Pada tanggal 27 November 2023, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) bersuka cita atas prestasi mahasiswinya, Maria Vianny, yang berhasil meraih predikat Runner Up II Duta Mangrove Indonesia 2024. Prestasi ini menandai kontribusi luar biasa Vianny dalam pelestarian mangrove dan lingkungan. Dalam wawancara, Vianny membagikan motivasinya menjadi Duta Mangrove Indonesia. Keinginannya untuk berdampak positif, tidak hanya pada dirinya sendiri dan orang lain, tetapi juga pada lingkungan, sejalan dengan metaparadigma keperawatan yang menekankan keselarasan antara manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan. Vianny menyoroti ancaman kerusakan mangrove yang berasal dari aktivitas manusia.
Sebagai langkah awal, Vianny mendorong pengelolaan sampah yang bijak dengan prinsip reduce, reuse, dan recycle. Ancaman terhadap mangrove menjadi poin penting dalam perjalanannya. “Salah satu langkah awal yang dapat saya, anda, dan kita lakukan secara konkret dalam pelestarian mangrove yaitu membuang dan mengelola sampah secara bijak dengan menerapkan prinsip reduce, reuse, dan recycle,” ujar Vianny.
Sebagai Duta Mangrove Indonesia, misi utama Vianny adalah mengembangkan penelitiannya menjadi produk olahan yang bermanfaat, terutama dalam menemukan obat-obatan berbahan dasar mangrove. Fokus pada keberlanjutan dan pemanfaatan mangrove menjadi produk berkelanjutan menjadi bagian integral dari visinya.
“Sebagai penerapan prinsip sustainability, saya ingin mengembangkan research project menjadi produk olahan yang bermanfaat bagi kesehatan, terkhusus pada penemuan obat-obatan berbahan dasar mangrove,” ungkap Vianny.
Pentingnya melibatkan masyarakat dalam upaya pelestarian mangrove menjadi salah satu sorotan utama Vianny. Melalui komunitas Yayasan Mangrove Indonesia Lestari atau mangrovejakarta.id, Vianny dan timnya aktif melibatkan masyarakat melalui berbagai kegiatan. Ini termasuk penanaman bibit mangrove, edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, dan kerja sama dalam mengelola produk olahan mangrove.
“Langkah konkret yang masyarakat dapat lakukan yaitu melakukan penanaman bibit mangrove, menjaga kebersihan pesisir, tidak membuang sampah sembarangan, dan mengelola ekosistem mangrove menjadi ekowisata,” ungkapnya.
Vianny dengan tegas menyampaikan nilai ekologis hutan mangrove dan peran kritisnya dalam menjaga keseimbangan ekosistem di Indonesia. Dalam ekosistem mangrove, Vianny melihat fungsi vital sebagai habitat bagi fauna, penyerap karbon untuk mengatasi perubahan iklim, penunjang kehidupan dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya, pencegahan abrasi, dan perlindungan terhadap gelombang laut.
“Nilai ekologis hutan mangrove merujuk pada manfaat dan peran yang dimainkan oleh ekosistem mangrove dalam menjaga keseimbangan lingkungan alam baik di darat, perairan, dan udara serta mendukung berbagai kehidupan di daerah pesisir,” jelasnya.
Vianny juga tidak menutup mata terhadap tantangan utama dalam upaya pelestarian mangrove, terutama seiring semakin sempitnya kawasan mangrove akibat alih fungsi lahan. Vianny berpendapat bahwa pemanfaatan kawasan mangrove harus lebih berkelanjutan, dengan memperhatikan kelestarian mangrove. Model silvofishery dan penguatan regulasi mengenai permukiman di kawasan mangrove menjadi langkah strategis untuk mengatasi tantangan ini.
“Tantangan terbesar yang dihadapi salah satunya yaitu semakin sempitnya kawasan mangrove karena alih fungsi lahan menjadi permukiman penduduk dan pembangunan tambak,” ungkapnya.
Dalam pandangannya, partisipasi masyarakat memiliki peran krusial dalam pelestarian mangrove. Vianny mengajak masyarakat untuk terlibat aktif melalui penanaman bibit mangrove, menjaga kebersihan pesisir, tidak membuang sampah sembarangan, dan mendukung ekowisata mangrove. Kesadaran dan peran masyarakat sekitar dianggap sebagai pilar utama dalam upaya rehabilitasi mangrove.
“Partisipasi masyarakat berperan penting dalam pelestarian hutan mangrove sebagai sarana pengurangan risiko bencana serta pelaksana kegiatan rehabilitasi,” katanya.
Maria Vianny juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada FIK UI yang selalu memberikan dukungan dan pengertian. Ia menyebut FIK UI sebagai tempat di mana ia bertumbuh dan berkembang. “FIK UI merupakan sebuah tempat saya bertumbuh dan berproses dari sebuah bibit kecil hingga berkembang menjadi tunas muda yang akan terus bertumbuh dan berdaya guna bagi semua orang,” ucapnya.
Harapan Vianny untuk FIK UI adalah mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan melalui program pengabdian masyarakat, kolaborasi dengan berbagai mitra peduli lingkungan, dan memberikan edukasi untuk menumbuhkan awareness masyarakat.
FIK UI, sebagai wadah pengembangan dan penerapan ilmu keperawatan, merasa bangga terhadap pencapaian Maria Vianny. “Keberhasilan Maria Vianny sebagai Duta Mangrove Indonesia bukan hanya kebanggaan bagi FIK UI, namun juga merupakan teladan bagi mahasiswa lainnya untuk berkontribusi dalam pelestarian lingkungan,” ungkap Agus Setiawan, selaku Dekan FIK UI.
Maria Vianny, sebagai Duta Mangrove Indonesia, menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam upaya pelestarian mangrove. Dengan fokus pada inovasi produk berkelanjutan, keterlibatan aktif masyarakat, dan kesadaran akan tantangan yang dihadapi, Vianny memberikan teladan bagi mahasiswa dan masyarakat untuk berkontribusi dalam menjaga lingkungan.
Keberhasilannya juga mencerminkan pentingnya peran universitas dalam membimbing dan memberikan dukungan kepada mahasiswa untuk berprestasi di tingkat nasional. Melalui kisah Maria Vianny, FIK UI menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan mahasiswa sebagai agen perubahan yang peduli lingkungan dan kesejahteraan sosial.
Gedung A Lantai 2, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Kampus UI Depok,
Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia.
Jl. Prof. DR. Sudjono D. Pusponegoro, Kampus UI Depok, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424, Indonesia.