Promosi Doktor

Doktor dari FIK UI Hadirkan Solusi Hipertensi Berbasis Ketahanan Emosional Islami

Diposting di:

24 Juni 2025

Depok, 24 Juni 2025 – Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) terus menunjukkan perannya sebagai garda terdepan dalam inovasi kesehatan. Hari ini, Selasa, 24 Juni 2025, Sukarmin berhasil meraih gelar Doktornya, membawa kabar baik bagi jutaan penderita hipertensi di Indonesia. Disertasinya yang berjudul “Efektivitas Model KEMIS (Ketahanan Emosional Islami) dalam Mengendalikan Kondisi Psikologis, Tekanan Darah, Kesejahteraan Spiritual dan Dukungan Sosial Pasien Hipertensi” ini menjadi bukti nyata komitmen FIK UI dalam menghasilkan riset yang unggul dan berdampak langsung pada masyarakat.

Sidang promosi doktor ini dipimpin oleh Prof. Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati, S.Kp., MARS, dengan bimbingan Promotor Prof. Dra. Elly Nurachmah, M.App.Sc., DNSc. dan Ko-Promotor Sri Yona, S.Kp., M.N., Ph.D. serta Dr. Dewi Gayatri, S.Kp, M.Kes.

Hipertensi, atau yang lebih dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah salah satu masalah kesehatan yang sangat serius di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Penyakit ini sering disebut “pembunuh diam-diam” karena seringkali tidak menunjukkan gejala di awal, namun bisa menyebabkan komplikasi berbahaya seperti serangan jantung, stroke, hingga gagal ginjal. Mengingat kompleksitasnya, penanganan hipertensi tidak bisa hanya fokus pada obat-obatan, melainkan juga harus menyentuh aspek emosional dan spiritual pasien untuk mencapai kendali yang optimal dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Melihat kebutuhan inilah, disertasi Sukarmin menghadirkan solusi yang inovatif: Model KEMIS (Ketahanan Emosional Islami). Pendekatan ini adalah cara baru yang menggabungkan kekuatan emosi positif dengan nilai-nilai spiritual keagamaan dalam membantu pasien hipertensi mengelola kondisinya.

Penelitian Sukarmin dilakukan dalam dua tahap untuk memastikan keefektifan Model KEMIS. Tahap pertama adalah studi kualitatif yang melibatkan 10 pasien. Dari sini, terungkap bahwa kondisi fisik, masalah keluarga, dan pekerjaan bisa memicu emosi negatif pada pasien hipertensi. Namun, pasien juga menemukan cara untuk meredam kemarahan dan emosi, seperti melalui doa dan zikir yang meningkatkan keyakinan akan takdir Tuhan. Selain itu, perbaikan ibadah wajib dan tambahan, manajemen fisik yang baik, serta dukungan sosial dan aktivitas positif terbukti dapat menciptakan ketenangan dan kestabilan pikiran.

Setelah memahami pengalaman pasien, penelitian berlanjut ke tahap kedua, yaitu uji klinis terkontrol secara acak (Randomized Control Trial/RCT) yang melibatkan 100 pasien hipertensi di rumah sakit di Kudus. Pasien dibagi menjadi dua kelompok: satu kelompok mendapatkan terapi Model KEMIS, dan kelompok lainnya tidak.

Hasilnya sungguh signifikan! Penelitian ini menunjukkan bahwa Model KEMIS sangat efektif dalam membantu pasien hipertensi. Mereka yang mengikuti terapi KEMIS mengalami perbaikan yang jelas dalam kondisi psikologis (seperti tingkat stres dan kecemasan), penurunan tekanan darah sistolik (angka atas) dan diastolik (angka bawah), peningkatan kesejahteraan spiritual, serta penguatan dukungan sosial.

Semua perbaikan ini menunjukkan hasil statistik yang sangat kuat (nilai p < 0,001), artinya perubahan yang terjadi bukan karena kebetulan. Ini berarti, Model KEMIS sangat potensial untuk diterapkan di pelayanan kesehatan, khususnya sebagai terapi pendamping bagi pasien hipertensi, demi mengoptimalkan pengendalian tekanan darah dan meningkatkan kemampuan mereka menghadapi tantangan penyakit.

Keberhasilan Sukarmin ini adalah cerminan dari visi FIK UI untuk menjadi institusi keperawatan yang tidak hanya unggul dalam pendidikan, tetapi juga berdampak nyata melalui riset. Penelitian ini tidak hanya memperkaya ilmu keperawatan, khususnya di bidang kardiovaskular dan kesehatan mental, tetapi juga menawarkan intervensi praktis yang didasari bukti ilmiah dan sangat relevan dengan nilai-nilai budaya serta spiritual masyarakat Indonesia. FIK UI akan terus mendorong lahirnya riset-riset inovatif yang memberikan solusi konkret untuk masalah kesehatan, serta mencetak lulusan yang tidak hanya terampil secara klinis, tetapi juga mampu berinovasi dan berkontribusi signifikan bagi kemajuan ilmu keperawatan di tingkat global.

Bagikan artikel ini:

id_ID