Anemia merupakan salah satu masalah defisiensi zat besi yang dapat menyerang sejak usia anak-anak dan berlanjut sampai usia dewasa, terutama pada perempuan. Anemia rentan terjadi pada remaja putri yang tergolong ke dalam kelompok usia produktif. Di Indonesia, sekitar 50% dari remaja terbiasa untuk tidak sarapan dan kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Oleh sebab itu, remaja di Indonesia mudah terkena anemia. Defisiensi zat besi, selain menimbulkan anemia, juga dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, misalnya: gangguan terhadap sistem neuromuskular yang mengakibatkan gangguan kapasitas kerja, gangguan terhadap proses mental dan kecerdasan, serta ganggguan imunitas dan ketahanan terhadap infeksi. Selain itu, anemia pada remaja putri sangat berkaitan dengan kesehatan reproduksi dan akan sangat berbahaya saat hamil, berpotensi melahirkan bayi prematur, serta kematian ibu dan anaknya saat melahirkan.
Berdasarkan hal tersebut, Departemen Keperawatan Anak FIK UI bekerjasama dengan Ikatan Perawat Anak Indonesia (IPANI) mengadakan kegiatan Pengabdian Masyarakat (Pengmas) yang bertujuan untuk mendeteksi secara dini anemia (Hb <12mg/dl) pada mahasiswi UI. Target sasaran kegiatan pengmas yang dilaksanakan pada Selasa, 30 Agustus 2016 di Asrama Mahasiswa UI Depok tersebut adalah para mahasiswi UI yang merupakan calon ibu dan penting untuk mengetahui fungsi haemoglobin bagi kesehatan.
Hasil deteksi dini menunjukkan bahwa sekitar 18,75% (21 dari 89 orang) mahasiswi UI terdeteksi anemia. Pemeriksaan haemoglobin menggunakan Quick-Check yang dianggap akurat dan reliabel. Mahasiswi yang hadir sekitar 112 orang dan yang mengikuti pemeriksaan haemoglobin sebanyak 89 orang sedangkan yang 23 orang tidak melakukan pemeriksaan karena beberapa alasan. Adapun variasi mahasiswa yang hadir mayoritas berasal dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) sebanyak 22,3%, disusul Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam (FMIPA) sebanyak 19,6%, kemudian FIK sebanyak 12.5%.
Ketua Departemen Keperawatan Anak FIK UI, Dr. Nani Nurhaeni berharap dengan diberikannya edukasi kesehatan kepada para mahasiswi, dapat meningkatkan pengetahuan mereka mengenai penanganan anemia serta dampaknya terhadap prestasi belajar. Dari hasil pemaparan mahasiswi yang mengikuti kegiatan pengmas, kegiatan tersebut dianggap bermanfaat sebagai deteksi dini dan menambah wawasan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan. Para peserta berharap agar kegiatan semacam ini dilaksanakan secara rutin bagi mahasiswi baru. Selain itu, mereka juga memberi saran agar kegiatan donor darah dan pembagian zat besi bagi mahasiswi semakin diperbanyak.