Setiap detik sangat berarti bagi pasien yang sedang menjalani perawatan intensif, termasuk mereka yang menggunakan Continuous Bladder Irrigation (CBI), yakni prosedur irigasi kandung kemih secara terus-menerus. Sayangnya, keterlambatan dalam mendeteksi sumbatan urine atau darah yang menggumpal (clotting) masih sering terjadi, dan dapat menyebabkan nyeri hebat, infeksi, bahkan kondisi gawat darurat.
Melihat kondisi ini, sekelompok mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) angkatan 2024 menghadirkan solusi inovatif bernama ClowSens — singkatan dari Color and Flow Sensor. ClowSens merupakan alat pemantau urine otomatis berbasis teknologi Internet of Things (IoT) yang dapat memberikan peringatan dini apabila terjadi gangguan aliran atau perubahan warna urine pasien.
“Inovasi ini lahir dari pengalaman nyata kami di ruang rawat. Kami menyaksikan bagaimana keterlambatan deteksi bisa berdampak fatal bagi pasien. ClowSens dirancang agar perawat bisa mendapat informasi secara cepat dan akurat,” ujar Ns. Netral Gulo, salah satu penggagas ClowSens.
Alat ini bekerja dengan menggabungkan sensor aliran dan sensor warna yang dipasang pada selang urine pasien. Jika terjadi penyumbatan atau indikasi perdarahan, ClowSens akan memunculkan alarm suara dan visual, serta mengirimkan notifikasi langsung ke perangkat perawat, seperti ponsel atau komputer. Data yang terekam juga bisa dilihat dalam bentuk grafik untuk memudahkan dokumentasi dan pengambilan keputusan medis.
Keunggulan utama ClowSens adalah kemampuannya mendeteksi masalah sebelum menjadi gawat darurat. Hal ini sangat membantu perawat yang harus mengawasi banyak pasien sekaligus, apalagi di tengah keterbatasan tenaga dan waktu. Dengan alat ini, pengawasan bisa dilakukan lebih efisien dan responsif.
Lebih jauh lagi, ClowSens merupakan inovasi pertama di Indonesia — bahkan secara global — yang secara khusus dirancang untuk monitoring otomatis pada pasien CBI berbasis kombinasi sensor aliran, sensor warna, dan konektivitas IoT. Hingga saat ini, belum ada alat sejenis yang mampu memberikan solusi menyeluruh untuk deteksi dini clotting urine secara real-time sekaligus menyimpan data pemantauan secara digital. Hal ini menjadikan ClowSens sebagai terobosan baru dalam praktik keperawatan urologi modern.
Dosen pengampu mata kuliah Sistem Informasi Manajemen Keperawatan, Dr. Tuti Herawati, S.Kp., MN, yang turut memfasilitasi lahirnya ide ClowSens, menekankan pentingnya pembelajaran transformatif agar perawat dapat menjadi pelopor inovasi dalam sistem kesehatan yang terus berubah.
Keberhasilan ClowSens tak lepas dari kekuatan tim pengembangnya yang terdiri dari para perawat profesional sekaligus mahasiswa magister FIK UI peminatan Keperawatan Medikal Bedah. Tim ini meliputi: Ns. Netral Gulo, Ns. Estefania Dos Santos, Ns. Sri Hariyanti, Ns. Katarina Windhi Anggita S., Ns. Cici Nurrahmawati, Ns. Puteri Hirika Reptes, dan Ns. Nurul Hidayah, serta didukung oleh M. Ilham Fati dalam pengembangan sistem IoT.
Sinergi antara pemahaman klinis, kemampuan problem solving, dan eksplorasi teknologi menjadi kekuatan utama dalam membangun ClowSens hingga mencapai tahap saat ini. Ini bukan sekadar proyek teknologi, tetapi hasil kerja kolaboratif yang berpijak pada kepedulian terhadap keselamatan pasien dan efisiensi kerja tenaga kesehatan.
ClowSens juga telah berhasil lolos seleksi dan mendapat dukungan dana dari program Hackathon UI Incubate Pathway 2025, sebuah ajang inkubasi startup bergengsi di Universitas Indonesia.
FIK UI menyambut baik capaian ini. “Kami di FIK UI tidak hanya mengajarkan ilmu keperawatan, tapi juga menanamkan semangat kepemimpinan, kreativitas, dan keberanian untuk menciptakan solusi nyata. ClowSens adalah bukti nyata bahwa perawat bisa jadi inovator,” ujar Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan UI, Prof. Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati, S.Kp., M.A.R.S.
Ke depan, tim ClowSens menargetkan finalisasi prototipe, uji coba klinis di rumah sakit mitra, serta proses perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), sertifikasi, dan komersialisasi alat. Mereka juga membuka peluang kerja sama dengan rumah sakit, industri alat kesehatan, dan lembaga pemerintah untuk menjadikan ClowSens sebagai alat standar di ruang perawatan urologi dan bedah.
Lewat ClowSens, mahasiswa FIK UI membuktikan bahwa dapat lahir dari para perawat yang bekerja langsung dengan pasien setiap hari. Di tengah transformasi digital layanan kesehatan, ClowSens membawa harapan baru: sistem pemantauan yang lebih cerdas, aman, dan manusiawi.
“Inovasi seperti ClowSens adalah bukti bahwa keperawatan bukan hanya tentang merawat pasien di ranjang. Ini tentang menggerakkan sistem, memperbaiki alur, dan menghadirkan solusi nyata yang menyelamatkan nyawa,” tutup Netral.
Gedung A Lantai 2, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Kampus UI Depok,
Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia.
Jl. Prof. DR. Sudjono D. Pusponegoro, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424, Indonesia.