FIK UI Dorong Keadilan Kesehatan Jiwa Lewat Seminar Internasional: Pembiayaan Adil, Akses Merata

Diposting di:

4 Agustus 2025

Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mental, kenyataan di lapangan masih jauh dari harapan. Banyak individu dengan gangguan kesehatan jiwa di Indonesia terpaksa menunda atau bahkan tidak mendapat bantuan yang tepat—bukan karena kurangnya kebutuhan, tetapi karena biaya yang tinggi, stigma sosial, dan terbatasnya akses layanan dasar. Menyikapi tantangan ini, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI), melalui kerja sama dengan Nursing Training Center (NTC), STAND Indonesia, dan University of Manchester, menggelar Seminar Internasional Hybrid bertajuk “Health Financing and Mental Health Equity” pada Selasa, 30 Juli 2025.

Seminar ini menjadi wadah penting untuk membahas strategi pembiayaan layanan kesehatan jiwa yang adil dan berkelanjutan—isu yang semakin relevan di tengah meningkatnya beban masalah kejiwaan pascapandemi, tekanan ekonomi, dan perubahan sosial.

“Ketimpangan dalam pembiayaan kesehatan jiwa bukan sekadar persoalan teknis, tapi persoalan struktural yang berdampak pada hak dasar masyarakat. Forum ini menjadi ruang untuk merumuskan solusi berbasis kolaborasi dan bukti ilmiah,” ujar Dr. Sigit Mulyono, Kepala Nursing Training Center FIK UI, saat membuka acara.

Hadir lebih dari 70 peserta, baik secara luring di Kampus FIK UI maupun daring via Zoom, terdiri dari mahasiswa, dosen, peneliti, serta tamu dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI. Suasana diskusi berlangsung hangat dan inklusif, memperkuat komitmen bersama untuk menciptakan layanan kesehatan jiwa yang berpihak pada masyarakat.

Tiga pembicara dari University of Manchester menyampaikan paparan berdasarkan hasil riset mereka:
– Dr. Asri Maharani menyoroti kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan layanan jiwa di Indonesia, serta dampaknya terhadap masyarakat miskin dan kelompok rentan.
– Dr. Laura Anselmi membahas pentingnya alokasi sumber daya yang adil dan efisien, termasuk model pembayaran berbasis keadilan bagi penyedia layanan.
– Dr. Jon Gibson memaparkan bagaimana gangguan kesehatan mental menyebabkan hilangnya produktivitas nasional dan berdampak langsung pada ekonomi negara.

Diskusi dipandu oleh Prof. Herni Susanti atau yang akrab disapa Prof. Santi, Guru Besar Keperawatan Jiwa FIK UI, yang menegaskan bahwa kesehatan jiwa harus menjadi layanan utama dalam sistem kesehatan nasional, bukan hanya tambahan. Ia menekankan bahwa reformasi pembiayaan kesehatan jiwa perlu dimulai dari keberpihakan pada masyarakat, terutama kelompok yang selama ini belum terdengar suaranya.

“Jika kita ingin masyarakat yang sehat dan produktif, maka kesehatan mental harus dijamin sejak dari layanan dasar. Ini adalah investasi sosial, bukan beban,” ujar Prof. Santi.

Melalui seminar ini, FIK UI kembali menegaskan posisinya sebagai institusi pendidikan tinggi yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga berorientasi pada dampak sosial. Dengan pendekatan lintas disiplin dan berbasis bukti, FIK UI mendorong pengembangan kebijakan yang inklusif, adil, dan solutif bagi masalah nyata yang dihadapi masyarakat.

Kegiatan ini sekaligus memperluas jejaring global, membuka ruang kolaborasi baru antara akademisi, pembuat kebijakan, dan tenaga kesehatan, serta memperkuat kapasitas nasional untuk mewujudkan sistem pembiayaan kesehatan jiwa yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat Indonesia.

Bagikan artikel ini:

id_ID