Demensia dewasa ini bukan hanya terjadi pada usia lanjut, namun juga usia muda. Seseorang yang mengalami demensia, akan mengalami penurunan fungsi kognitif yang menyebabkan kemunduran kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan kehilangan memori, perubahan suasana hati, masalah dengan komunikasi dan penalaran. Demensia sendiri memiliki beberapa bentuk menurut penyebabnya. Salah satu bentuk demensia yang umum adalah Alzheimer yang merupakan 50 hingga 60 persen dari semua kasus demensia.
Data dari WHO dan Alzheimer‘s Disease International (ADI) pada tahun 2012 melaporkan, di seluruh dunia diperkirakan 35,6 juta orang hidup dengan demensia Alzheimer. Jumlah ini diperkirakan menjadi dua kali pada tahun 2030 dan tiga kali atau sekitar 115 juta orang pada tahun 2050. WHO pun turut memperkirakan jumlah kasus Alzheimer di Indonesia mencapai 1 juta orang pada tahun 2011, namun kondisi ini dapat terus bertambah seiring berjalannya waktu serta peningkatan umur harapan hidup masyarakat Indonesia.
Informasi mengenai Alzheimer pun masih belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya masyarakat yang belum melaporkan kondisinya karena sedikitnya informasi mengenai tanda dan gejala Alzheimer. Informasi mengenai tanda, gejala, penanganan, serta perawatan keluarga dengan Alzheimer penting untuk diberikan kepada masyarakat. Selain melalui penyuluhan, penyampaian informasi tersebut dapat dilakukan melalui media film yang mengangkat tema Alzheimer, seperti “Still Alice.”
“Still Alice” bercerita tentang perjuangan Alice dalam menghadapi perubahan drastis kehidupannya setelah didiagnosis mengidap Alzheimer. Alice adalah seorang profesor linguistik terkenal di Columbia University. Ketika Alice mulai melupakan beberapa kata saat memberikan kuliah dan tersesat saat lari pagi hariannya, Alice harus berhadapan langsung dengan diagnosis penyakit Alzheimer dini. Alice yang dikenal dengan semangatnya, kini harus bertahan dengan kondisinya yang semakin menurun dan menggunakan waktu yang tersisa sebaik mungkin dengan keluarganya.
Kisah perjuangan Alice dan keluarganya dengan Alzheimer tersebut dapat memberikan gambaran secara nyata terhadap dampak Alzheimer terhadap pengidap maupun keluarga atau orang terdekat. Banyak pelajaran yang diperoleh dari kisah perjuangan Alice, dari caranya menyikapi dan bertahan dengan kondisinya hingga semangatnya untuk tetap menikmati kehidupan, serta menjadi istri dan ibu dalam keluarga. Perjuangan melawan Alzheimer bukan hanya sebatas antara pengidapnya saja, namun perjuangan melawan Alzheimer juga merupakan perjuangan keluarga dan orang terdekat pengidap. Dukungan keluarga dan orang terdekat dalam menyikapi Alzheimer menjadi hal utama yang dibutuhkan pengidap Alzheimer untuk mendapatkan kualitas hidup.
Sumber:
http://padk.kemkes.go.id/
Still Alice (2014) oleh Richard Glatzer dan Wash Westmoreland
