Program Doktor Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia kembali melaksanakan ujian terbuka promosi doktor, pada kesempatan ini Siti Badriah bertanggungjawab mempertahankan disertasinya yang berjudul Efektifitas Model Keperawatan Keluarga Peka Budaya Sunda Meningkatkan Perilaku dan Dukungan Keluarga dalam Pengendalian Gula Darah Lansia DM di Jawa Barat. Eko Winarto berhasil mempertahankan disertasinya dan resmi menyandang gelar doktor di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Keberhasilan pembangunan yang dicapai oleh pemerintah Indonesia sekarang ini telah berdampak pada peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) yang berbanding lurus dengan peningkatan populasi lansia. Meningkatnya populasi lansia berimplikasi terhadap munculnya berbagai masalah kesehatan, salah satunya Diabetes Mellitus (DM).
Peningkatan komplikasinya DM yang paling utama disebabkan oleh pola prilaku yang tidak mendukung terhadap pengelolaan DM yang baik. Pola prilaku yang muncul merupakan cerminan dari nilai dan keyakinan budaya yang di anut, seperti halnya pada budaya Sunda yang sangat menjunjung tinggi nilai orang tua seperti tertuang dalam ungkapan indung tunggul rahayu bapa tangkal darajat (ibu sebagai sumber keselamatan dan bapak sumber kesuksesan). Tingginya nilai orang tua, telah menjadikan keluarga-keluarga pada masyarakat Sunda di Tasikmalaya cenderung memanjakan orang tua dan menuruti semua keinginan orang tua sebagai bentuk patuh dan taat terhadap orang tua walaupun hal tersebut berisiko meningaktkan gula darah. Pola prilaku tersebut jika diterapkan pada orang tua yang sehat tentu akan berdampak sangat baik, akan tetapi berdampak sebaliknya jika diterapkan pada keluarga dengan lansia DM. Melihat fenomena tersebut maka diperlukan mengembangkan model keperawatan keluarga yang bebasis pendekatan pada budaya Sunda, untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dari diabetes. Model keperawatan keluarga peka budaya Sunda ini merupakan model pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan perilaku dan dukungan keluarga dalam pengendalian gula darah pada lansia DM yang mengintegrasikan teori Trancultural nursing, family centre nursing, budaya Sunda silih asah, silih asih dan silih asuh (saling mengasah, mengasihi dan mengasuh), serta penatalaksanaan DM yang meliputi perencanaan makan, aktifitas fisik dan pengendalian stres.
Model ini diterapakan pada keluarga dengan lansi DM di Kota Tasikmalaya yang bersuku Sunda untuk mengganti (restrukturisasi) dan mengubah (negosiasi) kebiasaan keluarga dan lansia yang bertentangan dengan upaya pengendalian gula darah serta mempertahankannya kebiasaan keluarga dan lansia sudah baik, melalui tahapan transformasi pengetahuan tentang perawatan pada lansia DM dari perawat kepada kader dan keluarga (silih asah), melakukan pendampingan pada keluarga melalui kegiatan kunjungan rumah (silih asuh) dan memberikan dukungan, memonitor, melakukan evaluasi terhadap keluarga dalam upaya perawatan kesehatan lansia di rumah (silih asih).
Penerapan model dilakukan selama 6 bulan dan terbukti efektif juga dalam meningkatkan perilaku dan dukungan keluarga dalam merawat lansia DM serta berhasil menurunkan kadar gula darah sebesar 76,85 mg/dl pada 3 bulan pertama setelah intervensi dan 49,46 mg/dl pada 6 bulan setelah Intervensi. Hal tersebut menunjukkan bahwa model keperawatan keluarga peka budaya Sunda ini dapat dijadikan sebagai salah satu pola pendekatan dalam penanganan penderita dengan diabetes mellitus. Harapannya model ini bisa direplikasi pada berbagai budaya di Indonesia sehingga dapat membantu upaya pemerintah dalam menurunkan proporsi/angka kematian penduduk yang disebabkan oleh diabetes hingga 3% sampai dengan tahun 2019, seperti yang tertuang dalam indikator NAWACITA yang ke-5.
