Kuliah Umum FIK UI: Peran Perawat dalam Memperkuat Ketahanan Pangan, Gizi Masyarakat, dan Menurunkan Angka Stunting

Diposting di:

29 Agustus 2025

Depok, 29 Agustus 2025 – Apa hubungan antara pangan lokal, gizi masyarakat, dan peran perawat? Pertanyaan itu menjadi titik berangkat Kuliah Umum Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) bertajuk “Peran Perawat dalam Memperkuat Ketahanan Pangan, Gizi Masyarakat, dan Menurunkan Angka Stunting” yang digelar di Auditorium Ojo Radiat FIK UI, Jumat (29/8).

Kuliah ini menghadirkan Ahmad Arif, S.Ars., M.Si., jurnalis dan periset Kompas sekaligus co-founder nusantarafoodbiodiversity.org. Dengan pengalaman panjang meliput isu pangan, gizi, dan kesehatan, Ahmad mengajak mahasiswa serta dosen untuk melihat masalah stunting bukan sekadar angka, tetapi kisah nyata di tengah masyarakat.

Dalam paparannya, Ahmad Arif bercerita tentang fenomena di berbagai daerah, seperti Papua Selatan atau Nusa Tenggara Timur, di mana masyarakat kaya akan sumber daya pangan lokal, namun justru mengalami gizi buruk dan stunting. Penyebabnya sederhana: pola konsumsi bergeser ke makanan instan, beras, atau gandum, sementara pangan lokal yang bergizi mulai ditinggalkan.

“Banyak anak-anak tumbuh dengan nasi kosong (kebiasaan memakan nasi tanpa lauk dan sayur) dan mie instan. Padahal leluhur mereka punya beragam sumber pangan kaya gizi. Di sinilah perawat bisa hadir, bukan hanya sebagai tenaga kesehatan di klinik, tapi juga sebagai pendidik masyarakat,” ujarnya.

Ahmad Arif menekankan pentingnya menghidupkan kembali budaya pangan lokal. Dari sagu di Papua, jagung di NTT, hingga umbi-umbian di Jawa, semua punya potensi untuk menjaga anak-anak Indonesia tetap sehat dan terbebas dari stunting.

Kuliah umum ini membuka perspektif baru: perawat bukan hanya penyedia layanan medis, tetapi juga agen perubahan sosial. Perawat dapat menjadi jembatan antara ilmu kesehatan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.

“Perawat punya kedekatan langsung dengan masyarakat. Mereka bisa membantu keluarga memahami bahwa menjaga gizi anak bukan soal makanan mahal, tapi soal memanfaatkan apa yang ada di sekitar mereka,” kata Ahmad.

Dekan FIK UI, Prof. Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati, S.Kp., MARS., menegaskan bahwa kuliah umum ini adalah bagian dari upaya FIK UI memperluas wawasan mahasiswa dan dosen tentang kesehatan masyarakat. “Ketahanan pangan dan stunting bukan hanya masalah pemerintah, tapi masalah kita semua. FIK UI ingin membekali perawat agar punya perspektif lebih luas, sehingga bisa memberi solusi yang relevan bagi masyarakat,” ungkapnya.

Stunting sering kali terdengar sebagai istilah teknis dalam laporan kesehatan, tetapi sesungguhnya itu adalah wajah nyata anak-anak Indonesia yang tumbuh tidak optimal. Dengan kuliah ini, FIK UI berupaya membumikan isu tersebut agar lebih mudah dipahami, sekaligus menekankan peran penting perawat dalam memperkuat ketahanan pangan keluarga.

Bagikan artikel ini:

id_ID