Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran bekerjasama dengan Universitas Muhammmadiyah Yogyakarta mengadakan simposium tingkat Nasional dengan tema “Multi-Profession Scientific Series in The Management of Covid-19 in Indonesia : Lessons From RSDCWAK”. Tujuannya sebagai pertemuan ilmiah dalam rangka refleksi dan forum diskusi ilmiah multiprofesi dengan latar belakang perjuangan melawan pandemi Covid-19.
Kegiatan ini merupakan kegiatan simposium yang melibatkan multiprofesi dengan berbagi pengalaman dalam penanganan pandemi Covid-19. Terdapat berbagai rangkaian kegiatan, diantaranya webinar dan oral presentasi dengan berbagi pengalaman terkait hasil penelitian atau temuan yang bermakna ketika melakukan kegiatan penanganan Covid-19. Dalam kegiatan oral presentasi terdapat 31 presentan yang membagikan temuan dan pengalamannya dalam penanganan Covid-19. Selain itu juga terdapat kompetisi abstrak dan oral presentasi. Kegiatan symposium tersebut dibagi ke dalam beberapa topik diantaranya Nursing and Health Informatics, Medicine, Health Services Management, dan Public Health & Policy.
Syamikar Baridwan Syamsir selaku perwakilan dari prodi Spesialis Keperawatan Komunitas Fakutas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) mengikuti perlombaan Oral Presentasi secara individu. Syamikar mempresentasikan hasil penelitian tesisnya dengan judul “Keterlibatan Kader Kesehatan dalam Merespon Pandemi Covid-19 di Kota Makassar: Sebuah Studi Kualitatif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer”. Dari 31 presentan dari berbagai disiplin ilmu kesehatan yang memaparkan hasil temuan dalam penanganan Covid-19, Syamikar mendapatkan juara 2 untuk kategori Best Oral Presentation.
Syamikar menjelaskan bahwa latar belakang dari penelitian tersebut adalah munculnya sebuah virus bernama Covid-19 yang secara epidemiologi dideteksi dari kota Wuhan, China dengan gejala gangguan pernapasan. Seiring berjalannya waktu virus ini terus meningkat secara eksponensial dengan tingkat fatality rate yang terus bertambah dan menyebar dengan sangat cepat ke seluruh dunia sehingga WHO menetapkan Covid-19 ini sebagai Pandemi Global. Sejak WHO menetapkan Covid-19 sebagai pandemi Global dengan segala kebijakan proteksinya, seperti lockdown, social distancing, dan stay at home, secara dramatis juga membawa dampak pada semua aspek kehidupan, terlebih pada sistem pelayanan kesehatan lebih khusus pada pelayanan kesehatan primer yang merupakan garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat. Meskipun Kemenkes telah menghimbau agar layanan kesehatan primer tetap menjadi prioritas di masa pandemi Covid-19 dengan menjaga keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan penanganan pandemi dan pemenuhan pelayanan kesehatan esensial, tetapi kenyataannya pandemi Covid-19 membawa dampak pada pelaksanaan layanan kesehatan primer khususnya di Puskesmas tidak hanya di level nasional saja, tetapi juga di level Global.
Di Indonesia, beberapa studi menunjukkan bahwa Posyandu mengalami penundaan, pengurangan waktu pendaftaran pasien, perubahan alur pelayanan, penurunan jumlah pasien / pengunjung. Sehingga dibutuhkan strategi yang optimal untuk mengendalikan pandemi Covid-19. Partisipasi aktif dari masyarakat menjadi kunci untuk pencegahan penyebaran wabah Covid-19. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan Covid-19, dimana kader memiliki tugas dalam upaya promotif dan preventif. Namun belum banyak studi yang Syamikar temukan mengenai keterlibatan kader kesehatan dalam merespon Pandemi Covid-19 di Indonesia. Oleh karena itu, tujuan penelitian tesis ini adalah mencoba mengeksplorasi pengalaman kader kesehatan yang terlibat dalam penanganan dan pengendalian Covid-19.
Syamikar memaparkan bahwa urgensi gagasan yang ia buat adalah kita sebagai mahasiswa ataupun praktisi bidang kesehatan bisa lebih memahami fenomena pandemi Covid-19 secara holistik dengan melihat semua aspek. Artinya, pandemi Covid-19 tidak hanya berada dalam lingkup seberapa bahaya virus dan seberapa cepat penyebarannya, tetapi juga terkait bagaimana bentuk penanganannya.
“Menurut saya, berbicara tentang penanganan pandemi tentu tidak terlepas dari seberapa besar keterlibatan SDM-nya. Kader kesehatan sebagai SDM di level komunitas yang sering disebut sebagai “perpanjangan tangan” Puskesmas juga memiliki peran yang vital dan ikut berkontribusi dalam penanganan pandemi Covid-19 di tatanan layanan kesehatan primer.”
Oleh karena itu, penelitian ini berguna untuk mendapatkan informasi yang mendalam terkait keterlibatan kader kesehatan dalam penanganan pandemi Covid-19 di komunitas. Wawasan dari sebuah pengalaman keterlibatan kader yang diperoleh melalui studi yang dilakukan Syamikat dapat membantu menginformasikan kepada perawat komunitas untuk menyusun strategi dan langkah intervensi yang spesifik sesuai kebutuhan yang tepat sasaran dalam upaya peningkatan kapasitas kader kesehatan sehingga dapat meningkatkan peran dan kinerja kader kesehatan secara maksimal di komunitas.
Dalam mempersiapkan kompetisi oral persentasi ini, Syamikar mempelajari ketentuan dan panduaan terkait pelaksanaan simposium, menyiapkan materi presentasi sesuai scope yang telah ditetapka, kemudian menyusun materi presentasi sesuai panduan yang ditetapkan, dan melakukan latihan presentasi sehari sebelum jadwal kegiatan pelaksanaan oral presentation.
“Kesan saya mengikuti kegiatan symposium ini tentu sangat senang dan bangga karena bisa membawa nama FIK UI untuk memaparkan hasil temuan penelitian yang kami lakukan melalui kegiatan simposium nasional yang diikuti oleh multi profesi kesehatan. Saya juga tidak menyangka bisa terpilih menjadi juara ke-2 kategori Best Oral Presentation karena sejujurnya ini pertama kali ikut kegiatan oral presentasi. Saya hanya bisa mempersiapkan dengan baik segala sesuatunya yang mendukung agar saya bisa tampil secara maksimal.”
Syamikar berpesan bahwa harapannya setelah kegiatan ini mahasiswa dan praktisi kesehatan dapat semakin giat untuk berkarya dan berkontribusi kepada masyarakat dengan lebih produktif dalam melaksanakan kegiatan yang mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
