Search
Close this search box.

Community Service

FIK UI berikan Terapi Kelompok bagi Lansia dengan Diabetes Melitus di Bali

Posted in:

Add Your Heading Text Here

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) melakukan pengabdian masyarakat melalui intervensi terapi kelompok dalam perawatan diri pada lanjut usia (Lansia) dengan Diabetes Melitus. Kegiatan tersebut dilakukan pada Selasa (9/8) lalu di wilayah kerja Puskesmas 1 Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali.

Program pengabdian masyarakat dilaksanakan sebagai salah satu implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tim pengabdi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) yang dipimpin oleh Dr. Etty Rekawati, S.Kp., MKM, dengan Dr. Sigit Mulyono, S.Kp., M.N sebagai dosen pembimbing lapangan bersama 4 mahasiswa program spesialis keperawatan komunitas yang terdiri dari Ns. Ni Made Candra Citra Sari, S.Kep., M.Kep, Ns. T. Widya Naralia, S.Kep., M.Kep, Ns. Syamikar Baridwan, S.Kep., M.Kep, dan Ns. Yolinda Suciliyana, S.Kep., M.Kep.

Mereka telah melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di Puskesmas 1 Gerokgak Kabupaten Buleleng, Bali. Sasaran dari program pengabdian masyarakat tersebut adalah masyarakat yang memiliki gula darah tinggi (penderita Diabetes Melitus) di wilayah kerja Puskesmas 1 Gerokgak.

Salah satu mahasiswa program spesialis keperawatan komunitas, Ni Made Candra Citra Sari, menyampaikan kasus penyakit tidak menular yang salah satunya adalah diabetes melitus (DM) sampai saat ini menjadi masalah serius yang dihadapi oleh seluruh dunia termasuk Indonesia. “Tahun 2019, diabetes menjadi penyebab kematian langsung dari 1,5 juta kasus kematian dan 48% kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun. DM menjadi penyakit nomor dua terbanyak setelah Hipertensi di Kabupaten Buleleng,Bali,” terangnya.

Disebutkan dari Profil Kesehatan Bali tahun 2018 melaporkan bahwa penyakit DM menduduki peringkat kedua, dari sepuluh besar diagnosa rawat jalan dan rawat inap di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas kesehatan tingkat lanjut program JKN tahun 2018.

Candra menambahkan berbagai cara penanganan dan pengendalian sudah dilakukan oleh pemerintah. Yaitu melalui Perkeni pemerintah sudah mengeluarkan pedoman lima pilar pengendalian DM. Pemerintah sudah menjalankan program untuk skrining dan perawatan DM dengan mengadakan pos binaan terpadu (POSBINDU) yang dilakukan di tingkat RT/RW atau Desa/Dusun.

“Pemerintah sudah mencoba memberikan asuransi kesehatan secara gratis kepada pasien-pasien yang memiliki riwayat penyakit yang harus mendapatkan pengobatan yang berkepanjangan melalui BPJS-KIS. Berbagai upaya yang telah dilakukan sayangnya tidak searah dengan prevalensi DM yang setiap tahunnya terjadi peningkatan,” imbuhnya.

Share this article:

en_US