Distosia merupakan persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi di antaranya faktor kontraksi uterus dan status psikologi. Salah satu faktor psikologi yaitu terjadinya stres dan kecemasan. Stres dan kecemasan yang tidak teratasi akan meningkatkan intensitas nyeri yang merupakan masalah utama ibu melahirkan. Apabila nyeri tidak diatasi dapat menimbulkan kecemasan, yang selanjutnya akan meningkatkan intensitas nyeri. Nyeri, kecemasan dan stres merupakan masalah ketidaknyamanan selama melahirkan. Adanya ketidaknyamanan yang tidak teratasi akan menimbulkan distosia sehingga mengganggu kelancaran proses persalinan dan mempengaruhi kesehatan ibu maupun janin. Banyak intervensi keperawatan untuk mengatasi ketidaknyamanan selama persalinan, namun kenyataannya belum teratasi. Program pemerintah telah banyak dilakukan untuk mengatasi masalah kematian ibu di Indonesia, namun belum mengatasi masalah, sehingga Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi.
Akupresur merupakan salah satu tindakan untuk mengatasi ketidaknyamanan dan memperlancar proses persalinan dengan cara memijat menggunakan jari tangan pada titik-titik tertentu. Akupresur membutuhkan waktu lebih lama dan tenaga yang terampil dalam bidang akupresur. Terapi komplementer lain yang dapat digunakan untuk mengatasi ketidaknyamanan adalah terapi musik. Terapi musik membuat tubuh menghasilkan hormon beta-endorfin yang merupakan hormon kebahagiaan yang dapat menurunkan nyeri dan kecemasan.
Melihat fenomena tersebut, Heni Setyowati tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh keperawatan mandiri Modified Pain Digital Acupressure (MPDA) terhadap kenyamanan, kontraksi uterus, status psikologi dan lama persalinan fase aktif pada ibu bersalin primipara. Mengusung judul “Pengembangan Intervensi Keperawatan Mandiri Modified Pain Digital Acupressure (MPDA) dan Pengaruhnya terhadap Kenyamanan, Kontraksi Uterus, Status Psikologi dan Lama Persalinan Fase Aktif pada Ibu Bersalin Primipara Tahun 2014,” Heni mempertahankan disertasinya di hadapan para penguji pada Senin, 4 Januari 2016.
Sidang tersebut berlangsung di Gedung Pendidikan dan Laboratorium FIK UI Depok dan diketuai oleh Prof. Achir Yani S. Hamid, D.NSc., dengan promotor Prof. Heriandi Sutadi, drg., Sp. KGA (K)., Ph.D. dan Ko-promotor Prof. Dra. Setyowati, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D. and Prof. Dr. Ing. Ir. Raldi Artono Koestoer, D.E.A., dengan anggota Dr. dr. Budi Iman Santoso, Sp.O.G.(K)., Elsi Dwi Hapsari, S.Kp., M.S., D.S., Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.O.G(K)., and Prof. Dr. Ir. R. Danardono Agus Sumarsono, D.E.A.
Dari hasil penelitiannya, Heni mengetahui bahwa MPDA memberikan kenyamanan, meningkatkan kontraksi uterus, memperbaiki status psikologi dan mempercepat proses persalinan. Berdasarkan kesimpulan tersebut, Heni merekomendasikan agar MPDA digunakan sebagai salah satu terapi alternatif untuk mengatasi ketidaknyamanan selama melahirkan dan mencegah terjadinya partus lama. Heni merupakan Doktor Keperawatan ke-38 yang lulus dari FIK UI.