Aman Bermain, Siaga Menolong: FIK UI Perkuat Literasi Pertolongan Pertama bagi Komunitas Sepak Bola

Posted in:

22 July 2025

“Saat lagi main bola, teman kami tersikut di bagian dada. Saat itu ia langsung mengeluh nyeri hebat, sampai sulit bernapas. Kami semua panik karena tidak tahu harus berbuat apa.”

Kisah seperti ini bukan sekadar cerita. Ini nyata, sering terjadi di lapangan, dan bisa menimpa siapa saja.

Setiap tahun, insiden cedera serius hingga henti jantung mendadak saat berolahraga masih kerap terjadi. Ironisnya, nyawa kerap melayang bukan karena lambatnya penanganan rumah sakit, tetapi karena orang terdekat tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam memberikan pertolongan pertama.

Padahal, banyak kasus sebenarnya dapat dicegah bila orang sekitar memahami langkah pertolongan pertama dalam menit-menit awal. Inilah yang mendorong Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) melalui Klaster Riset Acute & Critical Care, menginisiasi edukasi bagi komunitas penggiat olahraga.

Berkolaborasi dengan ABCC Football Community (ABCC FC), FIK UI menggelar kegiatan bertema “Pemberdayaan Masyarakat Penggiat Sepak Bola dalam Pertolongan, Perawatan, dan Bantuan Hidup Dasar: Aman Bermain, Siaga Menolong” pada 20 Juli 2025. Bertempat di Lapangan Kerasakti, Tangerang Selatan, pelatihan ini diikuti oleh 39 pemain ABCC FC—mayoritas pekerja kantoran yang rutin bermain bola setiap pekan.

Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa olahraga yang bertujuan menyehatkan justru dapat berbalik membahayakan bila kita abai terhadap risiko dan tidak paham menghadapi kondisi darurat.

“Cedera muskuloskeletal hingga henti jantung bisa terjadi kapan saja. Tindakan cepat dalam 5–10 menit pertama bisa menentukan apakah seseorang selamat atau tidak,” jelas Dr. Masfuri, S.Kp., M.N., Ketua Klaster Riset Acute & Critical Care FIK UI.

Selama kegiatan, peserta mendapatkan pembekalan keterampilan pertolongan pertama seperti penanganan cedera ringan, teknik mengatasi tersedak, hingga praktik Resusitasi Jantung Paru (RJP) yang menjadi keterampilan krusial dalam situasi henti jantung mendadak. FIK UI juga menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan dan konseling gratis di sela-sela kegiatan.

Antusiasme peserta sangat tinggi. Banyak dari mereka mengaku baru kali ini benar-benar memahami langkah yang tepat dalam kondisi darurat.

“Ilmu yang kami dapat hari ini sangat bermanfaat. Sekarang kami lebih paham apa yang harus dilakukan saat terjadi kondisi darurat seperti henti jantung atau patah tulang. Kami juga mulai menyimpan nomor ambulans dan rumah sakit terdekat sebagai antisipasi. Bahkan hasil pemeriksaan kesehatan membuat kami lebih sadar menjaga pola makan karena banyak teman yang terkejut saat tahu asam urat atau kolesterolnya tinggi, padahal selama ini merasa sehat,” ungkap para peserta.

Peserta juga mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan yang dinilai sangat matang, rapi, dan informatif.

“Kami berharap komunitas lain juga bisa merasakan manfaat pelatihan seperti ini. Komunitas sepak bola bukan hanya soal olahraga, tapi juga tentang bagaimana kita saling menjaga kesehatan dan keselamatan sesama rekan dan keluarga,” tutup Willyardo Napitupulu, ketua ABCC FC.

Program ini merupakan wujud pengabdian masyarakat FIK UI untuk memperkuat kapasitas komunitas menghadapi risiko kesehatan secara mandiri. Di tengah rendahnya literasi pertolongan pertama di masyarakat, kehadiran FIK UI menjadi angin segar yang menjawab kebutuhan nyata di lapangan.

Tak semua orang harus jadi tenaga medis. Tapi siapa pun bisa jadi penolong. Dengan membangun kesadaran dan keterampilan dasar sejak sekarang, FIK UI mendorong terbentuknya lingkungan olahraga yang lebih aman, tanggap, dan berdaya dalam menghadapi kondisi darurat. Karena sering kali, kesempatan menyelamatkan nyawa hanya datang dalam hitungan detik.

Share this article:

en_US