Community Service

Bangkit dari Trauma Likuifaksi Brebes, FIK UI dan IPKJI Jawa Tengah Pulihkan Kesehatan Jiwa Warga

Posted in:

28 October 2025

Bencana tanah bergerak yang melanda Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, pada April 2025 meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat. Peristiwa yang dipicu oleh curah hujan tinggi ini menyebabkan ratusan rumah rusak parah dan memaksa warga mengungsi ke hunian sementara. Namun, di balik pemulihan fisik yang tengah dilakukan, upaya untuk memulihkan kesehatan jiwa dan sosial masyarakat menjadi hal yang tak kalah penting.

Sebagai wujud nyata komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat pascabencana, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) berkolaborasi dengan Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial UI (DPIS UI) serta Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia (IPKJI) Jawa Tengah menyelenggarakan Program Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) bagi warga terdampak likuifaksi di Desa Mendala. Program ini dilaksanakan selama delapan minggu dan berfokus pada pemulihan trauma, penguatan psikososial, serta peningkatan kapasitas masyarakat agar mampu membangun ketahanan emosional di lingkungannya.

Ketua Tim Pengabdi Masyarakat FIK UI, Prof. Dr. Budi Anna Keliat, S.Kp., M.App.Sc., menjelaskan bahwa program ini tidak hanya bertujuan memberi intervensi sesaat, tetapi juga memberdayakan masyarakat agar menjadi bagian dari solusi pemulihan.

“Kami hadir memberikan dukungan pemulihan trauma dan stres pascabencana. Kunci program ini adalah partisipasi aktif dari masyarakat melalui para kader yang akan kami latih,” ujar Prof. Budi Anna Keliat.

Sebanyak 25 kader kesehatan dari empat RT di RW 03 dan RW 05 Desa Mendala dilibatkan dalam pelatihan intensif yang diselenggarakan oleh tim FIK UI bersama IPKJI Jawa Tengah. Para kader ini dibekali dengan berbagai keterampilan untuk memberikan pendampingan psikososial bagi korban bencana. Pelatihan dilakukan dengan metode ceramah, modelling, dan role play sehingga peserta dapat memahami teori sekaligus mempraktikkan langsung di lapangan.

Materi pelatihan mencakup dukungan psikologis kelompok besar seperti teknik relaksasi napas dalam, relaksasi otot progresif, dan hipnotis lima jari, serta terapi kelompok kecil yang menitikberatkan pada membangun harapan melalui teknik “butterfly hug” dan “grounding”, disesuaikan dengan kelompok usia anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia.

Setelah mengikuti pelatihan, para kader didampingi tim FIK UI dan IPKJI Jawa Tengah langsung menerapkan hasil pembelajaran mereka kepada 456 warga di wilayah terdampak. Kegiatan dimulai dengan skrining awal untuk menilai kondisi psikologis warga, kemudian dilanjutkan dengan terapi kelompok berdasarkan usia. Untuk kelompok dewasa dan lansia, terapi berfokus pada membangun harapan serta latihan relaksasi; kelompok remaja dilatih meningkatkan konsentrasi dan menyalurkan emosi melalui terapi gerak tubuh; sementara anak-anak mengikuti sesi terapi bermain yang dirancang agar mereka dapat mengekspresikan perasaan dengan aman dan gembira.

Selain terapi kelompok, tim juga memberikan terapi individual bagi warga yang memiliki masalah kesehatan fisik atau gangguan jiwa. Dari hasil skrining awal, ditemukan tujuh warga dengan risiko bunuh diri yang segera dirujuk ke Puskesmas Sirampog untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Bahkan, tiga kader kesehatan yang turut mengikuti pelatihan juga menunjukkan gejala serupa dan langsung mendapatkan terapi individual dari tim pengabdi FIK UI dan IPKJI Jawa Tengah.

Program ini mendapat dukungan penuh dari Kepala Desa Mendala, Muhammad Basori, yang turut menyediakan Balai Desa sebagai pusat kegiatan serta memfasilitasi peninjauan langsung ke hunian sementara warga. Dukungan pemerintah desa menjadi salah satu faktor penting dalam memastikan keberlanjutan kegiatan pasca pelatihan, termasuk dalam membentuk jejaring kader yang berperan sebagai penggerak komunitas sehat jiwa di tingkat lokal.

Prof. Budi Anna menjelaskan bahwa keberhasilan program ini terletak pada sinergi antara ilmu pengetahuan, empati sosial, dan partisipasi warga. Ia menegaskan bahwa pemulihan pascabencana tidak hanya berkutat pada perbaikan fisik, tetapi juga menyentuh aspek batin dan psikologis korban.

“Materi pelatihan difokuskan pada dukungan Psikologis Kelompok Besar, seperti teknik relaksasi nafas dalam, relaksasi otot progresif, dan hipnotis lima jari,” ujarnya.
“Selain itu, untuk Terapi Kelompok Kecil, membangun harapan, dengan teknik ‘butterfly hug’ dan ‘grounding’, yang disesuaikan dengan siklus kehidupan anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia.”

“Langkah kolaboratif antara akademisi, pemerintah desa, dan organisasi profesi ini menunjukkan komitmen serius dalam menangani dampak psikososial akibat bencana, memastikan pemulihan warga Desa Mendala berjalan holistik,” tambahnya.

Melalui kegiatan ini, FIK UI menegaskan kembali perannya sebagai institusi pendidikan yang tidak hanya berfokus pada pengajaran dan penelitian, tetapi juga berkomitmen kuat dalam pengabdian kepada masyarakat. Pendekatan keperawatan jiwa komunitas yang diterapkan dalam program ini menjadi contoh nyata bagaimana ilmu keperawatan dapat hadir langsung di tengah masyarakat, membawa dampak yang nyata, berkelanjutan, dan berorientasi pada kemanusiaan.

Share this article:

en_US