Tuberkulosis saat ini menjadi penanganan prioritas pemerintah setelah pandemic COVID-19 mereda. Di tahun 2022, kasus TBC di Provinsi NTB diperkirakan mencapai 20.830 kasus. Jumlah ini sekitar dua persen dari estimasi kasus TBC di Indonesia di tahun yang sama, yakni sebanyak 969 ribu kasus.. Di lansir dari data Sistem Informasi Tuberkulosis pada tahun 2022, Persentase penemuan kasus TBC di NTB mencapai 42,4 %, menunjukkan peningkatan sebesar 7,9 % dari tahun 2021 yang sebelumnya hanya mencapai 34,49 %. Sementara itu, terdapat juga peningkatan dalam tingkat keberhasilan pengobatan kasus TBC, dengan angka mencapai 91,4 % pada tahun 2022, mengalami peningkatan tipis dari angka sebelumnya yang sebesar 91,23 % pada tahun 2021.
Tentunya, target eliminasi TBC di NTB tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Perlu adanya dukungan dari para akademisi di bidang kesehatan sebagai fasilitator sekaligus peer educator bagi masyarakat. Hal tersebut direalisasikan oleh tim Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) melalui program penyuluhan, pemberdayaan dan literasi digital dengan tema “Peningkatan Pengetahuan dan Peran Kader dalam Melakukan Skrining Awal Tuberkulosis Melalui teknologi berbasis android TENDANGAN SI CATUR (Tekan Kasus dengan Sistem Informasi Cegah Tuberkulosis) di kota mataram Provinsi NTB” selama 2 hari di Aula Puskesmas Mataram, NTB.
Poin menarik yang disuguhkan oleh tim pengabdi bagi masyarakat di Kota Mataram adalah peluncuran sebuah aplikasi inovatif berbasis android yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi mengenai pencegahan Tuberkulosis (TBC) di Puskesmas Mataram, Nusa Tenggara Barat. Aplikasi ini merupakan langkah konkret dalam upaya FIK UI untuk memerangi penyebaran penyakit yang terkait dengan TBC.
TENDANGAN SI CATUR yang merupakan akronim dari “Tekan Kasus dengan Sistem Informasi Cegah Tuberkulosis” dirancang untuk memberikan akses mudah ke informasi yang akurat dan penting mengenai TBC, gejala, penyebaran, pencegahan, serta langkah-langkah yang harus diambil jika seseorang mencurigai dirinya atau orang lain terkena penyakit ini. Selain itu, TENDANGAN SI CATUR di lengkapi dengan fitur konsultasi dan skrining awal TBC yang terintegrasi dalam satu aplikasi saja.
Dinas kesehatan dan Puskesmas Kota Mataram berkomitmen untuk terus mendukung dan melindungi seluruh masyarakat terutama pasien TBC dengan menetapkan aplikasi TENDANGAN SI CATUR yang usung oleh tim pengabdi FIK UI “Kami sangat mengapresiasi program yang diselenggarakan oleh FIK UI, terlebih program ini merealisasikan harapan kami dalam pemanfaatan teknologi digital berupa aplikasi berbasis android sebagai skrining awal TBC. Selain itu, kami berharap agar stigma terkait TBC yang beredar dimasyarakat tidak meluas dan masyarakat bisa melakukan skirining kesehatan secara mandiri” jelas Chairul Sochib., SKM, selaku Kepala Dinkes Mataram dalam sambutannya.
Selain peluncuran aplikasi, tim pengabdi juga memberikan penyuluhan dan workshop menarik seputar TBC yang disusul dengan materi bagaimana cara berkomunikasi secara efektif terhadap masyarakat guna untuk mencegah stigma yang berkembang dimasyarakat terkait penyakit TB yang dipaparkan oleh Ns. Wiwik Handayani., M.Kep., Sp.Kep.K., kepada 20 Kader Puskesmas Mataram yang memiliki peranan penting terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tempat tinggalnya. Tidak sedikit para kader yang bertanya dan berinteraksi pada saat diskusi. Salah satu peserta workshop, Eka yang merupakan Kader Puskesmas Mataram mengatakan dirinya sangat senang atas kegiatan yang baru pertama kalinya penyuluhan dan workshop terkait teknologi digital yang berupa aplikasi android untuk Kader dan Tenaga Kesehatan. “Saya juga berharap, agar kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan ke depannya dan berkelanjutan, agar dapat meningkatkan pengetahuan kami,” ucap Eka.
“Aplikasi yang di buat oleh Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia sangat mudah di aplikasikan. Sehingga, memudahkan dalam kegiatan skrining awal hanya membawa handphone android saja tanpa perlu menyiapkan berkas lainnya.” tutur, Ns. Lina Yusiani., S.Kep., selaku Penanggung Jawab TBC Puskesmas Mataram.
Dosen Program Studi Keperawatan Dr. Astuti Yuni Nursasi, S.Kp., M.N, menyampaikan kesan yang mendalam dan luar biasa, di peroleh dalam melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat ini. “Saya merasa takjub dan terharu dengan dedikasi atau komitmen kader menjalankan perannya dalam pelacakan kasus TBC dan pendampingan pasien TBC. Saya mengharapkan untuk para Kader selalu bahagia, sehat dan berlimpah berkah ‘Kader Berdaya TB Tiada‘ untuk Puskesmas Mataram semakin solid dalam menjalankan upaya END TB.” jelas Yuni dalam penutupan program ini.
FIK UI senantiasa mendukung pengembangan aplikasi yang mendukung peningkatan literasi kesehatan dengan informasi yang akurat, mudah digunakan, dan dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat. Selain itu, kerja sama dengan pihak berwenang dan penyedia layanan kesehatan lokal juga dapat membantu dalam mencapai tujuan edukasi dan pencegahan TBC yang lebih baik.
Gedung A Lantai 2, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Kampus UI Depok,
Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia.
Jl. Prof. DR. Sudjono D. Pusponegoro, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424, Indonesia.