Kegiatan pertukaran pengetahuan dan budaya ke luar negeri ternyata tidak hanya untuk mahasiswa saja. Terdapat kegiatan pertukaran tenaga kependidikan ke luar negeri untuk bertukar informasi mengenai sistem pendidikan lokal beserta budayanya, menambah pengetahuan, dan kemampuan tenaga kependidikan dari berbagai belahan dunia. Firman Amirulloh S.Kep., merupakan Staf tenaga kependidikan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) yang berkesempatan mengikuti Erasmus International Staff Week yang diadakan oleh Erasmus+ Foundation ke Romania, Eropa Timur.
Firman adalah staf tenaga kependidikan di Program Studi Sarjana Ners FIK UI. Firman bertugas memfasilitasi semua kebutuhan mahasiswa S1 dan Ners terkait dengan banyak hal, misalnya lahan praktik, perkuliahan, izin penelitian, transfer kredit, dan kegiatan lain seperti kepaniteraan, angkat sumpah perawat, promosi doktor, dan lain-lain.
Firman menjelaskan bahwa awal mulanya Universitas Indonesia memberikan informasi kepada seluruh fakultas bahwa terdapat kegiatan staff exchange. Setelah itu, Firman tertarik untuk mendaftar dengan membuat proposal berisi project plan mengenai project yang dapat dikembangkan untuk memajukan fakultas. Firman terpilih sebagai satu-satunya tenaga kependidikan yang lolos. Terdapat waktu kurang lebih selama 2 bulan untuk mempersipkan dokumen-dokumen dan finansial yang dibutuhkan untuk berangkat ke Romania. Selama proses persiapan, Firman menyebutkan bahwa ada banyak bantuan dan dukungan dari rekan profesi dan dosen dari FIK UI.
“Awal mulanya itu UI memberikan informasi kepada seluruh fakultas ada kegiatan staff exchange. Saya membuat proposal yang isinya project plan. Alhamdulillah dari UI, yang terpilih hanya saya. Datang pandemi, kegiatannya jadi ditunda. Saya follow-up terus. Di bulan Februari baru saya dikabari kalo saya diikutsertakan kegiatan Erasmus+ ke Romania di West University of Timișoara.”
Erasmus+ International Staff Week merupakan kegiatan yang memberikan kesempatan bagi staf pendidikan tinggi dan lembaga penelitian untuk belajar dengan mentransfer informasi atau pengetahuan teknis dalam lembaga mitra, sehingga memperoleh keterampilan praktis untuk diterapkan dalam pekerjaan mereka saat ini dan relevan untuk pengembangan diri profesional. Kegiatan ini menunjukan bahwa tidak hanya mahasiswa, tetapi dosen dan staf perlu lebih dibekali dengan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan dalam masyarakat yang dinamis, semakin mobile, multikultural dan digital. Program ini mendukung visi tersebut melalui pembelajaran seumur hidup, dengan pengembangan pendidikan yang profesional dan melibatkan orang-orang dalam pendidikan di Eropa dan sekitarnya. Erasmus+ pada tahun 2022 melebarkan sayap dengan mengundang negara-negara non-Eropa dalam kegiatan ini, misalnya ada Afrika, Brazil, Amerika, dan Australia. Secara total, Erasmus+ International Staff Week 2022 diikuti 20 negara dengan total kurang lebih 100 peserta dari perwakilan berbagai negara.
Firman memaparkan bahwa kegiatan yang dilakukan selama mengikuti Erasmus+ International Staff Week di West University of Timișoara terdiri dari sharing experience mengenai cara menciptakan instansi pendidikan agar bisa lebih maju di dunia internasional. Selain itu terdapat materi-materi yang dapat menunjang kinerja tenaga kependidikan, misalnya cara mengelola stres dan menguatkan networking. Dalam kegiatan ini juga ada FGD (Focus Group Discussion) terkait dengan studi kasus yang diberikan pihak penyelenggara dan para peserta mendiskusikan pemecahan masalahnya. Selain itu ada presentasi dari perwakilan negara-negara yang ikut serta dalam kegiatan ini.
Setelah pulang ke Indonesia, Firman ingin mengimplementasikan ilmu baru yang didapatkan disana. Khususnya di bidang networking, Firman ingin memperkuat hubungan luar negeri FIK UI dan memperkenalkan FIK UI ke dunia. Dari sisi personal, seminar yang dilakukan di Romania membantu Firman dalam mengelola stres dan melakukan brainstorming.
Kegiatan staff exchange sangat penting untuk dikembangkan dan semakin diperbanyak kesempatannya. Alasannya karena kegiatan seperti ini dapat meningkatkan kualitas tenaga kependidikan di Indonesia. tenaga kependidikan perlu diberikan peluang untuk mencari ilmu-ilmu baru dari luar negeri. Apalagi nawacita pendidikan tinggi, khususnya Universitas Indonesia, ingin menjadikan kampus go internasional.
“Kesannya adalah saya tidak akan berhenti disini. Prinsip hidup saya “The best way to find yourself is to lose yourself in the service of others.” Saya akan menularkan apa yang saya dapat kepada temen tendik lain agar bisa lebih melek terkait peningkatan skill tendik agar bisa berperan secara institusi, nasional, dan internasional. Saya juga sekarang sedang persiapan untuk ikut kegiatan pelatihan tendik ke Amerika. Saat ini saya sedang menyiapkan essay. Saya ingin tetap menginspirasi dan lebih percaya diri bahwa tendik juga dapat berperan secara profesional untuk ikut serta memajukan kualitas pendidikan di Indonesia.”
Peluang kegiatan seperti ini akan selalu ada bagi siapa saja yang berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan soft skill di lingkup institusi, nasional, maupun internasional. Caranya dengan secara rajin mencari informasi dari dalam dan luar negeri, misalnya melalui website dari perguruan tinggi atau asosiasi yang ada di dalam dan luar negeri, serta bisa juga mengecek media informasi dari embassy.
