Jakarta, 7 Mei 2025 — Di tengah meningkatnya permintaan tenaga kesehatan dunia, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) kembali mengambil langkah konkret untuk menjawab tantangan global. Kali ini, FIK UI menjalin kemitraan strategis dengan Pemerintah Prefektur Mie, Jepang, guna mempersiapkan perawat dan caregiver profesional Indonesia yang siap berkiprah di negeri sakura.
Kolaborasi ini dibahas dalam pertemuan resmi antara delegasi FIK UI dan Gubernur Prefektur Mie, Mr. Ichimi Katsuyuki, di Hotel Mercure, Jakarta. Pertemuan ini menjadi bagian dari langkah berkelanjutan Pemerintah Jepang dalam menghadapi krisis tenaga keperawatan lansia akibat penurunan angka kelahiran dan penuaan populasi—isu serius yang tengah dihadapi banyak negara maju.
“Kami percaya, lulusan FIK UI memiliki daya saing global dan mampu memberikan kontribusi profesional dalam sistem layanan kesehatan manapun,” ungkap Dr. Masfuri, S.Kp., M.N., Wakil Dekan FIK UI.
Sebagai institusi pendidikan keperawatan terkemuka di Indonesia, FIK UI tak hanya fokus pada kualitas akademik, tetapi juga membekali mahasiswa dengan kemampuan bahasa, pemahaman lintas budaya, serta pelatihan profesional yang sesuai dengan kebutuhan internasional. Salah satu fokus kerja sama ini adalah mendukung skema Specified Skilled Worker (SSW)—jalur legal dari Pemerintah Jepang untuk merekrut tenaga kerja asing terampil, termasuk dari Indonesia.
Lebih dari sekadar pengiriman tenaga kerja, FIK UI melihat kerja sama ini sebagai peluang memperkuat peran Indonesia dalam rantai tenaga kesehatan global yang etis, legal, dan bermutu. Dalam jangka panjang, ini menjadi investasi besar bagi reputasi tenaga kesehatan Indonesia.
Tak hanya mempersiapkan tenaga kerja, FIK UI juga terlibat aktif dalam pengembangan riset dan intervensi adaptasi budaya yang sangat penting bagi keberhasilan para perawat Indonesia di Jepang. Dengan pendekatan berbasis akademik dan kemitraan strategis, FIK UI ingin memastikan bahwa lulusan Indonesia tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkembang dan menjadi bagian dari solusi dalam sistem kesehatan negara tujuan.
“Kami tidak hanya mengirim tenaga kerja, tapi juga menyiapkan mereka agar mampu beradaptasi secara sosial dan profesional,” tegas Dr. Masfuri.
Dalam forum yang sama, Ketua DPRD Prefektur Mie menyatakan harapan agar lebih banyak mahasiswa dan lulusan Indonesia dapat mengakses peluang belajar dan bekerja di wilayahnya. Saat ini, lebih dari 3.300 warga negara Indonesia telah bekerja di Prefektur Mie, dan jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat.
Gubernur Ichimi turut mempromosikan Mie sebagai wilayah yang aman, ramah, dan kaya budaya—dari kuil Shinto tertua di Jepang hingga sirkuit F1 dan kuliner khas seperti lobster dan daging sapi Matsusaka. Ia juga mendorong agar para tenaga kerja Indonesia merasa nyaman dan dapat mengundang keluarga untuk menikmati kehidupan dan budaya Jepang.
Melalui kolaborasi ini, FIK UI menegaskan komitmennya untuk menjadi jembatan antara potensi sumber daya manusia Indonesia dan kebutuhan global. Program seperti ini membuktikan bahwa dengan pendidikan tinggi yang unggul, lulusan Indonesia mampu hadir sebagai solusi nyata di tingkat dunia.
FIK UI juga membuka ruang kolaborasi lanjutan dalam bentuk pertukaran akademik, riset lintas negara, dan inovasi kurikulum berbasis kebutuhan global. Delegasi Jepang dijadwalkan kembali ke Indonesia pada Oktober 2025 untuk menindaklanjuti rencana pengembangan program jangka panjang.
Gedung A Lantai 2, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Kampus UI Depok,
Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia.
Jl. Prof. DR. Sudjono D. Pusponegoro, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424, Indonesia.