalam menghadapi tantangan ini. Dialog ini tidak hanya memberikan wadah untuk berdiskusi, tetapi juga merumuskan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kualitas keperawatan onkologi di Indonesia. Fokusnya mencakup peningkatan kapabilitas tenaga keperawatan, peningkatan aksesibilitas terhadap terapi inovatif, dan peningkatan kolaborasi antara sektor farmasi. Melalui kolaborasi ini, diharapkan bahwa Indonesia dapat memperkuat sistem keperawatan onkologi, memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien, dan terus bergerak menuju perawatan onkologi yang holistik dan terintegrasi.
Semoga, dengan langkah-langkah nyata ini, kualitas perawatan dan hasil akhir perawatan kanker dapat meningkat, memberikan harapan baru bagi mereka yang berjuang melawan penyakit ini.
Gedung A Lantai 2, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Kampus UI Depok,
Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia.
Jl. Prof. DR. Sudjono D. Pusponegoro, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424, Indonesia.