Masalah kesehatan pekerja di tempat kerja yang selama ini jadi sorotan masih hanya seputar kesehatan fisik saja. Kesehatan mental (jiwa) kerap terabaikan atau hanya dianggap sebagai “stres biasa.” Meskipun demikian, baik kesehatan fisik maupun kesehatan jiwa, keduanya merupakan dua hal penting yang mendukung kinerja seorang pekerja. Stres yang mempengaruhi kesehatan jiwa juga dapat berpengaruh ke kesehatan fisik dan akhirnya menyebabkan kinerja yang jauh dari optimal.
Kesehatan jiwa di tempat kerja dapat dilihat dari dua sisi. Salah satunya adalah kondisi di tempat kerja yang mempengaruhi kesehatan jiwa pekerja, dan yang lainnya adalah kesehatan jiwa pekerja yang beradaptasi dengan tempat kerja. Tekanan atau stres sering timbul dari target pekerjaan yang menuntut atau lingkungan kerja yang tidak mendukung. Pekerja yang mengalami stres tersebut pada umumnya merasa sungkan untuk bercerita kepada sesama pekerja dan merasa takut akan kehilangan pekerjaannya. Jika hal tersebut berlangsung secara terus menerus, pekerja tidak hanya berisiko mengalami penyakit jiwa namun juga berisiko mengalami penyakit fisik.
Stres di tempat kerja akan menimbulkan berbagai risiko penyakit fisik. Pekerja yang mengalami stres terus menerus rentan mengalami tegang otot, gangguan lambung, hipertensi dan kadar gula darah yang tidak stabil. Hal ini dikarenakan ketegangan serta stres mempengaruhi semua fungsi tubuh. Stres berkepanjangan yang mengakibatkan penyakit fisik secara perlahan akan menurunkan produktivitas pekerja.
Guna meningkatkan kesadaran mengenai kesehatan jiwa di tempat kerja, pada peringatan Hari Kesehatan Jiwa (World Mental Health Day) tahun ini WHO mengajak seluruh masyarakat, terutama pekerja dan pemimpin di lingkungan kerja, untuk fokus terhadap pencegahan dan penanganan stres di kalangan pekerja. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengatasi sumber stres, seperti menciptakan lingkungan kerja yang mendukung produktivitas pekerja. Penanganan dapat dilakukan dengan saling terbuka untuk bercerita, baik sesama pekerja maupun manajer atau pemimpin, untuk menemukan solusi terbaik. Dengan meningkatkan kesadaran mengenai kesehatan jiwa di lingkungan kerja, pemimpin maupun manajer tidak hanya memberi dukungan kepada pekerjanya, namun juga mendukung kesehatan dan kesejahteraan pekerja sekaligus produktivitas pekerja.
Sumber: http://www.who.int/mental_health/world-mental-health-day/2017/en/