Pada 4 Desember 2020, Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) melaksanakan program pengabdian masyarakat dalam meningkatkan kapasitas kader posyandu melalui pelatihan pemantauan status gizi balita sebagai upaya intervensi gizi spesifik pada balita serta pencegahan dan penanganan stunting di Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Program pengabdian masyarakat ini dilatarbelakangi oleh masih tingginya pravelensi stunting di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan prevalensi stunting dari 37,2% turun menjadi 30,8%, dan prevalensi kurus (Wasting) dari 12,1% turun menjadi 10,2%. Jumlah tersebut memang menurun, tapi angka tersebut masih di atas angka ambang batas yang ditentukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO menetapkan angka batas stunting sebesar 20 persen (World Health Organization, 2017).

Menurut Ketua Tim Pengmas FIK UI, Dr. Nani Nurhaeni, S.Kp., MN mengatakan bahwa penetapan Kecamatan Aikmel sebagai lokasi intervensi dikarenakan Kecamatan Aikmel merupakan salah satu dari 5 wilayah lokus stunting di Kabupaten Lombok Timur. Selain itu, anak balita (0-5 tahun) merupakan kelompok umur yang paling sering menderita masalah gizi. Oleh karena itu, asupan gizi yang seimbang menjadi bagian yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan balita. Pejabat sementara Kepala Desa Aikmel Burhanuddin Jafar, S.AP juga menyampaikan bahwa salah satu program utama yang digalakkan pada masing-masing posyandu dan kader adalah pengukuran status gizi dan pemantauan nutrisi pada balita karena mengingat Kecamatan Aikmel merupakan salah satu lokus stunting di Lombok timur sehingga hal tersebut dikatakan tepat sasaran untuk dilakukan di kecamatan aikmel.

Hal senada juga disampaikan oleh anggota Tim Pengmas , Ns. La Ode Abdul Rahman, S.Kep., MBA menuturkan seorang kader posyandu memiliki peran vital dalam mendidik masyarakat dalam hal yang berkaitan dengan peningkatan derajat kesehatan dan ujung tombak tombak keberhasilan pemantauan gizi balita. seorang kader posyandu harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mendukung dalam menjalankan tugasnya sebagai kader. Oleh karena itu, peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader mutlak dibutuhkan.

Peserta pelatihan sebanyak 31 orang kader posyandu dari 7 Posyandu di wilayah Kecamatan Aikmel. Materi pelatihan pemantauan gizi yang disampaikan, diantaranya konsep dasar posyandu, pengukuran status gizi, pengisisan Kartu Menuju Sehat (KMS), penyuluhan kader posyandu dan pemberian makan bayi dan anak. Ayuni Rizka Utami, S.Kep.,Ns sebagai anggota pengmas yang menyampaikan materi pelatihan mengatakan bahwa materi tidak hanya disampaikan melalui ceramah namun ada role play pengisian KMS dengan pemberian kasus sebagai faktor pemicu. Selain itu, praktek pengukuran berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala menggunakan peralatan yang sudah disediakan oleh tim pengabdi seperti timbangan digital, meteran tinggi badan, dan meteran lingkar kepala.

Selanjutnya dalam masa Pandemi COVID-19, pelaksanaan pelatihan pemantauan status gizi dengan ketat menerapkan Protokol Kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah, seperti sebelum masuk ke ruang pelatihan peserta dilakukan pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan,  mewajibkan menggunakan masker selama pelatihan berlangsung dan menjaga jarak tempat duduk. Hal tersebut dilakukan dalam mendukung program pemerintah terkait pencegahan dan pengendalian penyebaran COVID-19.

Tim Pengmas FIK UI terdiri dari Dua Dosen FIK UI yaitu Dr. Nani Nurhaeni, S.Kp., MN; Ns. La Ode Abdul Rahman, S.Kep., MBA; dan empat Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yaitu Ayuni Rizka Utami, S.Kep., Ns; T. Widya Naralia, S.Kep., Ns; Diksi Hera Berliana, S.Kep., Ns; dan Syamikar Baridwan, S.Kep., Ns.

 

en_US